BAB 2 Terluka

46 6 0
                                    

Oke double up

Selamat membaca❤

.
.
.

___

Minggu pukul 12 malam Almira dan neneknya baru sampai di rumah. Itu karena Almira meminta untuk mampir sebentar di Malioboro, katanya untuk pemanasan sebelum besok mengelilingi kota Yogyakarta. Padahal jarak rumah nenek Almira dan Malioboro lumayan jauh, namun nenek nya tetap mengikuti kemauan cucunya. Yang penting senang katanya.

"Nenek capek nggak?" tanya Almira.

"Capek Al, mau mijitin nenek?"

"Nggak deh nek aku mau istirahat aja, capek juga," Almira menyengir kuda.

"Dasar, nenek kira mau mijitin."

"Hehe kan cuma nanya nek, Al ke kamar dulu ya nek babayyy," Almira mengecup pelan pipi nenek dan langsung ngacir ke kamar.

"Dasar anak itu."

Sesampainya di kamar, Almira langsung merebahkan tubuhnya di kasur. Tak lama kemudian terdengar suara dengkuran halus. Ya, Almira tertidur dengan gaya yang tidak aesthetic sekali. Rambutnya tergerai acak-acakan, mulut mangap, kakinya yang satu diatas kasur dan satunya dibawah, dan tangannya terlentang.

___

Tok tok tok

"Almira bangun."

Tok tok tok

"Yuk subuhan dulu Al."

Ami terus mengetok pintu sampai terbukalah pintu itu memperlihatkan penampilan muka bantal Almira.

"Aku masih ngantuk nek, tidur bentar ya. Sholatnya nanti aja," Almira yang akan menutup pintunya ditahan oleh sang nenek.

"Heh ndak bisa gitu Al, ayok sholat dulu nanti tidur lagi."

"Hoamm yaudahlah," Almira melangkahkan kakinya menuju kamar mandi kemudian wudhu dan melaksanakan kewajibannya.

Sejujurnya Almira sholat nya masih sering absen. Hanya sholat maghrib yang sering Almira kerjakan. Padahal ia sudah berumur 16 tahun yang sudah diwajibkan melaksanakan sholat. Kan besok masih bisa sholat sekali-kali bolos nggak sholat, pikir Almira saat itu.

Almira bilang sekali-kali padahal sekali-kalinya itu diulang terus menerus. Dasar Almira.

Almira yang sudah selesai sholatnya kemudian menghampiri neneknya di teras rumah. Suasananya dingin namun ini terasa menyegarkan membuat ia mengurungkan niatnya untuk tidur kembali.

"Nek, kenapa sepi banget disini?" Almira mendudukkan diri di kursi samping nenek.

"Iyo Al, sudah pada berangkat ke sawah tadi."

"Nenek nggak ke sawah?" tanya Almira.

"Tenaga nenek sudah ndak sekuat dulu lagi Al, jadi nenek menyuruh orang lain buat mengerjakan sawah nenek," jelas Ami.

Almira hanya membulatkan bibirnya.

"Nek, berarti kalo Al pulang ke Jakarta nenek sendirian dong?"

ALMIRADENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang