Part 2

13.3K 1.1K 36
                                    

Hai 👋👋
Untuk pembaca baru sabar ya nunggu UPnya, aku bakalan up 2x selama 1 mnggu dan kalau kalian merasa bertanya² Krn merasa janggal. Tolong baca dulu baru berkomentar karena gak mungkin aku menulis tanpa riset dan bertanya sama penulis senior. Aku memberikan clue² jawabannya d part² selanjutnya. Kalau aku kasih jawabnna d 1 part jd gak seru dong...😌

Happy reading...

🌷🌷🌷

Rafaila sudah berada di ruang guru karena waktu mengajar akan segera habis.

Terdengar suara Tanti masuk ke dalam ruang guru sambil mengomel dan menceritakan kelakuan Sahityo yang selalu bikin ulah.

"Jadi di kasih surat cinta lagi, Bu?" tanya Rafaila.

"Iya, Say. Mau gimana lagi? Ada aja tingkah anak ganteng saya, Bu," jawab Tanti sambil mengoleskan minyak kayu putih di dahinya. "Sampai pusing kepala saya," lanjut Tanti.

Rafaila hanya meringis dan tersenyum ke arah Tanti.

Tidak lama terdengar suara bel tanda berakhirnya sekolah. Rafaila dan guru-guru yang lain bersiap-siap untuk kembali ke rumah masing-masing.

Rafaila dan Kania berjalan bersama menuju gerbang sekolah karena Rafaila menumpang naik motor yang dibawa oleh Kania.

"Bu Kan, aku tunggu di depan gerbang aja ya?"

"Iya, Bu Afa."

Rafaila kembali berjalan ke depan gerbang sekolah. Matanya melihat Sahityo yang sedang berdiri dan bermain ponsel.

"Tyo, belum pulang, Nak?"

"Eh, Ibu di kira siapa. Nunggu Ayah yang jemput, Bu," jawab Sahityo tersenyum lebar.

Ini anak bener-bener kurang perhatian orang tuanya. Di jemput sama Ayahnya udah seneng banget.

Rafaila mengganguk dan bertanya kembali, "Udah sampai mana Ayah kamu, Nak?"

Sahityo melihat sekelilingnya dan melihat ada mobil yang sangat dikenalnya.

"Itu udah datang, Bu," tujuk Sahityo ke arah mobil BMW keluaran terbaru yang pelan-pelan mulai mendekat karena banyaknya siswa yang keluar dari gerbang sekolah. Ada yang menunggu jemputan ataupun menunggu ojek.

"Ayo, Bu Afa," panggil ibu Kania yang ternyata sudah ada di depannya dan memberikan helm berwarna pink.

"Oh, iya Bu." mengambil helm dan Rafaila memakainya.

"Ibu duluan ya, Nak," pamit Rafaila ke arah Sahityo yang memperhatikannya.

"Iya Bu, hati-hati." Sahityo melambaikan tangannya. Rafaila naik ke boncengan Kania dan motornya mulai melaju meninggalkan sekolah.

Terdengar ada suara bass yang memanggil nama Sahityo.

"Ayaaaahhhh...," panggil Sahityo riang saat menoleh dan melihat Satria yang masih mengunakan setelan kerjanya sedang memperhatikannya.

Mendengar nada bahagia anaknya membuat Satria yang berdiri di samping pintu mobil berdecak.

"Nak, kamu udah besar loh. Kok, masih kaya anak kecil gitu," tegur Satria malas. "Tinggi kamu aja udah sama kaya Ayah," lanjut Satria yang tidak mengerti akan tingkah anaknya.

"Kan Ayah jarang jemput, Tyo," jelas Sahityo yang tersenyum lebar.

Satria menghembuskan nafasnya merasa bersalah karena tidak ada waktu untuk bersama Sahityo.

"Ya udah, masuk Tyo," ajak Satria yang membuka pintu mobil. Sahityo menganggukkan kepalanya dan masuk ke dalam mobil. Duduk di sebelah ayahnya yang sedang memakai sabuk pengaman.

Kesandung Cinta Duda ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang