8

36 5 5
                                    

Sudah hari ke sepuluh sejak Nayeon di rumah sakit, dan sudah sepuluh hari pula Nayeon tidak sadarkan diri. Ini merupakan waktu terlama nayeon koma. Terakhir kali Nayeon Koma adalah saat usianya 7 tahun. Itu adalah pertama kalinya Jinyoung tahu bahwa Nayeon tidak bisa menghadapi dingin.

*Flashback on

"Ya Im Nayeon.. kau tidak boleh jadi pengecut" teriak lantang Yugyeom di usianya yang ke 7

"Berhenti menggangguku" balas Nayeon

"Seorang pengecut akan tetap menjadi pengecut" Ucap Bambam mengolok Nayeon

"Aku bukan pengecut... hanya..." Nayeon kecil menggantungkan kalimatnya mencari-cari alasan yang tepat untuk ia utarakan "Aku tidak boleh berenang" lanjutnya

"Kalau begitu siapa yang akan mengambil topi Jinyoung yang kau buang ke sungai hah?" Bambam terus menyudutkan Nayeon

"Aku tidak sengaja" balas Nayeon hendak melarikan diri

"Berhenti, ambil topiku!" Jinyoung menahan lengan Nayeon dan menariknya ke pinggiran sungai.

Yugyeom dan Bambam mengikutinya, mereka menunggu apa yang akan di lakukan Nayeon untuk bertanggung jawab karena melempar topi Jinyoung ke sungai. Kini topi Jinyoung basah dan tersangkut di bebatuan sungai.

"Eishh... baiklah, lagi pula aku tidak sengaja, menyebalkan" omel Nayeon seraya melepaskan tasnya dan melangkah masuk ke air.

Setelah memasukkan kedua kakinya Nayeon merasa kedinginan "Bagaimana ini airnya dingin sekali, aku tidak bisa berenang" benaknya.

*Jebur...

Nayeon terjatuh setelah beberapa saat membeku di tepian sungai. Jinyoung, Bambam dan Yugyeom merasa keheranan.

"Apa yang dia lakukan, bahkan sungainya tidak dalam" sahut Bambam

10 detik, 15 detik tidak ada pergerakan dari Nayeon, ia masih berbaring di atas air sungai. Jinyoung menyadari kejanggalan yang terjadi dan segera melompat kearah Nayeon. Benar saja, Nayeon pingsan. Wajahnya mengapung di permukaan air dengan tubuh yang terendam oleh air sungai. Sungai ini bahkan tidak sampai paha mereka, tapi kenapa Nayeon tenggelam, fikirnya.

Jinyoung menarik Nayeon keluar dari air.

"YA... Im Nayeon apa yang terjadi?" teriak Jinyoung panik

Merasa aneh dengan tingkah Jinyoung, Bambam dan Yugyeom pun menghampiri mereka.

"Ada apa?" Tanya Bambam

"Kalian gila, dia pingsan" ucap Jinyoung dengan suara lantang "Bantu aku membawanya" lanjutnya.

Tiga sekawan itu dengan segera membawa Nayeon ke rumah sakit terdekat. Badan Nayeon bergetar kedinginan. Selama di perjalanan Jinyoung membuka jaketnya dan berusaha menyelimuti Nayeon dengan jaket itu.

Setelah sampai di depan rumah sakit, Jinyoung dan Yugyeom membopong Nayeon ke dalam meninggalkan Bambam dan supir taksi yang tidak bisa mereka bayar. Bambam hanya terdiam dan merayu supir taksi tersebut dengan mengeluarkan semua uang dan permen yang ia punya.

.

..

.

"Jinyoung-a.." Minhyuk datang dengan Hani ke rumah sakit.

Jinyoung menelefon sekolah Hani menggunakan telfon umum. Ia bingung apa yang harus dia lakukan, dengan segera Hani pun menelfon handphone Minhyuk. Jadi mereka berdua pun datang ke rumah sakit

*Pletak

"Pabo.. siapa anak itu? Kau apakan dia" Hani langsung menjitak Jinyoung sesampainya di rumah sakit.

"Noona.." Mata Jinyoung dan Yugyeom penuh dengan air mata, mereka hanya menangis merasa bersalah dan ketakutan.

Minhyuk berbicara dengan dokter yang keluar dari ruangan Nayeon, dokter itu bilang Nayeon sudah di tangani dan mereka telah menghubungi orangtua Nayeon.

"Aku akan menelfon Omma dan Appa" ucap Hani mengambil hp Minhyuk.

Sedangkan Minhyuk menghampiri Bambam dan membayar uang taksi mereka.

.

..

.

15 menit kemudian

"Minhyuk-a.. apa yang terjadi" ayah Minhyuk

"Appa" Minhyuk berdiri dari posisinya dan menjelaskan yang terjadi

*Pletak

"Apa yang kau lakukan anak nakal" Ibu Jinyoung kini ikut memberikan jitakan pada Jinyoung seperti yang di lakukan Hani sebelumnya "Kalian bertiga duduk bersimpuh dan angkat tangan kalian" Lanjutnya

Jinyoung, Bambam dan Yugyeom pun menurut merasa menyesal.

*Drap Drap Drap..

Sepasang suami istri berlari menghampiri tempat keluarga Jinyoung berkumpul. Sang ibu mengintip ke dalam salah satu ruang rawat dan segera memasukinya.

"Nayeon-a.. ommo" sedu wanita itu

Ayah Jinyoung menghampiri si pria yang tengah berada di dalam ruangan itu dan mengajaknya berbicara. Pembicaraan mereka dilangsungkan di luar ruang rawat. Terlihat bahwa Ayah Jinyoung terus meminta maaf pada pria tadi yang merupakan ayah Nayeon.

Melihat itu Jinyoung merasa semakin bersalah, air matanya kembali mengalir dan ia takut akan terjadi hal yang tidak diinginkan pada Nayeon. Setelah menjelaskan segala situasi yang menyebabkan Nayeon dilarikan ke rumah sakit, keluarga Nayeon memahaminya.

Mereka juga menjelaskan tentang penyakit Nayeon yang harusnya memang mereka informasikan pada pihak sekolah agar Nayeon bisa lebih di perhatikan. Meski sempat tersulut emosi namun keluarga Nayeon memahami hal tersebut karena memang tidak sepenuhnya kesalahan ada pada Jinyoung dan teman-temannya.

Sejak hari itu, Jinyoung terus mengunjungi rumah sakit dan menjaga Nayeon di sisinya.

*Flashback off

Kenangan tentang masa kecil Jinyoung kembali berputar, perasaan bersalah, rasa tanggung jawab serta kebodohan yang ia lakukan kembali terjadi bahkan lebih parah. Sebelumnya Nayeon hanya pingsan selama tiga hari, tapi lihat hari ini. Nayeon bahkan belum membuka matanya sejak 10 hari lalu. Lagi, Jinyoung merasa bahwa dirinya patut di salahkan karena ia meninggalkan Nayeon sendirian.

*Bugh

Sebuah pukulan panas Jinyoung layangkan pada wajah seseorang yang kini tersungkur di tanah

"Aku tidak tahu apa yang kau lakukan, tapi aku tau itu perbuatanmu Kepa*at"




. . .


Siapa yang Jinyoung pukul? 

Kenapa Jinyoung memukulnya?

.

..

Ok untuk tahu kelanjutannya jangan lupa baca terus "I Want You"  and ofcourse don't forget vomentnya juga guys..

Mohon tinggalkan jejak setelah membaca Terima Kasih 

I Want You - Jinyoung x NayeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang