Part 11

9K 732 74
                                    

Happy Reading...

.

.

.

🌷🌷🌷

Rafaila turun dari motor besar Sahityo. Ia menyerahkan bekal yang sudah dibuatnya. Selama perjalanan tadi Sahityo tidak banyak berbicara. Saat Sahityo ingin masuk ke kelasnya. Rafaila menahan lengan Sahityo.

"Kamu kenapa, Tyo?" tanya Rafaila lembut. Ia menatap Sahityo dan tersenyum menenangkan.

"Enggak apa-apa, Bu," jawab Sahityo pelan. Ia menundukkan kepalanya.

"Cerita sama Ibu, jangan di pendam, enggak apa-apa, Ibu akan jadi pendengar yang baik untuk kamu, Tyo."

"Aku kadang suka kesel sama Ayah, Bu," kata Sahityo menghembuskan napas kesalnya. Ia membalikan badan menghadap ke jalanan. Menaruh kedua tangannya di pinggang.

"Kesel kenapa?" tanya Rafaila mengkerutkan dahinya melihat punggung lebar Sahityo.

"Kalau pacarnya datang ke rumah tuh Bu, sering banget mesra-mesraan enggak lihat tempat," keluh Sahityo.

"Terus?"

"Kan, aku pengen Buuu," rajuk Sahityo membalikan badannya melihat Rafaila dengan tampang memelas. "Aku kan jomblo, Bu," sambungnya.

Mendengar penuturan Sahityo raut wajah Rafaila langsung berubah datar.
Secara refleks Rafaila memukul lengan Sahityo keras. Membuat Sahityo berteriak.

Rafaila ingin berkata kasar tapi tidak mungkin karena ia ada di lingkungan sekolah. Sambil menggerutu Rafaila meninggalkan Sahityo yang masih merasa kesakitan.

"Badannya aja kecil tapi pas mukul kaya kuli," gerutu Sahityo. Ia mulai mengejar langkah Rafaila. "Buuuu! Mau dengar lagi enggak?" sambung Sahityo berteriak.

"Enggaaakkk!" jawab Rafaila dan mempercepat langkahnya ke ruang guru.

Anak sama Bapak sama aja jahilnya.

Rafaila menekuk wajahnya kesal karena ulah jahil Sahityo.

*********

Di lain tempat.

Satria yang tadi di tinggal Sahityo dan Rafaila pergi ke sekolah. Mulai merasa jengkel oleh kelakuan Nadine. Ia menyentak tangan Nadine yang melingkar di bahunya. Satria juga bangkit dari duduk.

"Apa-apaan itu tadi?" desis Satria yang mulai terpancing emosi. Ia mulai kesal dengan kelakuan Nadine yang tidak tahu malu.

"Loh, kamu kenapa marah, sih, Sayang? Biasanya juga enggak apa-apa," rajuk Nadine dengan raut wajah yang di buat imut.

"Anak saya sudah remaja, Nad, tidak pantas kalau kamu terus-terusan bersikap seperti itu, saya sudah sering bilang kan? Malah berkali-kali."

"Alah, anak kamu udah remaja, pasti udah biasa lah lihat kaya gitu, dia juga punya teman yang punya pacar, dapat dipastikan udah biasa lihat temannya mesra-mesraan sama pacarnya," elak Nadine sambil melihat cat kukunya yang berwarna merah dan terpotong rapih.

Satria yang mendengar perkataan Nadine seketika membuat kepalanya pusing. Satria membalikan badan dengan tangan yang satu berada di pinggang dan yang satu lagi berada di keningnya. Ia merasakan ada tangan halus mengusap punggungnya lembut dan sesuatu yang terasa kenyal ada di punggungnya. Satria menolehkan wajahnya. Ia melihat wajah Nadine yang tersenyum menggoda.

"Sayang, kok, sekarang kamu enggak pernah mampir ke apartemen aku sih?" rajuk Nadine manja. Jemari lentik Nadine mengusap dada bidang Satria dengan sensual.

Kesandung Cinta Duda ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang