BAB 1 Tersenyum Kembali

102 9 0
                                    

Assalamu'alaikum wr.wb

Welcome to my first story, hehe
Aku udah pernah bikin cerita tapi aku hapus terus, wkwk. Nah entah kenapa pas bikin cerita ini idenya ngalir terus, jadi semangat nulis deh.
Maaf ya kalo masih banyak kekurangannya. Apalagi typo nya. Semoga suka ya❤

Sip jangan lupa vote dan comment nya guys.

Selamat membaca❤

.
.
.

Level tertinggi dalam mencintai adalah mengikhlaskan.

-Almira-

___

Dipojok ruangan yang bernuansa hitam putih itu terdapat seorang gadis berambut hitam sedang memeluk tubuhnya sendiri. Sepertinya ia sedang menangis, terlihat dari bahunya yang bergetar.

"Almiraa," panggil seseorang dengan lembut.

Gadis itu yang merasa namanya dipanggil pun mendongakkan kepala. Ia langsung memeluk seseorang yang memanggilnya tadi. Yang dipeluk pun terkejut namun tak lama kemudian segera membalas pelukan itu. Diusap punggung kecil yang bergetar itu untuk menenangkan.

"Udah Al, jangan sedih berlarut seperti ini. Kamu harus belajar mengikhlaskan mereka ya. Mereka pasti juga sedih melihat putri cantiknya menangis," ucap seseorang itu dengan lembut.

"Hiks hiks ta-tapi aku sendirian sekarang hiks... kenapa mereka ninggalin aku Rey, kenapaaa," lirih Almira dengan air mata yang masih menetes.

"Al, kamu jangan gitu. Masih ada aku, nenek kamu, saudara kamu, dan temen-temen kamu. Masa aku nggak dianggep sih," rajuk seseorang yang dipanggil Rey.

Almira kemudian melepaskan pelukan itu. Ia menatap manik mata coklat milik Rey. "Makasih ya Rey, selalu ada buat aku."

"Itu udah jadi tugasku sayang," Rey mengusap lembut pipi Almira yang masih basah.

Almira tersipu malu terbukti dari rona kemerahan di pipi putihnya. Ia sudah sering mendengar panggilan itu namun tetap saja ia masih malu.

"Cie sayangnya aku blushing," Reynald mencolek dagu gadisnya berniat untuk menggoda.

"Ih apaan sih enggak kok," Almira langsung menutup kedua pipi menggunakan tangannya.

"Cie tuh kan ditutupin segala."

"Ah tau ah kamu rese," Almira mendorong pelan bahu Rey dan langsung lari keluar dari kamarnya.

Rey kemudian menyusul Almira dan terus menggoda gadisnya sampai wajah gadis itu memerah. Rey suka sekali menggoda Almira. Menurutnya saat Almira kesal seperti ini terlihat sangat menggemaskan. Almira Ramadhian, cewek dengan rambut sebahu dan pipi yang chubby itu selalu membuat hidup Rey menjadi lebih lengkap.

Rey berhasil mensejajarkan tubuhnya disamping Almira. "Nah gitu dong jangan nangis terus, jangan sedih terus Al. Nanti cantiknya ilang loh."

"Ih bodoamat, sana kamu pulang aja hush hush."

"Yaampun kamu ngusir aku? Aku jauh-jauh kesini buat kamu malah diusir. Sakit aku tuh," Rey memegang dadanya mendramatisir seolah dia pihak yang tersakiti.

"Apaan sih lebay," Almira mencubit kecil lengan Rey.

"Awhh sakit sayang, gini amat jadi pacar kamu."

Almira hanya terkekeh mendengar ucapan pacarnya. Almira dan Rey duduk di sofa ruang keluarga yang masih terdapat beberapa tetangganya bersliweran membantu beres-beres setelah acara tujuh harian. Tetangganya yang melihat kedatangan Almira dan Rey hanya tersenyum.

ALMIRADENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang