3 ~Terakhir Kali~

239 15 74
                                    

Ingga memutar bola matanya malas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ingga memutar bola matanya malas. Ocehan Agnes dan Yester membuatnya jadi malas.

"Apa maksudnya fix?" tanya Ingga pada Yester yang terdengar keras dan tegas berkata 'Fix!'.

"Ya... fix. Siapa tahu bakal calon suami, ya kan Kak?" jawab Yester sambil menoleh pada Agnes.

Agnes mengangguk-angguk setuju.
"Bener. Setuju. Siapa tau jodoh. Ganteng? Udah kenalan belom?" tanya Agnes.

Ingga hanya terkekeh sambil geleng-geleng kepala.
"Kak Agnes sama Yester nih kayak baru kenal gue kemaren aja. Sejak kapan gue kenalan sama cowok yang habis one night stand sama gue? Hm?" tanya Ingga membalikkan pertanyaan untuk kedua sahabatnya.

Kini giliran Agnes dan Yester yang diam akibat pertanyaan retoris Ingga. Tentu saja keduanya tahu jawabannya adalah tidak.

Di antara mereka bertiga, Ingga lah yang belum menikah. Wanita yang baru saja merasakan 28 tahun hidupnya itu memiliki alasan tersendiri untuk tak terburu mencari pasangan, meskipun ia sendiri sadar bahwa ia sudah tidak perawan. Bukan karena terjadi hal buruk padanya, tetapi ia memilih untuk kehilangan itu di saat ia belum menikah. Hidup itu tentang memilih bukan? Jadi itulah yang dipilih Ingga.

Ingga hidup sebatang kara saat ini. Keluarga? Tentu ia pernah memilikinya. Sampai peristiwa naas yang menimpa keluarganya saat ia berusia antara tujuh-delapan tahun. Rumahnya dirampok saat pagi buta. Kedua orang tuanya tewas, meninggalkan dirinya dan seorang adik. Sayangnya, adiknya yang saat itu masih belum genap satu tahun pun diculik oleh perampok itu dan tak pernah bertemu lagi. Menghabiskan masa kecil di panti asuhan, Ingga tak pernah berhenti berusaha mencari sang adik namun hasilnya nihil. Hingga kini, meski ia tak menyerah, tapi Ingga tak pernah secara terang-terangan mencari adiknya yang sudah 20 tahun menghilang.

Berbicara menikah, ada satu alasan lain mengapa Ingga yang meskipun usianya sudah matang dan bahkan Yester yang lebih muda darinya pun sudah menikah, ia masih memilih untuk menyendiri. Ingga adalah wanita yang tidak mudah jatuh cinta. Namun, sekali saja ia jatuh cinta dan merasa terikat rasa dengan lawan jenisnya, akan sangat sulit bagi Ingga untuk lepas. Sebut saja namanya Barry.

Bagi Ingga, Barry adalah pria terbaik untuknya. Yang bisa membahagiakannya dan begitu pula sebaliknya. Sampai Ingga terpukul dengan satu kalimat dari Mama Barry yang tanpa sengaja didengarnya.

"Lebih baik kamu berhenti berhubungan dengan anak panti asuhan itu. Toh Mama juga udah nyiapin calon istri yang jauh lebih baik daripada anak yang ngga jelas asal-usulnya itu."

Kalimat Mama Barry kala itu sangat menyinggung perasaannya dan menjadi pukulan terbesarnya. Meski Ingga mencintai Barry dan begitu pun Barry, Ingga tak ingin membuat Barry menjadi anak durhaka karena dirinya. Ingga merasa ia sudah berdosa saat khilaf memberikan semua miliknya, termasuk keperawanannya pada Barry. Ia sudah tidak suci lagi. Jadi Ingga memutuskan untuk tak lagi menambah dosa dengan membuat pria yang sangat dicintainya itu membangkang dan menyakiti hati sang ibu. Ingga pun memutuskan hubungan dengan Barry dan melepas pria itu untuk gadis lain pilihan ibunya.

Hawt Popcorn [M-Rated]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang