07: Langit Runtuh

9.7K 1.6K 178
                                    

Tangannya gemetar meremat selembar kertas itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tangannya gemetar meremat selembar kertas itu. Air matanya meluruh seiring dengan tubuhnya yang terduduk menunduk. Menangisi segala hal yang terasa sangat menyakitkan. Sesak rasanya. Aksa memukul dadanya berkali-kali. Berharap semoga sesak yg menghimpit segera hilang digantikan rasa tenang.

SURAT PERNYATAAN

No. : 14/XXX/X/XX/2020

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : dr. Ajisaka Darmawan
Jabatan : Kepala Rumah Sakit

Menyatakan bahwa pasien berikut ini:

Nama : Jaiz Abyan Angkasa
No. Rekam Medik : 2323/XX/XXXX/127/XX/2020
Tempat tanggal lahir : Singapura, 14 Februari 1980
Jenis kelamin : Laki - Laki
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Jl. Neo Culture , No. 127

Pada hari Senin, tanggal 15 September 2020 telah menjalanai pemeriksaan kanker otak dengan metode menyeluruh dan CT Scan, hasilnya adalah POSITIF terkena KANKER OTAK.

Bagai petir di siang bolong. Dunia Aksa seakan runtuh pada hari itu. Air matanya bahkan tak berhenti. Erangan dan tangisan tertahan. Aksa tak tahu apa yang harus dilakukannya setelah ini. Pikirannya melanglang buana. Bayang-bayang hal buruk terus saja membuatnya ketakutan.

Ayahnya menutupi hal yang sangat besar. Membuatnya terlihat seperti anak bodoh karena tidak mengetahui apapun. Rasanya Aksa ingin menyerah saja. Menutup matanya dan tak pernah bangun pada saat ini.

Dia tidak ingin merasa kehilangan lagi. Dia tidak ingin ditinggal lagi. Aksa ingin hidup dengan Papa. Hari ini besok dan seterusnya. Aksa ingin mewujudkan mimpinya dengan Papa. Aksa hanya ingin Papa ada bersamanya selamanya.

 Aksa hanya ingin Papa ada bersamanya selamanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ean bingung dengan tingkah Aksa hari ini. Biasanya anak itu tidak akan pernah diam mengoceh. Walau senang rebahan, Aksa tidak pernah berhenti berbicara. Anak itu berbakat dengan segala celotehannya. Namun kali ini, anak itu hanya diam dan menatap kosong ke depan.

Semesta Milik Papa [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang