milk tea [4]

645 52 48
                                    

[ 20:03 PM ]

Ballroom hotel tempat acara diadakan sudah penuh dengan tamu.
Tidak padat, namun cukup untuk dikatakan ramai.
Memastikan senyum terpoles di wajahnya hanyalah satu-satunya jalan bagi Soraru untuk melewati jam kerjanya hari ini.

"Aikawa-san! Senang bisa melihat anda di acara ini! Saya dari..."

"Apa kabar dengan proyek tahun ini? Lancar?"

Tuannya tidak banyak omong, tetapi dengan kehadirannya saja sudah cukup untuk menarik para tamu berbincang dengannya.
Uang dan koneksi, hal yang sulit dipisahkan, dimiliki oleh Mafu, dan diinginkan oleh orang-orang ini.

Senyum Soraru rasanya mulai pudar seiring kartu nama ditukar dan percakapan mengarah ke bisnis dan sejenisnya.
Apa orang-orang ini tidak bisa melihat sisi baik Mafu sebagai seorang biasa?

"Aikawa-san."

"Ah, luz-san. Terima kasih sudah mengundang saya ke acara ini."

Klien yang mengundang mereka ke acara ini, luz.
Masih muda, terlihat blasteran, dan senyumnya lebih misterius dibanding tuannya.
Kenapa semua orang muda yang ia kenal adalah pengusaha tampan? Soraru tidak habis pikir.

"Tidak masalah, semoga kamu menikmati acara malam ini, ya. Oh, kamu membawa pasangan?"

Hah?

"Ah, iya. Perkenalkan, namanya Soraru."

"S-senang bertemu dengan anda..."

"Semoga kamu juga menikmati acara malam ini, ya? Mafu ngga pernah bawa pasangan sebelumnya ke acara seperti ini, lho. Kamu spesial."

Yang bernama luz itu hanya memberikan senyum kepadanya, seolah berhasil menyingkap rahasia Mafu.

"luz-san..."

"Ah, sepertinya aku harus menyambut tamu yang lainnya. Nanti akan kudatangi lagi, Aikawa-san~"

"Biasanya juga dia panggil aku Mafu, hft...formalitas terlalu nyata disini."

"Keliatannya dia orang baik...?"

"luz? Yah, dia memang baik, tapi sekalinya ada yang ngga beres sama kerjaannya, dia langsung jadi serem, lho."

"Hmm, Mafu-san juga gitu."

"Eh?"

"Pas serius keliatan keren, singkatnya itu."

Rasa cemburu yang tadi muncul dikalahkan dengan kata-kata simpel dari mulut pekerja teladannya ini.
Memang hanya Soraru yang bisa.

Keduanya berusaha menikmati acara diselingi tamu yang silih berganti bercakap dengan Mafu.
Tamu yang super sopan? Hadir.
Tamu yang agak brengsek? Juga hadir.
Itu tamu terakhir yang mereka temui sebelum Mafu akhirnya memutus percakapan karena merasa Soraru ada di posisi yang tidak aman.

Tamu itu bukan hanya membicarakan bisnis secara gamblang, tapi juga berusaha mengajak Soraru bicara lebih daripada yang seharusnya.

"Soraru-san, maaf..."

"Gapapa, Mafu-san...tamu yang kayak gitu pasti ada aja, 'kan? Kalo macem-macem, aku bisa jaga diri, kok."

Mafu tetap khawatir.
Kalau ini acaranya, mungkin orang tadi sudah ia minta pulang atau yang paling parah, akan ia usir.
Tangan Mafu tidak bisa lepas merangkul pinggang Soraru setelahnya, takut-takut kesayangannya diambil orang.

"Mafu-san, nanti mau kue apa?"

"Kamu mau langsung ambil dessert? Ngga mau makan berat dulu?"

"Tadi sore 'kan aku udah makan nasi sama Mafu-san... masih kenyang.

popping soda °Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang