Ternyata, tidak jauh dari tempat dimana Kai dan Krystal berdiri, ada seseorang yang sedari tadi memperhatikan mereka. Ia menangis ketika melihat semua kejadian yang terjadi barusan. Ia akhirnya pergi.
"Kau harus segera beristirahat, Kai, sudah malam" Krystal membenarkan rambut Kai yang berantakan tertiup angin.
"Baiklah, kau cepat pulang dan berhati-hati lah. Sampai jumpa di sekolah besok, Krystal-ah"
Krystal pergi meninggalkan Kai, kemudia Kai masuk ke dalam rumahnya.
Saat masuk ke dalam rumah, perasaan Kai masih bahagia. Eomma nya yang melihat keanehan anak nya itu pun langsung bertanya.
"Apakah kau mulai gila? Mengapa terus tersenyum sendirian seperti itu?" Eomma yang sedang menonton televisi kemudian menghampiri Kai.
"Aniyo, Eomma tak perlu tau. Aku sedang bahagia, sudah jangan ganggu aku. Appa eodiseo?"
"Ah, Appa mu belum pulang dari tempat kerjanya. Dia bilang akan pulang pagi, sedang ada acar di kedai sana"
"Baiklah" Kai berjalan meninggalkan Eomma nya, namu baru beberapa langkah ia berhenti dan menatap Eomma nya.
Eomma nya heran melihat kelakuan anak laki-lakinya yang sangat aneh.
"Saranghae, eomma!" Kai berlari memeluk Eomma nya.
Noona nya yang baru saja keluar dari kamar, terkejut melihat Kai yang tiba-tiba memeluk Eomma nya. Sangat jarang kejadian ini terjadi, karena biasanya Eomma dan Kai tidak pernah akur.
"Yak! Ige mwoya!! Mengapa kau memeluk ku?!" Eomma berusaha melepaskan pelukan itu namun gagal, karena pelukan Kai begitu erat.
"Apakah kau tidak merindukan pelukan anak mu ini, eomma?" Kai hanya tersenyum.
"Ah, sepertinya kau tidak suka aku peluk. Sudah ya eomma aku ingin tidur. Eomma jangan tidur larut malam. Jaljayo" Kai melepaskan pelukannya dan masuk ke kamarnya.
Noona nya hanya menggelengkan kepala pertanda heran dengan kelakuan adiknya itu.
"Anak itu! Aigooo!" Eomma juga masuk ke kamarnya.
Keesokan hari, saat di sekolah, Sehun menghampiri Krystal yang terlihat sedang duduk sendirian.
"Krystal-ah" panggil Sehun.
"Wae?"
"Aku ingin mengembalikan buku mu ini" Sehun memberikan buku milik Krystal yang tertinggal di rumah nya semalam.
"Ah, gomawo, semalam aku mencarinya, aku pikir jatuh dijalan, gomawo, Sehun-ah"
"Gwaenchana"
"Aku ingin bertanya sesuatu" lanjut Sehun.
"Apa?"
Sehun bingung harus bertanya darimana dan apakah pertanyaan yang ingin ia tanyakan itu pantas untuk ditanyakan?
"Semalam kau hanya mengantarkan Kai? Tidak bicara apapun?" Sehun salah maksud untuk bertanya.
"Ah? Apa maksud mu? Hanya bicara biasa saja, apalagi?"
"Boleh aku bicara serius dengan mu?" Nada bicara Sehun mulai serius.
"Boleh saja"
"Kau dan Kai? Apakah kalian... menjalin s-sebuah, hubungan?" Sehun tampak bergetar.
"Ah, aku mengerti, ne, baru semalam Kai menyatakan semua perasaannya pada ku, dan kau tau itu? Sangat manis dan tak akan ku lupakan seumur hidup ku" terlihat dari wajahnya, Krystal sangat bahagia.
"Chukkae" Sehun meninggalkan Krystal begitu saja.
"Sehun-ah! Kau kenapa?" Panggil Krystal namun Sehun menghiraukan nya.
***
Terlihat wajah kemarahan Sehun pada Kai saat melihat nya bersama dengan Krystal di dalam kelas.
Sehun mulai membenci Kai, Sehun sebenarnya tidak mau seperti ini, namun hati nya tak mampu berbuat daripada emosinya.
Sudah seminggu Sehun dan Kai juga Krystal tidak berhubungan, jangankan di telpon, bertemu langsung saja Sehun memasang tampang kekecewaan dan kemarahan setiap melihat Kai.
Kai juga bingung ada apa dengan Sehun akhir-akhir ini, tampak berbeda sifatnya, tidak seperti biasanya.
Sehun POV
Aku tak mampu lagi ketika melihat mereka bersama. Aku hancur, aku merasa ini semua tidak adil, mengapa aku yang sudah lama mencintai Krystal tidak bisa memilikinya, malahan Kai yang dari awal membenci Krystal bisa memilikinya.
Aku tidak ingin seperti ini, aku sebenarnya ingin mendukung hubungan mereka, namun hati ku tak sanggup untuk melakukan semua itu. Egois memang, tapi kalau hati tak mampu, seluruh tubuh pun enggan untuk menggerakan kata hati.
Argh! Aku benci Kai! Dia sahabat ku tapi malah menyakiti ku!
Aku terduduk sendiri di taman sekolah yang sepi saat jam istirahat. Hanya angin yang mengerti perasaan ku saat ini dan bisa menenangkan ku.
Tiba-tiba, seseorang duduk disebelah ku, siapa lagi kalau bukan sahabat ku, tapi sekarang lebih tepatnya mantan sahabat ku, Kai.
"Kau kemana saja?" Kai bertanya pada ku.
Aku sangat tidak ingin bicara padanya lagi, rasanya aku ingin berjam-jam meluapkan kebencian ku padanya.
"Sepenting apa diri ku, sampai kau datang kemari menyempatkan waktu mu yang terbuang sia-sia yang harusnya untuk teman yang sekarang menjadi pacar mu itu hanya untuk ku" aku mulai terbawa oleh emosi diri ku sendiri.
"Kau kenapa? Apakah ada yang salah dari ku?" Kai malah menanyakan sebuah pertanyaan basi dikalangan pecundang yang berpura-pura tak mengerti.
"Kau bodoh atau memang sangat bodoh? Hah?! Apakah kau tak mengerti yang aku maksud? Ah, aku lupa kalau kau memang bodoh!" Aku terus berbicara seperti apa yang aku rasakan selama ini.
"Kenapa kau berkata seperti itu?"
"Selain bodoh, ternyata kau munafik! Kau bilang tak suka dengan Krystal, tapi sekarang kau malah menjalin hubungan dengannya! Kau pecundang yang diawal menjelek-jelekan Krystal namun sekarang kau malah jatuh cinta padanya!"
"OH SEHUN! Sungguh! Apa yang kau maksud aku tidak mengerti. Aku memang bodoh, aku munafik dan membohongi perasaan sendiri. Tapi inilah yang sesungguhnya"
"Iya, ini adalah kau yang sesungguhnya, pecundang! Bahagia hanya untuk dirinya sendiri!"
Aku segera meninggalkan Kai yang masih bingung dengan ucapan terakhir ku. Apa peduli ku? Biarkan saja dia berfikir tentang perasaan ku saat ini.
