O7.

100 16 3
                                    

"Gue sama Jisung ngecek bagian dalem ,lo sama Ningning ngecek bagian luar." perintah Soobin.

Rumah dengan warna cat dominan putih ini mereka telusuri bersama.

Bahkan dengan rumah kakek ini jauh lebih besar. Bukan maksud bully rumahnya kakek.

Kesan angker terlihat karena rumah megah ini sudah tak ditinggali.

"Kak itu kamar mandi bukan?" tanya Ningning sambil menunjuk sebuah bangunan kecil diluar rumah dengan seternya.

"Cih, kaya tapi kamar mandinya diluar—"

BRAK!

"Haduh kak. Jangan ngejek gitu ,hantunya nanti marah." bisik Ningning.

"I-iya iya." kata Sanha.

Halaman luas diluar yang biasanya bersih, telah ditumbuhi rumput liar setinggi pundak orang dewasa.

Di awal belum terjadi apa apa yang aneh. Tapi ,

"Eh Ning?"

"Apa?"

"Denger suara orang jalan?" tanya Sanha.











































NGEKKK!

Efek suara pintu kayu yang satu ini emang the best.

Untung yang masuk mereka berdua ,tapi Jisung dari tadi ,

"Kak!"

"Astaga!"

Tapi kalo Sanha ,

"Bangsat!"

"Anjing!"

Komplit sudah semua hewan kebun binatang Sanha katakan.

Rumah yang kelihatan besar dari luar memang memiliki ruang tamu yang luas.

Dengan dua tangga untuk menuju lantai dua.

Didepan pun juga sudah disangga oleh dua tiang besar.

































"Kabur kak!"

Sanha yang terpengaruh oleh kata kata Ningning ikut berlari.

Sebenarnya untuk apa mereka lari?

Mereka sampai di ujung kebun ,tepatnya depan bangunan yang tadi mereka tunjuk.

Dan yang membuat mereka berlari hanyalah seekor kucing ,tapi berwarna hitam.

"Tapi gara gara kucing ,kita bisa nyampe secepet ini." kata Sanha.

"Ayo cek dalamnya." ajak Ningning.

"Lah kok ngecek? Kan cuma mau mampir." kata Sanha.

Sanha memimpin di depan ,dan Ningning berjaga jaga dibelakang.

"Jangan lupa salam kak." kata Ningning.

"Paket!"

"Ya ,"


























"Nemu sesuatu?" tanya Soobin.

"Nemu sepatu bekas doang kak. Itupun ada isinya." jawab Jisung.

"Isinya?" tanya Soobin.

"Tikus."

Mereka mengecek satu persatu ruangan tanpa meninggalkan satu pun. Hanya kurang lantai atas.

"Jangan niup niup rambut." kata Soobin.

"Siapa juga yang niup rambut kakak—"

"jangan jangan ," kata Jisung.

"Jangan mikir yang aneh aneh. Angin lewat mungkin." kata Soobin.

"Yakali si." kata Jisung.

Kini mereka berjalan ditangga ,meninggalkan lantai pertama.

Dibandingkan lantai pertama ,lantai kedua memiliki lebih banyak ruangan.

Beberapa ruangan memiliki pintu. Dan ada juga yang pintunya sudah tidak ada.

"Pakek parfum ya kak?" tanya Jisung.

"Enggak. Tapi ini wanginya wangi banget." jawab Soobin.





















Mendengar ada jawaban dari dalam ,Sanha dan Ningning berlari kembali ke halaman depan rumah itu.

"Itu tadi beneran dijawab?" tanya Sanha.

"Mungkin ,lumayan lirih suaranya kak." jawab Ningning.

"Kita nunggu Soobin sama Jisung." kata Sanha.

"Mana nggak ada sinyal lagi." kata Ningning ,sambil mengangkat salah satu tangannya yang membawa handphone.

Setelah menunggu beberapa menit ,seseorang keluar dari rumah itu.

"Loh Jisung mana kak?"

T÷D

T÷D

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
T.O.D || Soobin - Sanha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang