"Papa kan udah bilang sama Mas Rama sama Bang Ical juga. Jangan berantem terus. Ini kenapa lagi kening Abang?"
Jay menunjuk dahi Ical yang memerah. Sedikit menekan dan menimbulkan ringisan dari Ical.
"Ini tuh tadi di dorong sama Mas, Pa. Terus Abang nyusruk ke depan terus kena pinggiran meja. Emang Mas itu bandel banget. Marahin Pa."
Jelas Ical membuat Jay meringis. Tak terbayang bagaimana jika bukan dahi Ical yang mencium ujung meja, tetapi matanya. Dia tidak sanggup membayangkannya.
"Jaga mulutmu sahabat," Rama menunjuk Ical dengan senyum dipaksa. "Tadi siapa duluan yang jegal Mas waktu mau ambil minum?"
"Mana ada di jegal! Kan kaki Mas yang nabrak kaki Abang!"
"Jangan merubah fakta sahabat."
"Gausah ngeselin deh!" ucap Ical sewot.
"Loh? Kok ngamok?"
"Mas kalo masih sering berantem sama Abang, Papa sita handphone sama motor kalian, mau?"
Rama mengangkat kedua bahunya acuh berjalan mendekati Ical yang memakan mi goreng buatannya sendiri (karena Ean tidak mau membuatkan) dengan kesal. Mengusak rambutnya pelan namun sedikit ditekan.
"Kasian Papa punya anak bentukannya kaya Abang."
Ical mendelik tak terima, kakinya menendang pelan bokong Rama. Namun yang di tendang malah terkekeh dan kembali menggodanya.
"Papa..." Haical merengek. Berjalan ke arah Jay yang sedang mengambil cemilan untuk dimakannya bersama Ean dan Aksa. Meninggalkan mie goreng buatannya karena tersisa separuhnya.
"Apa lagi?"
Ical merengut, bibirnya di tekuk sok imut (kalau kata Mas Rama) Mendudukkan bokongnya di antara Ean dan Aksa yang tenang menonton film. Jay menggeleng dramatis, menatap Rama yang kini malah menghabiskan mi milik Ical dengan senyum lebar. Seolah menikmati penderitaan adiknya.
"Hmm sedapnya mi goreng buatan Abang Ical~~" Rama sengaja menguatkan suaranya agar Ical bisa mendengar. Tapi karena terlalu kesal, anak itu lebih memilih menyandarkan kepalanya di bahu Ean.
Berbeda dengan Aksa yang bangkit dan berlari ke arah Rama. "Mau!!!"
"Yah...dah abes..." Rama menunjukkan piring bekas makannya tadi. Hanya ada sisa bumbu mi goreng di piring.
Aksa merengut dan kembali ke ruang tengah dengan menghentakkan kakinya kesal persis seperti anak kecil. Berdecak kuat dan bergantian memisahkan Ical dan Ean.
"Dih kampret!" Ical memukul bokong Aksa yang mengenai wajahnya.
"Heh!"
Ical meringis dan menunjukkan dua jarinya. "Peace Papa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Milik Papa [Selesai]
Fanfic"Kalian adalah hadiah paling indah yang pernah Tuhan berikan kepada Papa."