hot cocoa [+]

644 55 23
                                    

Berikut sekelumit percakapan dan cerita lainnya dari kedua sejoli cokelat panas.

[ blush ]

Musim dingin cukup jadi kendala bagi Soraru.
Pasalnya, bagian tubuhnya akan memerah saat cuaca mulai dingin.
Hidung, pipi, ujung telinga, sampai tengkuk lehernya kerap memerah.

"Dingin..."

"Gak terlalu, ah. Aih, Soraru! Merah lagi, ya?"

"Eh, iya? Uhh, lagi-lagi...aku ngga bawa pemanas saku pula."

"Mau pake syal punyaku? Kesian, masa idungnya sampe merah gini..."

"Ngg, Amatsuki, ga usah gapapa kok..."

"Dah, pake aja, ya? Udah kucuci, kok-"

Baru saja Amatsuki bangkit berdiri dan membalut Soraru dengan syalnya, Mafu datang.

"Uwah, Mafu jangan bikin kaget gitu, dong..."

"Hehe, maaf deh, senpai~ Hm? Soraru-san kedinginan lg?"

"Uhh...iya, liat sendiri, 'kan? Amatsuki, makasih lho syalnya..."

Soraru meremas kedua syal yang berada di lehernya, sekarang wajahnya hanya terlihat setengah, tertimbun syal.
Imut? Tentu.
Tapi...

"...Soraru-san, mau pake syal aku aja, ngga?"

"Hng? Ngga usah, 'kan ini udah ada dari Amatsuki..."

"Oh."

Mafu juga bisa cemburu.
Tatapan Mafu yang tadinya hangat berubah jadi dingin, walau senyum masih terpoles di wajahnya.
Amatsuki yang menjadi saksi mata ini sebenarnya sudah bergidik ngeri dalam hati.

"S-soraru, aku ambil lagi ya syalnya? Sekarang jadi dingin, nih!"

"Ehh? Kalo akhirnya cuman 5 menit dipinjeminnya, ngapain kamu ngasih..."

"Ihh, masih mending aku kasih pinjem! Dingin nih, urgent!"

"Aish, iya, iya...makasih lho."

Hidung Soraru masih merah, ujung telinganya perlahan memerah lagi setelah lepas dari syal Amatsuki.
Ah, tapi tenang, Mafu langsung membalut Soraru dengan miliknya.

"...kamu ngga kedinginan nanti? Kamu juga kadang kayak aku gini, 'kan?"

"Segini sih aku masih tahan...buat Soraru-san dulu aja."

"Ya udah, makasih..."

Mafu tersenyum puas sambil perlahan memeluk Soraru dari belakang.

"Makasih juga lho, Amatsuki-senpai~"

"Heh? A-ah iya! Sama-sama~"

Sekalinya sudah disatukan, tidak boleh dipisahkan.
Amatsuki mencatat dalam hati tentang kejadian hari ini, bahwa Mafu memang...yang empunya Soraru.
Dan bahwa adik kelasnya bisa berubah 180 derajat hanya karena masalah syal dan kekasihnya.

'Emang aku dukung mereka, sih...emang Mafu dari dulu juga begitu. Tapi 'kan itu cuman masalah syal?? Apa aku terlalu lama sendiri jadi kaget pas liat beginian??'

Sementara Amatsuki mengolah pikirannya, Mafu masih menempel pada Soraru.

"Ke kelas sana, jangan gelayutan mulu..."

"Masih ada 10 menit lagi."

"...10 menit lumayan biar aku anget dan ngga merah."

"..."

Ah, Mafu benar-benar sudah sukses melembutkan hati Soraru...
Dan sukses dalam menunjukkan bahwa Soraru memang miliknya.

[ so much to do, so little time ]

"Soraru-san, nanti di universitas tinggal dimana?"

Soraru berhenti membolak-balik kertas tanda penerimaan dari kampus pilihannya setelah mendengar pertanyaan Mafu.

"Hm, ada apartemen deket kampus, mungkin disitu? Kebetulan udah booking yang kosong, terus mama juga punya anak kenalan disitu yang sekampus...jadi aman, deh."

"...kenalannya cowok ato cewek?"

"Um, cowok...?"

"Hmm, yah mau cowok ato cewek, aku mesti cepet lulus dan ngejar Soraru-san."

"...belom juga aku pergi, kamu udah ketakutan aku diambil orang?"

Soraru terkekeh setelah memperoleh anggukan, ia berdiri dan memeluk Mafu yang balik memeluk dengan raut muka kecut.
Perlahan si surai biru duduk di pangkuan Mafu, melingkarkan lengan di leher si albino, wajahnya dipoles senyum jahil.

"Jangan cemberut gitu, ya? Nanti Mafu satu apartemen sama aku, kok. Makanya semangat dulu biar bisa satu kampus sama aku, oke?"

"Mm..."

Soraru mengelus surai putih Mafu, tatapannya entah kenapa sedih walau ia tersenyum.
Maklum, sebentar lagi kasur sebelah Mafu akan kosong.
Waktu mereka untuk bersama kira-kira hanya 1 bulan lagi, sebelum Soraru pergi.

"...pas lagi libur, Soraru-san nginep di rumah aku, ya?"

"Oh, boleh~ lagian rumah kita sebelahan tau."

"Yah...tapi kan suasananya beda."

"Iya, iya...tapi jangan macem-macem, ya"

"...sebenernya yang mesum tuh Soraru-san, bukan aku."

"Kamu juga samanya, gimana caranya hoodie aku bisa tau-tau ada di balik selimut kamu coba?"

"Uh-"

"Skakmat?"

"Y-yang penting, Soraru-san cuma boleh begini dan ngomingin hal beginian sama aku."

Mafu memerah, wajar saja rasa ingin memiliki sangat tinggi - jadi Mafu super hati-hati terkait menjaga cinta pertamanya ini.

"Iya, iya~ semangat kelas tiganya nanti, ya."

"Kok ngomongin sekolahan lagi, sih-"

"Hm, kan kamu masih sekolah? Masih pelajar~"

Soraru tertawa kecil sebelum lagi-lagi 'diserang' dengan ciuman dari si albino.
Tapi Soraru suka dengan 'serangan' itu walau tidak ia nyatakan dengan jelas.

Yah, semoga musim semi cepat datang untuk keduanya, ya?

[ mother knows best ]

"Aku sama Soraru-san pacaran."

"??!!"

"Oh? Akhirnya mimpi kamu jadi nyata ya, Mafu~ Mama dukung kok."

"Tante-?!"

"Jangan nyusahin Soraru ya, Mafu..."

"Ngga, kok."

"T-tante serius...?"

"Kamu ngga denger tante ngomong tadi, Soraru~? Tolong jaga Mafu, ya...kalian bakal ngga barengan 1 tahun, tahan ya?"

"I-iya tante...makasih banyak...u-um, lagian nanti Mafu bisa tinggal bareng aku kok nanti, tante."

"Aih...memang kamu tuh menantu idaman, ya!"

"Ma..."

"Oke, oke, maaf~ oh iya mama mau tanya..."

"Ya, tante?"

"Yang jadi atas siapa, yang bawah siapa diantara kalian~?"

Soraru langsung tersedak minuman setelah mendengar pertanyaan itu.
Mafu hanya menampilkan seringainya pada ibunya sendiri sambil membantu Soraru.

"Keadaan berbalik, ma...Mama ngerti 'kan? Hehe."

"Oh..."

Jawaban Mafu cukup membuat ibunya terdiam, tak menyangka anaknya...bisa 'menaklukan' Soraru.


// semoga suka cerita tambahan mereka ini ya~

-pleiadeshush

popping soda °Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang