milk tea [5]

693 49 53
                                    


[ 09:54 AM ]

Empuk.
Hanya itu yang bisa Soraru pikirkan setelah perlahan kembali ke alam sadar.
Ini bukan futon di rumahnya, rasanya terlalu mewah.
Tunggu, kalau dia bukan ada di rumahnya sendiri maka dia ada dimana?

Soraru membuka matanya, kali ini badannya bisa diajak kerja sama.
Kamar ini kamar Mafu.
Dan dia ada di kasur Mafu.
Minus Mafu.

'Kemaren tuh, aku...'

'Ah, sial.'

Soraru bergidik ngeri mengingat seluruh kejadian yang terjadi kemarin.
Dia ingat saat melempar tamu mesum itu dengan segala kesadaran yang tersisa.
Dia ingat saat ia meracau pada Mafu dan kelepasan menyatakan perasaan.
Dan ia juga ingat saat Mafu memberikan bukti bahwa perasaannya terbalaskan.
Semua karena ia mabuk.

Pintu terbuka tepat saat Soraru meremat selimut tebal, masih mencoba sadar sepenuhnya.

"Soraru-san- ah, udah bangun?"

"M-mafu-san..."

"Tidur kamu nyenyak? Nih, minum aer dulu, ya?"

"Um makasih, Mafu-san..."

"Masama, habis ini mandi, ya~ Bajunya 'kan bekas kemaren... aku udah siapin gantinya."

"Ng..."

Tuannya bertindak seolah tidak ada yang terjadi diantara mereka.
Kecewa sekaligus lega, entah apa yang Soraru rasakan.

"Mafu-san, a-anu..."

"Hm?"

"Uh..."

"Ahh, mandi dulu sebelumnya ya, Soraru-san? Biar badan sama pikiran kamu seger."

Soraru hanya mengangguk, menggenggam erat gelas yang sudah kosong.

"Soraru-san, jangan tegang gitu..."

"Uhh, aku mandi dulu deh."

"Mm! Tau 'kan kamar mandi di sebelah mana? Mau kuanterin?"

"Mafu-san, aku udah berkali-kali masuk rumah kamu, jadi udah apal..."

Sebelum dirinya pergi, Mafu sempat untuk mengusak rambut Soraru, lengkap dengan sentuhan lembut di pipinya.
Si surai biru balik mengusapkan pipinya pada telapak tangan Mafu.
Mirip kucing, pikir Mafu dalam hati.
Dan ingin dia permainkan sebentar.

Soraru kembali dan Mafu masih setia menunggu.
Toh, memang itu kamar tuannya.
Mafu tersenyum seiring Soraru mendekat, ada rasa puas juga melihat Soraru dibalut dengan pakaian miliknya.
Soraru pun duduk bersimpuh di atas kasur, menghadap Mafu.

"Eh? Kenapa duduk bersimpuh gitu, Soraru-san?"

"Um, aku merasa harus begini. Jadi Mafu-san, aku minta maaf udah bikin keributan di acara semalem..."

"...gapapa, Soraru-san. Aku juga ngga ngejagain kamu bener-bener, syukur kamu bisa ngelawan orang itu..."

"Tapi kayaknya acara kemaren cukup jadi pekerjaan terakhir kamu ya, Soraru-san."

"Eh?"

"Kerjaan kamu aku nyatain selese, hari ini yang terakhir. Kamu mau bayaran lewat transfer ato cash?"

"T-tunggu..."

Kenapa jadi begini?
Apa sebegitu parahnya sampai Mafu 'memecat' dirinya?
Terkait profesionalitas kerja, mungkin iya.
Tapi kalau dikaitkan dengan perasaan, maka Soraru tidak mau 'dipecat' tanpa alasan.

popping soda °Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang