9

40 5 1
                                    

*Bugh

"Aku tidak tahu apa yang kau lakukan, tapi aku tau itu perbuatanmu Kepa*at"

Pria yang Jinyoung pukul sebelumnya mengusap ujung bibirnya yang berdarah. Ia bangkit dan membalas pukulan telak yang Jinyoung berikan padanya.

Kini pria itu mendorong Jinyoung membuatnya berbaring di atas tanah. Pria tadi menindih Jinyoung dan terus memukulinya membabi buta.

*Bugh bagh bugh

"Apa yang kau bicarakan Breng*ek?" ucap Chanyeol dengan terus memukuli Jinyoung kesal.

Jinyoung menendang Chanyeol membuatnya terjatuh dan menjauh. Mereka lagi-lagi menjatuhkan pukulan di wajah masing-masing

Wonpil yang melihat kejadian itu berusaha menghentikannya, namun naas ia sendiri tidak bisa melerai kedua pria itu sendirian dan berakhir dengan dirinya yang terkena pukulan dari mereka. Lantas Wonpil berlari ke kelas dan memanggil Daniel dan teman-temannya untuk membantu.

*Cuih

Chanyeol meludahkan darah yang terus mengalir dari bibirnya sambil sesekali mengusap ujung bibir tersebut.

Pertengkaran mereka kini berhasil di lerai oleh teman-teman kelas Jinyoung. Wonpil dan Daniel menahan Jinyoung sedangkan Jackson dan Jungkook menahan Chanyeol.

"Lepaskan aku" ucap Chanyeol tenang dengan melepaskan dirinya dari Jackson dan Jungkook

Sedangkan Jinyoung masih memanas dan hendak menghantam Chanyeol sekali lagi, namun Daniel dan Wonpil masih menahannya.

Chanyeol merapihkan seragamnya dan mengambil tasnya yang terjatuh hendak meninggalkan Jinyoung yang masih emosi.

"Apa yang kau lakukan pada Nayeon" teriak Jinyoung saat Chanyeol akan menjauh.

Langkah kaki Chanyeol terhenti, ia memutar tubuhnya menatap Jinyoung "Kau tidak perlu ikut campur" ucapnya acuh

"Kau hampir membunuhnya kau tahu?" lagi, Jinyoung meninggikan suaranya dan menahan diri untuk melayangkan pukulannya pada Chanyeol..

Chanyeol Terkejut "Apa yang pria ini katakan? Apa yang terjadi dengan Nayeon?" batinnya. Chanyeol pergi menjauh dan melangkahkan kakinya mencari Dahyun untuk mendapatkan informasi.

.

..

.

"Lepaskan aku" Jinyoung menepis Wonpil dan Daniel yang masih memeganginya, ia pergi menuju kelas dengan hentakan kuat dari kaki-kakinya. Teman-temannya tidak tahu apa yang terjadi namun mereka tahu jika Nayeon sedang di rawat selama sepuluh hari.

Jinyoung kembali ke kelasnya, dengan baju dan wajah yang berantakan, Ia mengejutkan seisi kelas. Jinyoung bukan tipe anak berandal yang suka berkelahi, tapi hari ini ia menunjukkan sisi kasarnya. Tidak ada niatan dalam dirinya untuk terus di dalam kelas, akhirnya Jinyoung meraih tasnya dan segera melangkah keluar.

Jaebeom berdiri dan menahan Jinyoung sebelum ia pergi. "Dimana Nayeon?" ucapnya datar

Jinyoung menepis genggaman Jaebeom dan berlalu meninggalkan kelas. Tidak menyerah Jaebeom pun ikut meninggalkan kelas dan mengikuti Jinyoung.

.

..

.

Chanyeol berdiri di depan pintu kelas Dahyun, beberapa siswa terpesona dengan ketampanan Chanyeol di tambah ada sedikit luka di wajahnya membuatnya semakin tampan dan manly. Setelah mata mereka bertemu Chanyeol melambaikan tangan pada Dahyun dengan sedikit senyum yang ia sunggungkan.

Dahyun pun mengikuti Chanyeol, Ia tahu bahwa ada yang tidak beres dengan pacar kakaknya ini.

"Annyeong Dahyun-a" sapa Chanyeol setelah mereka berdiri di dekat tangga.

"Waegeureyo Sunbae?" Balah Dahyun dingin

"Kenapa kau memanggilku sunbae.. oppa saja seperti biasanya" cicit Chanyeol

"Cepat katakan, kelasku akan segera mulai" acuh Dahyun

"Apa yang terjadi pada Nayeon? Sudah dua minggu aku tidak melihatnya?" jelas Chanyeol tanpa dosa

"Hahh.." Dahyun menghela nafas kasar "Eonni di rawat, dia koma" lanjutnya

"Apa? Kenapa?" Chanyeol kebingungan ia tidak tahu apapun yang terjadi pada Nayeon dua minggu terakhir ini karena ia tidak menghubunginya

"Hentikan sunbae, aku tahu hal ini ada hubungannya denganmu. Jadi aku mohon, jauhi Nayeon Eonni" Tegas Dahyun dengan menatap Chanyeol marah dan meninggalkannya

.

..

.

Jinyoung terduduk di halte depan sekolahnya menunggu bus menuju rumah sakit datang. Disampingnya Jaebeom ikut terduduk santai menunggu hal yang sama. Melihat gerak-gerik Jaebeom, Jinyoung tahu bahwa ia mengikutinya, tentu untuk menemui Nayeon.

Jinyoung melirik Jaebeom "Berhenti mengikutiku, Nayeon harus istirahat" ucapnya acuh

Jaebeom sama sekali tidak memberikan respon, ia merogoh saku jaketnya dan mengeluarkan totak permen karet dari sana. "Kau mau.." tawarnya pada Jinyoung.

"Anak ini tidak bisa di beri tahu" batin Jinyoung.

Jinyoung pun membuang muka dan memfokuskan dirinya pada handphone. Beberapa kali ia membuka layar smart phonenya berharap ada kabar baik tentang Nayeon, tapi semua itu hanya harapannya. Tidak berseling lama, bus yang ia tunggu datang. Dan benar saja Jaebeom mengikutinya, bahkan saat ini Ia mendudukan diri di samping Jinyoung.

Ayolah Jaebeom tidakkah dia peka betapa terganggunya Jinyoung saat ini.

.

..

.

*Di Rumah Sakit

Kini Jinyoung dan Jaebeom sudah berada di ruangan Nayeon, Jinyoung lantas dengan segera menggantikan ibu Nayeon yang sejak kemarin tidak pulang. Ibu Nayeon sudah sangat percaya pada Jinyoung sehingga ia memutuskan untuk pulang sebentar dan mengambil beberapa pakaian.

Jinyoung mengecek monitor detak jantung Nayeon, ia juga memeriksa selang infus takut-takut tidak berfungsi dengan baik. Setelah melakukan pengecekkan Jinyoung juga membersihkan nakas di samping tempat tidur Nayeon. Terlihat bahwa Jinyoung sangat terbiasa mengurus hal-hal tersebut.

Jaebeom hanya memperhatikan, setelah Jinyoung menyelesaikan tugasnya Jaebeom berdiri mendekati tempat tidur Nayeon. Ia ingin menggenggam tangan Nayeon, dan dengan spontan ia pun meraih tangan pucat Nayeon.

"Apa yang kau lakukan" Jinyoung menatap Jaebeom tajam

"..." Jaebeom tidak menjawab, saat ini Jaebeom hanya terduduk memandangi wajah Nayeon dalam diam.

"Lepaskan kubilang" ucap Jinyoung dengan nada sedikit ditinggikan

Tanpa menghiraukan Jinyoung kini Jaebeom mengangkat tangan Nayeon dan mencium punggung tangan itu. Tentu saja tingkah Jaebeom membuat Jinyoung naik pita. Jinyoung menarik Jaebeom kasar dan mencengkram erat kerah bajunya.

Si pemilik kerah hanya menatap Jinyoung datar.

"Kau takut aku merebutnya?" ucap Jaebeom dingin "Kau bahkan tidak pernah melakukan apapun, berhentilah bertingkah seakan Nayeon adalah milikmu. Kau bahkan tidak menjaganya saat dia membutuhkan seseorang" lanjutnya tajam

Jinyoung melepas kerah Jaebeom, ia terdiam. Sebagian besar apa yang Jaebeom katakan memang benar. Jinyoung mengakuinya, ia hanya bisa menundukkan kepala dan mengepalkan tangannya kuat-kuat.

"Kalau kau tidak bisa menyelamatkannya dari pria Breng*sek itu, aku yang akan melakukannya" Jaebeom berucap dan meninggalkan ruang rawat Nayeon.


. . .

I Want You - Jinyoung x NayeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang