milk tea [2]

536 49 22
                                    


[ 06:15 AM ]

"Ng..."

"Soraru-san..."

"Mmh-"

"Segitu enaknya, ya?"

Tunggu, ini bukan seperti yang kalian pikirkan.
Soraru masih berada di alam mimpi, sebuah hal yang agak langka.
Masuk ke kamar orang tanpa permisi memang tidak sopan, tetapi Mafu mau tak mau harus melakukannya.
Tuan rumah harus tahu kemana tamunya pergi dan apa yang tamunya lakukan.

"Ng...?"

Ah, putri tidur akhirnya bangun dari mimpinya.
Mafu tersenyum, duduk di lantai dan menunggu Soraru mengumpulkan nyawa sebelum memulai hari.

"Mafu...san?"

"Pagi~"

Soraru segera duduk, meremas selimut tipisnya sambil bertanya-tanya kenapa si albino ini bisa ada di kamarnya.

"K-kenapa..."

"Ah, aku ngga ngapa-ngapain, kok! Aku kesini emang cuman mau bangunin aja karena aku mau pulang..."

"O-oh..."

"Tapi kamu ngga bangun walaupun aku panggilin keras juga..."

"...maaf."

"Ngga perlu minta maaf, maaf juga udah ganggu pagi kamu, ya?"

Mafu menepuk-nepuk lengan Soraru pelan, tanda menenangkan.
Soraru hanya mengangguk, perlahan melihat ke arah Mafu.

"Eh, iyaa! Aku tagih jawaban kamu!"

"Hah?"

"Ini udah lewat setengah jam, tapi gapapa. Aku ulang, ya. Kamu mau ngga kerja sambilan di aku?"

Gigih, padahal Soraru kira lowongan kerja itu hanya basa-basi orang mabuk saja.
Ternyata tidak.

"..."

"Kamu masih ngga percaya, ya? Yaudah, siap-siap, deh. Hari ini kita langsung mulai hari pertama kerja~"

"Eh...tapi aku masih mesti buat sarapan dulu, Mafu-san."

"Aku udah bilang kalo kerjaan kamu buat nemenin aku, 'kan? Kita sarapan di luar aja, sekalian ungkapan terimakasih."

"S-sarapan di luar...?"

"Iya, Soraru...sekarang bangun, mandi, dan siap-siap, ya? Aku tungguin."

Tanpa honorifik, lagi.
Dan lagi-lagi membuat Soraru berdebar.
Ditambah nada bicara yang sedikit memerintah tapi tetap penuh perhatian.
Kata-kata Mafu tadi seolah mengajak dirinya kencan ketimbang bekerja.
Soraru merasa ada yang aneh pada jalan pikirannya...

Seusai Soraru bersiap-siap, Mafu langsung menyambutnya dengan senyum sumringah.
Soraru memakai baju yang sekiranya ia anggap paling bagus, entah kenapa instingnya berkata demikian.
Walau baju paling bagus yang ia miliki hanyalah kemeja flanel dan celana panjang bahan, setidaknya ia merasa cukup pantas.

"Yuk, pergi?"

"Tunggu, Mafu-san ngga ganti baju ato apa dulu...?"

"Aku udah cuci muka tadi, jaketku juga ngga begitu kotor, aku ngga mau makin ngerepotin kamu juga, paling habis ini temenin aku pulang ke rumah juga, ya?"

"Oke- eh, ke rumah...Mafu-san?"

"Iya, kamu senggang, 'kan?"

"I-iya, sih..."

"Kalo gitu, kita lanjut~"

Soraru masih waswas sambil tetap mengikuti si albino yang memilih tempat untuk mereka makan.
Pilihan Mafu jatuh pada sebuah kafe mungil di pojok kota yang baru buka.
Interiornya minimalis, tetapi tetap menimbulkan kesan hangat.
Soraru hampir mengira kafe itu sebagai toko bunga karena area pintu masuk yang ditata sedemikian rupa dengan berbagai jenis bunga.

popping soda °Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang