11 ~Distro~

104 7 78
                                    

CLIING!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


CLIING!

Denting bel di atas pintu berbunyi sebagai tanda seseorang membuka pintu kaca bergaya ala kotak telepon Inggris. Pria setinggi 175 cm itu melenggangkan kakinya santai masuk dan lurus melaju ke arah konter kasir. Diliriknya jam masih menunjuk ke arah angka tujuh dan dua belas. Pria itu menghela napas.

"Pagi bet gue ke distro yak," monolognya.

Netranya menatap sekeliling dan terasa masih melompong sepi tanpa pelanggan karena memang belum jam buka. Karyawannya saja belum pada datang. Akhirnya ia memutuskan untuk stok di gudang distronya.

Sedang asik mengamati stok dan menghitung stok koleksi terbaru yang dikirimkan kemaren dari pabrik, ia mendengar suara denting bel pintunya. Spontan, ia berjalan keluar dari gudang untuk melihat siapa yang datang.

"Astaga Tuhan, bang Dane ngagetin aja. Pantesan kok gak kekunci pintunya. Gue pikir shift malem lupa ngunci," celetuk si pemuda yang baru datang, Ed.

Dane yang baru keluar dari gudang terkekeh.
"Gak. Gue yang buka tadi pas dateng. Always lu ya yang dateng paling pagi," ujar Danne.

Ed tersenyum.
"Kebetulan tiap Abang dateng buat cek distro, gua dapet shift pagi," jawabnya sambil menyimpan tas di loker karyawan yang berada di dekat gudang.

"Ah, gitu. Bisa pas gitu. Gimana kuliah lu? Lancar?" tanya Dane.

"Puji Tuhan, lancar Bang. Bimbingan juga lancar," jawab Ed.

"Oh iya ya, lu udah skripsi. Semangat broo, kalo Edy, jelas gue percaya pasti keren lah skripsinya pasti. Sampe bab berapa?"

"Bab tiga, Bang. Lagi olah data. Oh ya Bang, mumpung ketemu nih, gue mau ijin pulang Bekasi minggu depan selama seminggu. Jadi, gue gak ke distro dulu, boleh?" tanya Ed.

Dane mengerutkan keningnya.
"Tumben lu pulkam? Ada masalah di rumah?"

Ed hanya tersenyum sedikit canggung.
"Dikit. Makanya gue ijin pulang. Mau nyelesaiin masalah di rumah. Cuman seminggu dah. Gak bakal lebih. Janji," pinta Ed.

Dane manggut-manggut.
"Okay. Ntar sementara gue cari anak part time deh buat isi kekosongan lu. Tenang aja, gaji lu gak gue potong. Tapi, jangan bilang sama anak yang laen. Okay?" ujar Dane sambil tersenyum menyepakati.

Edy tampak sumringah dan lega.
"Makasih Bang, makasih banget. Gue bakal kerja keras buat distro. Oh iya Bang, ada pesenan tiga kodi lho buat tipe 365. Udah dapet laporannya?"

"Udah semalem. Ini tadi barusan gue cek. Kurang sekodi kayaknya. Coba cek lagi. Kalo emang kurang sekodi tar gue langsung bilang pabrik buat kirim dua kodi lagi, sekalian gue ke sana tar. Pengirimannya lusa kan?"

"Iya. Ntar gue yang packing."

"Sipplah kalo gitu. Gak ada masalah apa-apa kan di distro? Tiga hari maren gue gak sempet ke distro."

Hawt Popcorn [M-Rated]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang