Part 8

4.8K 486 52
                                    

Sorry for typo(s)
And let's get it!

"Ekhem...apa kau tidak nyaman dengan perjodohan ini? Jika kau tid-" Tanya Jaemin.

Namun dengan segera di potong oleh yang lebih muda.

Lalu yang lebih muda menatap , To the point sekali pikirnya "Emm tidak" Jawabnya sok santai padahal aslinya udah kek mau tenggelam ke lautan terdalam.

"Hmm baiklah, ku antar pulang?" Tawarnya yang hanya di jawab dengan anggukan.

Padahal Jaemin ingin berbicara banyak tapi saat memandang wajah murung pemuda di samping nya itu, tiba-tiba ada rasa takut jika mengeluarkan kata-kata.

Namun saat hendak berjalan menuju parkiran mereka di hentikan pemuda lain yang nampak terengah-engah.

"REN, kita perlu bicara" Ucapnya mengabaikan tatapan tidak suka dari pemuda yang berada di samping Renjun.

"Maaf Jen, tapi aku sedang tidak ingin" Tolaknya lalu menarik lengan Jaemin agar segera pergi, sungguh ia muak melihat pemuda yang sudah lama ia hindari itu.

Namun, sepertinya Jeno tak mengindahkan itu ia menarik dengan paksa lengan Renjun yang sontak membuatnya merintih ke sakitan dan membuat atensi pemuda lain mulai tersulut emosi.

Jaemin menatap datar orang yang menarik lengan Renjun tadi lalu mulai berkata " Kau tak punya telinga? Apa katanya tadi? Lepaskan!" Dengan suara datar tapi penuh penekanan.

Dia tau siapa pemuda itu karena ia adalah rivalnya sejak dulu.

"ITU BUKAN URUSAN MU!" Bentak Jeno tidak mau mengalah dia tidak tau saja dia semakin membuat Renjun tertekan.

"APA MAKSUD MU SIALAN! DIA TUNANGANKU TENTU URUSANKU! Cih" Balas Jaemin yang seketika membuat Jeno menegang, Apa tadi? Ia tidak salah dengar kan?

"Renn" ucapnya melemah, dia tidak percaya dan yang di panggil hanya menatapnya dengan tatapan yang penuh kecewa itu sangat terlihat jelas.

"Ayo Na, aku lelah" Ucap Renjun lalu berjalan meninggalkan Jaemin.

Jeno hanya bisa terdiam dan menatap punggung sempit itu mulai menjauh.

"Dengar baik-baik, jangan pernah menyentuh apa yang telah menjadi milik Na Jaemin! Termasuk Huang Renjun!" Peringatan Jaemin lalu pergi meninggalkan Jeno yang berdercih ia tak mungkin kan kalah dari Na sialan Jaemin.

                  💚💚💚           

Saat sampai di mobil, Jaemin sudah tidak tahan lagi dia perlu penjelasan dari semua ini. Apa tadi?

"Ada hubungan apa kamu dengan si keparat itu?" Tanya Jaemin dengan nada yang di lembut kan walau amarahnya sudah meluap sejak tadi.

"Tidak ada" Jawab Renjun malah.

"Demi Tuhan Renjun, jawab!" Bentak Jaemin, inilah dia jika Jaemin sudah sulit mengontrol emosinya.

Membuat yang di bentak terkejut dan beralih menatap ke luar jendela, dia tau Jaemin pasti marah.

"Renjunnnnn" Kini dengan nada yang melembut dia sadar telah membuat si manis takut dan tertekan.

Oke Renjun tak kuat lagi, air mata yang sejak tadi ia tahan seketika terjun bebas membasahi pipi chubby nya dan semua itu tak luput dari pandangan Jaemin yang terkejut melihatnya bahu itu bergetar.

"Hiks" isakan itu lolos dari bibirnya membuat hati Jaemin seperti di remas. Sakit.

Jaemin menepikan mobilnya lalu segera memeluk tubuh mungil itu "Tenanglah ada aku oke? Maaf, jika kau belum siap tak apa" ucapnya menenangkan Renjun yang ternyata di balas dengan pelukan erat.

End To Start | JaemrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang