6 ~Obrolan Rumah Tangga~

166 11 73
                                    

Usai pertemuan dengan kedua sahabatnya, Agnes pun memutuskan pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Usai pertemuan dengan kedua sahabatnya, Agnes pun memutuskan pulang. Sebelum pulang tadi, ia memastikan Yester dalam kondisi sadar untuk mengendarai mobilnya dan memastikan Zeke datang untuk mengantar Ingga pulang.

Tidak seperti Yester yang pulang sendiri dengan mobil dan Ingga yang dijemput Zeke pulang, Agnes harus memesan taksi online untuk pulang ke rumah. Taksi yang dipesannya pun datang.

"Selamat malam, Mbak. Sesuai aplikasi ya," ujar driver yang didapatnya begitu Agnes masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi belakang.

Agnes yang memang terkenal tidak begitu ramah dengan orang yang tak dikenalnya, hanya tersenyum tipis dan mengangguk. Suasana di dalam mobil taksi online  itu cukup canggung dan sepi. Agnes memijat-mijat puncak kepalanya, pening. Tak lama ponselnya bergetar. Wanita itu pun langsung mengecek ponselnya.

Mas Suamik
Sayang, masih sama Ingga Yester?

Agnes tersenyum membaca pesan dari suaminya. Masih dengan senyuman tipis di bibirnya, Agnes membalasnya.

Mas Suamik

Otewe pulang, Mas
Udah di rumah ya?

Hehe
Udah
Ati2
Mas tunggu

Okay

Usai membalas, Agnes menyimpan kembali ponselnya. Sambil menunggu taksi online nya sampai ke kawasan tempat tinggalnya, Agnes melempar pandangannya ke arah jendela. Suasana malam kota Pahlawan hari itu seperti hari-hari biasanya. Semakin malam semakin gemerlap. Wanita itu tersenyum sambil berpikir.

Di antara mereka bertiga, Agnes merasa bahwa hanya dia yang paling tertutup. Yester dan Ingga adalah dua sahabat wanitanya yang paling terbuka padanya. Terlebih tentang kehidupan asmara mereka. Menurutnya, Ingga adalah simbol wanita yang mandiri dan bebas.

Agnes melihat bahwa Ingga bukan wanita yang manja dan tidak pernah mengeluh, meskipun Agnes sesekali memergoki Ingga melamun atau terlihat begitu lelah. Namun wanita itu tetap tersenyum dan terlihat baik-baik saja. Walau begitu, Ingga tetap menceritakan tentang hidupnya. Dia yang sebatang kara, ditinggal menikah oleh kekasihnya dan bahkan, pengalaman-pengalaman seksual yang pernah dialaminya. Dari Ingga, Agnes belajar bahwa sesulit apa pun hidup yang dijalani, orang hanya melihat sisi bahagia kita dan tak peduli dengan sisi lain kita kecuali itu membuat mereka terhibur. Dan meski Ingga bukanlah yang termuda di antara mereka, Agnes tetap merasa Ingga adalah si bontot karena Ingga berulang kali berkata bahwa ia sama sekali tidak pernah siap menikah.

Lain Ingga, lain Yester. Bagi Agnes, meskipun Yester yang termuda dan sudah menikah, Yester memiliki sisi kedewasaan yang tak dimilikinya atau pun Ingga. Selain kedewasaan itu, Yester juga memiliki sisi kekanakan yang seringnya membuat Agnes dan Ingga merasa jengah namun sekaligus lucu. Yester juga sangat terbuka,  terutama dengan Agnes. Wanita itu akan sama cerewetnya dengan Agnes jika sudah membicarakan suami mereka atau mengomeli Ingga.

Hawt Popcorn [M-Rated]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang