O8.

127 14 8
                                    

"Jisung mana kak?" tanya Ningning.

"Ini di belakang." jawab Soobin.

"Gimana? Ada yang aneh?" tanya Soobin.

"Tadi sih ada kucing hitam lewat , tapi mana mungkin kucing bisa sampe tengah hutan gini." kata Sanha.

"Tapi kan kak , tadi ada bangunan kecil di bagian belakang , waktu kak Sanha bilang 'Paket' ada yang jawab , 'Ya'." tambah Ningning.

"Kalo di dalem gimana?" tanya Sanha.

"Tadi aman aman aja , cuma , ada satu pintu yang di kunci." jawab Jisung.

"Tapi kalian mikir gak?" tanya Soobin.

"Apa?"

"Bukannya yang kemarin kita temuin itu rumah Joglo?" tanya Soobin.

T÷D

Kini hanya tersisa 1 hari mereka berlibur di sini. Mama , papa juga masih di luar kota , jadi mereka akan pulang naik kereta saja.

Bahkan penelpon itu belum menelpon mereka lagi sejak beberapa hari yang lalu.

Mereka yang sudah kelelahan setelah membantu kakek memperbaiki kandang ayam , duduk di kursi teras.

"Ningning! Jisung! Sini!" seru Sanha yang melihat Ningning dan Jisung berjalan melewati rumah kakek mereka , tapi masih dengan seragam sekolah.

Tanpa ada jawaban , Ningning , dan Jisung langsung menghampiri Soobin dan Sanha yang berada di teras rumah.

"Kenapa kak?" tanya Jisung.

"Nggak ada ucapan gitu?" tanya Sanha.

Jisung dan Ningning mengangkat salah satu alisnya , yang berarti 'Apa? Gimana?'.

"Besok kita udah pulang." kata Soobin.

"Yah kak. Kita udah disuruh ke sekolah hari ini , padahal sekolah kakak aja berangkatnya lusa." protes Jisung.

Berbeda dengan Jisung yang memprotes tentang sekolah , Ningning justru berkata agar hati hati di perjalanan.

"Hati hati di jalan ya kak. Liburan besok kesini lagi deh pokoknya." kata Ningning.

"Nah gini dong kayak Ningning , lah yang ini malah protes sekolahnya." kata Sanha.

"Iya deh kak. Hati hati di jalan ya kak." kata Jisung.

"Emang kakak berangkat kapan?" tanya Ningning.

"Nanti malem." jawab Soobin.

T÷D

Kereta sampai saat jam 6 pagi.

Mereka juga sudah sampai di rumah. Rumah juga masih sepi karena papa dan mama belum pulang.

"Ayo Bin , jajan." ajak Sanha.

"Lo aja sana." tolak Soobin.

"Nggak mau nih gue traktir?" tanya Sanha lagi.

"Nggak deh. Capek." jawab Soobin.

Padahal biasanya setelah pulang dari rumah kakek , akan diberikan uang , lalu akan langsung mereka gunakan untuk jajan atau yang lainnya.

"Yaudah , gue jajan bentar , lo jaga rumah ya." kata Sanha.






Soobin menidurkan dirinya di sofa depan televisi.

"Harusnya tadi gue ikut Sanha , tapi gue mager." kata Soobin pada dirinya sendiri.

Srak!

Gorden yang harusnya diam , bergerak dan menimbulkan suara.

Apa mungkin angin?

Tapi jika angin yang besar mengapa gorden lain tidak bergerak juga.

Soobin mulai menengok ke luar jendela.

Ia tak menemukan seorang pun yang berada di belakang jendela.

Tapi saat menengok ke arah pohon , hanya bayangan manusia yang seperti bersembunyi dibalik pohon.

"Keluar lo?!"

T÷D

notes:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

notes:

Pengen cerita ini tamat secepatnya tapi aku males.

Pengen terbitin buku baru tapi masih inget ada buku ini yang belum selesai.

Beneran , draft buku di aku banyak banget , bisa 5 lebih.

T.O.D || Soobin - Sanha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang