BAB 4 Nyebelin

43 5 2
                                    

Hallo semua,

Aku up lagi hehe :)
Harusnya dari kemarin udah up
Tapi karena ada something jadi yaa aku tunda.
Big thanks buat yang mau baca ceritaku❤

⚠⚠Maafkan banyak typo⚠⚠

Happy reading❤

.
.
.

Almira POV

Gue berdiri ketika pintu ruangan itu dibuka dan langsung saja menghampiri pria paruh baya yang mengenakan jas putih khas dokter. Ketika ingin bertanya, pertanyaan cowok disebelah gue langsung membuat gue mengurungkan niatnya.

"Pripun keadaane mbah Ami dok?"

(Gimana keadaan mbah Ami dok)

"Mbah Ami tidak kenapa-napa, hanya kelelahan saja. Lain kali jangan melakukan hal-hal yang melelahkan ya," jelas sang dokter.

"Terimakasih dok, boleh saya masuk?" giliran gue yang bertanya.

"Silahkan, saya tinggal dulu ya."

Gue dan cowok gila yang sialnya sekarang malah bantu gue nganterin ke puskesmas terdekat masuk ke ruangan nenek gue. Jarak rumah nenek dengan rumah sakit itu jauh, jadilah dibawa ke puskesmas untuk mendapatkan pertolongan pertama.

Nenek melihat gue dan cowok gila ini langsung tersenyum. Gue pun tersenyum kembali pada nenek.

"Gimana nek? Ada yang sakit? Maaf ya nek gara-gara aku nenek jadi sakit gini," sesal gue.

"Ndak papa Al, nenek ndak apa-apa,"  nenek masih tersenyum.

"Kalo nggak kenapa-napa kok tadi nenek pingsan?"

"Cuma kecapekan Al."

"Maafin Al ya nek, lain kali kita jalan-jalan pakai motor aja deh biar nenek nggak kecapekan. Maaf ya nek," gue nyesel kenapa tadi tidak mengiyakan tawaran untuk memakai motor.

"Iya ndak papa."

"Mbah Ami, Al saya pamit pulang dulu," kalian pasti tau itu suara siapa.

"GAK BOLEH!" nenek dan cowok itu langsung menoleh ke arahku. Wah salah paham nih.

"Nggak gitu maksud gue, lo nggak boleh pulang dulu itu karena lo yang bawa kesini. Ntar siapa yang nganterin gue sama nenek pulang hah?!" cowok itu nggak melihat ke arah gue tapi melihat ke arah nenek. Ck dasar cowok nggak ada sopan santunnya, ngomong sama siapa natapnya sama siapa.

"Yasudah saya tunggu diluar ya mbah permisi," cowok itu melangkahkan kakinya keluar ruangan nenek. Heh pamit sama nenek doang?! Berasa nggak dianggep gue huh.

Setelah cowok itu pergi nenek langsung menoleh ke arah gue. Tatapan nenek menyiratkan tidak suka. Why? Gue ada salahkah?

"Ndak boleh begitu sama dia Al, orang sudah dibantu kok gitu. Emang kamu diajarin minta tolong sambil ngegas gitu?"

"Y-ya ng-nggak g-gitu nek," ck dasar gue. Kenapa harus pake gagap segala sih.

"Ya maaf nek soalnya Al masih emosi karena.. " gue nggak melanjutkan ucapan gue. Takut nenek khawatir. Pasalnya gue adalah cucu kesayangannya, jika lecet sedikit pasti nenek langsung panik.

Nenek masih menatap gue lebih tepatnya menunggu gue melanjutkan ucapan gue yang terhenti.

"Ah nggak papa nek, ya udah Al minta maaf dulu ke dia."

"Raden ndhuk namanya," eh? Ohh jadi namanya Raden.

Dih kaya keturunan ningrat aja pake nama Raden, batin Almira.

ALMIRADENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang