americano

185 20 21
                                    

"Selamat datang, mau pesan apa?"

"Iced americano, large, take away."

Soraru menatap ke arah pelanggan yang satu ini.
Wajahnya terhalang kacamata, namun Soraru bisa lihat kalau pemuda ini tengah gelisah.

"Large iced americano, itu saja?"

"Iya..."

"450 yen, mohon ditunggu. Americano atas nama siapa?"

"Ah, anu..."

Mungkin ini pertama kalinya pelanggan ini pergi ke kafe yang ditanyai nama?
Tidak aneh, Soraru paham akan rasa gugup itu.

"Uh, atas nama Mafumafu..."

"...baik, terima kasih."

Mafumafu? Seriusan?
Duh, Soraru jadi harus menahan tawanya, mana tadi ada jeda sebelum ia bilang terima kasih.
Untuk nama yang aneh-aneh begini, harusnya Urata-san yang tangani!
Sayang Soraru masih sendirian, mungkin Urata akan datang segera.

Kesampingkan itu, Soraru harus membuat pesanan dengan segera.
Untungnya kafe masih sangat sepi, baru pemuda ini saja yang datang dan memesan.
Ahh, setelah pesanan ini selesai Soraru juga harus menata bagian pastry...

Mencampurkan kopi dengan air kemudian memastikan kemasannya sudah tertutup kencang, Soraru bersiap untuk memanggil nama yang sempat membuatnya tergelitik tadi.

"Americano untuk Mafumafu-"

Yang dipanggil segera bangkit dari tempat duduknya, cukup membuat Soraru ikut kaget.
Kalau memang tidak suka dengan nama itu, 'kan bisa pakai nama samaran! Duh.
Yah, tapi bukan urusan Soraru lagi, pesanan pemuda ini sudah selesai.

"Terima kasih."

Ucapan terima kasih tadi hampir tidak terdengar kalau saja kafe sedang ramai.
Oh, tadi pemuda itu juga tersenyum kecil kepadanya sebelum pergi
Senyum yang canggung, tapi setidaknya ia sudah berusaha.
Soraru harap kopi buatannya bisa membuat hari pemuda albino itu jadi agak menyenangkan, kalaupun tidak...
Setidaknya pemuda itu terjaga untuk melewati tugasnya hari ini.

Hm?
Kalau Soraru ingat-ingat lagi, rasanya kunjungan pemuda itu ke kafe ini bukan kali pertama...

"Ohayou, Mafu-sensei! Ohh, Anda tipe yang minum kopi pagi-pagi juga, ya?"

"Ohayou... ah, iya. Aku perlu kafein hari ini..."

Bohong, bukan itu alasan sesungguhnya seorang Mafu sudi minum americano.
Menaruh tas dan segala perlengkapan yang ia bawa untuk kelas hari ini di mejanya, Mafu menghela nafas dan duduk, kemudian menyeruput kopi yang ia beli tadi.

Kalau diingat-ingat lagi, semua ini karena percakapan antar murid yang tidak sengaja ia dengar seminggu lalu...

"Eh, eh, barista di kafe deket sekolah itu ganteng, lho! Coba kesana, yuk?"

"Ohh, boleh!"

Heh, kafe jaman sekarang hanya punya daya tarik lewat baristanya saja, Mafu berpikir dalam hati.
Tapi walaupun demikian, ada masanya dimana kedua kaki tetap melangkah masuk ke dalam kafe yang dimaksud oleh para anak muridnya itu, cuma ikut menemani kolega saja, sih.
Lumayan 'kan, dapat kopi gratis karena sudah bantu-bantu.

Kafe itu tidak kecil maupun besar, lokasinya strategis karena dekat dari sekolah dan kampus – cocok untuk para siswa SMA yang perlu serba update dan mahasiswa yang perlu lonjakan kafein dan tempat isi daya laptop gratis.
Suasananya hangat, pembatas antara area dalam dan luar dibatasi kaca, untuk pencahayaan mungkin mengandalkan cahaya natural? Hmm, bagus juga.
Tapi—

popping soda °Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang