18

20 2 2
                                    

Author pov

Minchan sedang mengamati pesan yang berada di handphone nya, ini sudah jam 3 sore tapi dia masih tidak ingin pulang ke rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Minchan sedang mengamati pesan yang berada di handphone nya, ini sudah jam 3 sore tapi dia masih tidak ingin pulang ke rumahnya.

Tadi Hoyoung dan Minyoung sudah pulang duluan, kalau di tanya gak dicariin?

Buat apa?

Ilang juga gak ada yang nyariin, hahaha.

"Ini beneran gak sih Kangmin ngajak jalan, gak biasanya tuh bocah, apalagi gue kan belum pulang."

Tiba-tiba handphone nya berbunyi dengan nyaring,
Hampir saja handphone nya di jatuhin karena kaget.

Kangmin menelepon nya, padahal jarang-jarang nih bocah deket banget sama Minchan.

"Hallo, bang?"

"Iya, kenapa min, lu seriusan ngajakin jalan?"

"Ya serius bang, ini gue udah siap loh, udah gue bawain baju juga."

"Yaudah lah serah lu aja, gue tunggu di pertigaan deket sma."

"Siap bang, meluncur, ini dah di angkot kok."

Kangmin mematikan sambungan telepon nya.

"Huh, kenapa tuh anak."

Minchan segera keluar dari sarangnya, eaa

Dia tuh bikin markas gitu di SMA, di deket kantin ada pohon besar, nah disitu dikasih rumah pohon, sebenarnya itu bekas kakak kelasnya dulu, diserahin sama Minchan,

Akhirnya jadi tempat tidur nya kalau mau bolos, disana juga ada gitar jika dia bosan.

Dia mengendarai motor kesayangan nya ke pertigaan di dekat SMA,

Disebelah pertigaan itu ada halte, dia menunggu Kangmin disitu.

Setelah menunggu sekitar setengah jam akhirnya ada sebuah angkot yang menurunkan sosok aneh,

Kangmin dengan rambut diacak-acak dan baju yang lusuh.

Minchan tertawa bahagia hingga hampir terjungkal dari tempat duduknya.

"Lu kenapa min?"

"Itu tuh ada ibu-ibu yang gemes ama gue, malah diginiin."
Kangmin merapikan bajunya dan membenarkan rambutnya.

"Hmm mana baju gue."

Kangmin menyerahkan 1 kaos putih yang dia ambil dari dalam tas.

"Ini doang?"

"Hehe iya, emang abang mau gimana?"

Minchan menepuk jidatnya,

Gini nih kalau terlalu percaya sama bayi.

Akhirnya dia memitar otak,

Diputer-puter tuh sampe copot, ga.

Minchan memakai kaos itu lalu kemeja putih alias seragam nya tadi di taro diluar, dia tidak perduli kalau bajunya nanti kotor,

Toh besok juga tidak dipakai.

"Dah lah gini aja, emang mau kemana?"

Minchan menatap Kangmin penasaran, tadi Kangmin mengirim pesan katanya mau jalan titik gak ada penolakan, dia mau jalan berdua sama Minchan.

"Suatu tempat, hehe. Udah jalan aja dulu bang, nanti aku tunjukin jalannya."

Minchan hanya mengangguk, toh gak ada salahnya jalan.

Gak lupa dia tadi pamit sama Hoyoung, jadi gak bakal di ganggu.

Minchan menjalankan sepeda motor nya itu setelah Kangmin naik di belakang nya.

Selama di perjalanan Kangmin terus menunjukkan jalan,

Untungnya ga nyasar walau Kangmin sempet bingung jalan.

Setelah menempuh perjalanan  setengah jam mereka berdua sampai di sebuah cafe tapi hanya cafe ukuran kecil.

Walau ukurannya kecil tetap saja banyak yang mengantri untuk masuk kesana,

Kangmin memesan 2 kopi yang 1 nya untuk Minchan.

Minchan sudah duduk-duduk di deket cafe itu, kebetulan ada pohon yang dibawah nya memang di sediakan tempat duduk.

Kangmin memberikan kopi nya lalu tersenyum.

"Maaf ya bang, sebenarnya emang mau muter-muter doang."
Kangmin nyengir sedangkan Minchan menghembuskan nafasnya, jika dia marah juga percuma,

"Emang ngapain disini?"
Minchan melihat sekeliling ada banyak mata yang melihat mereka terutama ibu-ibu.

"Caper dong, aku tuh sering kesini dulu, biasanya lewat jalan yang deket SMP, mangkanya tadi rada bingung pas lewat sana."

Minchan tidak habis pikir, disini kebanyakan diisi oleh ibu-ibu atau om-om,

Kalau pun anak muda pasti tuh hanya cowo yang nongkrong di warnet sebelah cafe,

Jadi kalau caper ya ke ibu-ibu dong.

"Kangmin, kenalin dong yang sebelahnya ganteng tau."
Beberapa ibu-ibu dateng dengan sedikit mengendap-endap layaknya kayak anak perawan yang pemalu.

"Ini bang Minchan tan, emang ganteng anaknya."

Minchan hanya cengengesan saat kangmin menariknya untuk berdiri dan berkenalan dengan ibu-ibu.

"Hallo, saya Minchan."

"Wahh ganteng banget."
"Sopan juga ya."
"Buat mantu cocok nih."
"Enak aja mantu, ini mah cocoknya untuk simpanan saya."
"Duh berondong idaman banget."
"Ganteng ya emang, masih mulus."

Minchan menunduk saat mendengar semua itu, bukan karena sedih tapi karena menahan malu,

Wajahnya benar-benar sudah memerah, ntah karena marah atau baper, eaa.

Beberapa ibu-ibu saling senggol menyenggol karena berebut agar bisa lebih dekat dengan Minchan dan kangmin.

Tiba-tiba ada seorang ibu yang hampir jatuh karena terdorong, reflek Minchan menangkap ibu itu dan malah berbenturan dengan tubuhnya.

Setidaknya tidak bentur aspal kan.

Akhirnya mereka putusin untuk pulang saja, gak mau lama-lama narik perhatian, malah di grebek suami nya ntar.

"Bang kemejanya dicopot aja ntar, dimarahin bang Hoyoung loh."

Minchan bingung dengan ucapan Kangmin akhirnya memeriksa kemeja nya, setelah tau apa yang Kangmin maksud Minchan menelan ludah kasar.

Tapi ujung-ujung nya dia lupa dan Minyoung lah yang menemukan noda lipstik itu di kemejanya.

~~~

Jangan lupa kasih vote dan komen sekalian hasil karya author

Follow juga akun author

____________________________________

Babu nak ververTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang