Srak!
Srak!
Srak!
Suara dibalik dinding dapur mengalihkan perhatian Soobin yang tengah mencuci piring.
Yang Soobin tau hanya ada ruangan baru dibalik dinding dapur ,tapi entah apa isinya.
"San! Ngapain lo kesana?" panggil Soobin tanpa adanya jawaban.
Soobin merasakan keanehan sejak sampai beberapa hari lalu.
Bagaimana bisa kakek yang ada di sebelahnya dan Sanha tiba tiba ada di pintu utama.
Banyak hal hal yang tak masuk akal terjadi di desa ini.
Tak ada balasan dari Sanha ,Soobin kembali mencuci piring dengan rasa penasaran.
Selesai mencuci piring Soobin masuk ke kamarnya dan Sanha.
"San? Ngapain lo tadi ke ruangan baru sebelah dapur?" tanya Soobin.
"Maksud lu apa lur?" tanya Sanha balik.
"Gua tadi lagi cuci piring ,terus lo masuk ruangan baru sebelah dapur sambil liat liat kan?" tanya Soobin lagi.
"Kok nuduh si njir?" tanya Sanha lagi.
"Gue gak nuduh tapi gue nanya." kata Soobin.
"Cek ruang barunya sekarang mau gak lo?" tanya Soobin.
"Lah kok ngecek? Mending gue rebahan." kata Sanha , membaringkan dirinya ke kasurnya lagi.
"Gue ajak sekarang dengan cara baik baik ,atau gue seret tengah malem buat ngecek ruangan itu." kata Soobin.
"Apa bedanya lo ngajak gue waktu tengah malem sama waktu Maghrib?" tanya Sanha.
"Kalo tengah malem ,itu udah malem tapi kalo waktu Maghrib ,masih sore. Logika dong." kata Soobin.
"Iya iya." kata Sanha.
"Buka gih pintunya." kata Sanha.
"Takut kan lo?" tanya Soobin.
"Bisa dibilang begitu ," jawab Sanha.
Gagang pintu sudah Soobin pegang ,tapi waktu hampir mendorongnya ,
"Le! Iki telponmu muni!" (Le : biasanya buat manggil anak laki-laki. "Nak! Ini handphonemu bunyi)
"Iya kek bentar!" jawab Sanha.
"Angkat telpon nya dulu ,siapa tau penting?" ajak Sanha.
Mereka meninggalkan ruang baru itu ,dengan rasa penasaran. Hampir saja terbuka tapi kakek malah memanggil.
"Telponnya siapa kek?" tanya Sanha.
"Ora reti. Tapi tulisannya angka." jawab kakek.
"Ooo si—"
"Si Felix kan San ya?!" potong Soobin.
"Hem? Iya iya! Kita angkat dulu ya kek." kata Sanha.
"Wah udah berapa hari gue gak telpon?"-
"Ga gue itung."-Soobin.
"Ayo mulai permainannya lagi. Sekarang."-
"Yah!"
"Sanha!"-Sanha.
"Truth or dare?"-
"Truth! Males gue kalo dare nya kayak kemarin."-Sanha.
"Haha! Oke kalo gitu ,"-
"Rahasia apa ,"-
"yang lo sembunyiin ,"-
"dari Soobin?"-
"Jangan kaget." bisik Sanha.
"Gue dulu punya kepribadian ganda."-Sanha.
T÷D
"Gue cuma bohongin dia kemaren. Ga nyangka dia bakal percaya." kata Sanha.
"Kalian berdua ini muncul muncul udah kayak tuyul aja ," kata Soobin.
"Tapi kan Ningning gak botak kak." protes Ningning.
"Tapi kakak tau gak episode Upin & Ipin yang baru?" tanya Jisung.
"Episode yang mana?" tanya Soobin.
"Yang Upin & Ipin punya rambut kak." jawab Jisung.
"Lah emang kenapa?" tanya Soobin.
"Yakali dari lahir sampe TK rambutnya Ipin gak tumbuh tumbuh. Padahal temen temennya aja ada rambutnya." kata Jisung.
Ningning membungkam mulut Jisung ,"Maaf kak. Kalo kambuh rasa pengen taunya tu gini. Kalo kakak jawab ,dia malah tanya makin banyak." kata Ningning.
Mereka sudah sampai ,
"Ayo kita kita explore tempat ini!"
"Tapi kan kita bukan Dora ," tambah Jisung.
T÷D
Sebenernya mau up kemaren tapi ,kelupaan.
Maafkan penulis yang gak ada niat ini ..
KAMU SEDANG MEMBACA
T.O.D || Soobin - Sanha
Fanfiction"Kita harus milih..." "Truth or dare?" "Kalo gak kenapa?" "kita bakal dapet suatu malapetaka..." Starting from now-! writer by : - nadamyycio