Kai POV
Seperti hari Senin biasanya. Aku tak pernah mengikuti jam pelajaran matematika. Aku selalu keluar kelas dan membaca buku di perpustakaan.
Aku tak pernah menyukai pelajaran matematika. Aku lebih suka pelajaran bahasa dan seni.
Dan seperti biasanya, saat aku tidak masuk kelas saat jam pelajaran tersebut. Guru matematika selalu menghampiri ku kemudian menghukum ku. Aku tidak pernah bosan terkena hukuman darinya, sampai guru nya pun bingung harus bagaimana lagi pada ku.
Aku sudah dianggap tak ada pada setiap pelajaran matematika. Huh, apa peduli ku jika nilai matematika ku dikosongkan.
"Hari ini 2 jam. Mati saja lah aku jika kembali ke kelas" ucap ku sambil melihat kearah kelas yang baru saja dihadiri oleh guru matematika.
Penjaga perpustakaan sudah sangat hafal dengan ku karena setiap jam pelajaran matematika pasti akan ku habiskan waktu ku di perpustakaan.
"Jongin-ah, bagaimana kau bisa pintar sedangkan pelajaran matematika kau tinggalkan setiap hari" ucap penjaga perpustakaan.
"Biarkan saja, aku muak belajar menghitung seperti itu." Jawab Kai diikuti rasa ketidaksukaannya pada matematika.
"Kalau saja kau tak pintar di bidang lain dan tidak membawa nama baik sekolah dibidang seni, sudah dipastikan kau akan keluar dari sini"
"Aku tau itu. Baiklah, aku ingin pergi ke ruang seni dulu. Annyeong"
Aku meninggalkan ruang perpustakaan dan segera pergi menuju ruang seni.
Ruangan ini sangat sepi. Hanya dipakai jika jam pulang sekolah saja.
Author POV
Kai mulai menggerakan tubuh nya sangat lincah. Terlihat ia memang sangat berbakat di bidang seni terutama menari.
"Apakah harus ada pelajaran matematika di dunia ini? Uh! Menyebalkan" Kai menggerutu sambil terus melanjutkan kegiatan menarinya.
Tiba-tiba ada seseorang yang membuka pintu ruangan dan membuat Kai terkejut.
"Kai! Apa yang kau lakukan?" Tanya seseorang tersebut.
Kai tak menjawab, ia malah mengeraskan suara musik pengiring tariannya.
"Kai! Aku bicara pada mu. Bisakah kau kecilkan sedikit volume nya? Kau harus mendengarkan ku!"
Akhirnya orang tersebut yang mematikan musik nya.
"Ya! Sudah masik tidak permisi, sekarang kau matikan musik itu!" Kai membentak orang tersebut.
"Dengarkan dulu, kau harus mau belajar matematika mulai sekarang"
"Ani! Aku tidak mau. Untuk apa? Aku lebih menyukai belajar seni. Dan kau Krystal Jung, sungguh aku tidak mengerti apa maksud mu menyuruh ku untuk menyukai dan belajar matematika" Kai menyebut nama orang tersebut yaitu Krystal.
Krystal adalah teman sekelas Kai. Wanita cantik berambut panjang ini memang sangat pintar. Banyak pria yang ingin dekat dengan.
"Tapi pelajaran itu sangat penting untuk mu" Krystal menurunkan nada bicaranya.
"Baiklah, aku akan kembali ke kelas sebentar lagi. Dan ini bukan berarti aku suka dengan matematika ya" ujar Kai
"Bersihkan keringat mu, dan minumlah, aku tau kau sangat lelah. Cepat kembali ke kelas" Krystal memberikan handuk kecil dan sebotol air pada Kai.
Kai akhirnya menyelesaikan sisa waktu belajar matematika nya dengan sangat terpaksa.
Saat jam istirahat ia pergi ke kantin bersama Sehun, sahabat satu-satu nya yang ia punya.
"Kai, kau mau pesan apa? Hari ini aku yang traktir. Tenang saja, pesan yang kau mau" ucap Sehun sambil melepaskan headphone yang dikenakan Kai.
"Kau sedang baik hati hari ini, Sehun-ah, tapi saat ini aku hanya menginginkan soda. Huh, sayang sekali itu sangatlah murah, lain kali kau harus mentraktir ku kembali, Ne, hahaha" Kai tertawa sangat keras hingga semua orang memperhatikannya.
"Baiklah, semua orang memperhatikan kita sekarang dan itu karena mu" Sehun terlihat kesal pada Kai
"Ah, Mianhae, itukan tidak disengaja. Sudah cepat sana pesan" Kai mendorong Sehun agar cepat memesan.
Namun saat Kai mendorong Sehun, tubuh Sehun malah menabrak seorang wanita...