~ 14 ~

2.4K 219 10
                                    

Happy reading.

Johan tidak bisa menahan desahannya saat Arimbi memanjakan pusat intinya dengan mukut dan lidah itu.

"Arim.." desah Johan sambil menaikkan pinggulnya menekan ke dalam mulut Arimbi hingga pelepasan berhasil dicapainya.

Arimbi menatap wajah Johan yang menunjukkan kepuasan karena perlakuannya. Dengan nafas terengah engah Johan meraih wajah Arimbi dan dilumatnya bibir yang membuatnya mencecap nikmat.

Arimbi terpekik saat merasakan tubuhnya terangkat, ia mengalungkan tangannya dengan erat dileher Johan supaya tidak terjatuh. Sementara ciuman masih terus dilakukan mereka berdua. Arimbi kemudian dibaringkan diranjang. Johan melepas jasnya yang langsung ia lempar. Johan mengurung Arimbi dengan tubuh telanjangnya. 

"Arimbi." Johan membelai wajah wanita yang kini memenuhinya hati dan pikirannya.

"Hmm.." Arimbi menatap ke dalam mata Johan yang memancarkan gairah. 

"Aku menginginkan kamu." ucap Johan dengan suara serak.

"Mas Jo hanya menginginkan tubuhku saja kan? Lakukanlah." Bodohnya Arimbi melemparkan ucapan yang membuat hatinya terluka sendiri. Dan lebih mengejutkan lagi saat  Arimbi melihat pancaran terluka yang tersirat dari tatapan mas Johan.

"Apa itu yang ada dipikiranmu Rim?" Johan beranjak dari atas tubuh Arimbi dan menarik wanita itu dalam pelukannya. 

"Bukannya itu yang mas Jo perlukan. Karena tidak mungkin melakukannya dengan mbak Vero, jadi mas bisa melakukannya denganku sambil membayangkan mbak Vero." ucap Arimbi.

Johan memeluk Arimbi semakin erat. Menghirup dalam - dalam aroma wanita itu.

"Rim, kamu kenapa bisa mikir kayak gitu? Sebenarnya apa yang terjadi saat itu? Bukankah kita bercinta dan hanya namamu yang aku desahkan?" bisik Johan lirih diatas kepala Arimbi.

Arimbi tidak menjawab pertanyaan Johan. Ia hanya membenamkan kepalanya di dada bidang Johan.

"Ya udah aku gak akan tanya apapun. Tapi please jangan pergi lagi. Kali ini aku gak akan melepas kamu. Mau gak mau, aku tetep akan paksa kamu. Aku mencintai kamu Arimbi. Hatiku udah jadi milikmu. Maafin kebodohanku yang terlambat menyadari perasaanku. Aku ingin kita segera menikah dan membesarkan anak kita bersama." ucap Johan. Arimbi menggelengkan kepala, dia tidak percaya dengan apa yang didengarnya.

"Mas Jo, aku udah iklas kok kalo mas memang ga bisa mencintai aku. Aku yang salah karena udah godain mas malam itu. Mas pasti akan lebih senang kalo punya anak - anak yang lahir dari rahimnya mbak vero daripada aku. Aku hanya orang asing yang mengganggu kehidupan mas Jo."

"Arimbi! Stop berasumsi sendiri! Lihat aku! Aku akui aku memang pernah mencintai Vero tapi setelah itu aku ga ada perasaan apapun sama dia. Aku udah bisa lepasin perasaanku ke dia sejak lama. Aku cintanya cuma sama kamu. Harus gimana lagi sih Rim aku buktiin ke kamu?"

"Aku gak tau mas. Ini semua tu kayak gak nyata. Aku gak percaya. Buktinya aku yang sampai saat ini ga bisa lupain perasaanku. Brian tu kurang apa sih sebagai lelaki dia tu sempurna. Dia mencintai aku, dan aku sedang berusaha untuk membalas perasaannya tapi setelah aku lihat mas Johan, aku jadi ragu tentang perasaan ini."

"Rim. Jangan pernah kasih hati kamu ke orang lain. Kamu itu milikku! Selamanya!" ucap Johan penuh penekanan dan amarah. Johan melumat bibir Arimbi. Ciumannya penuh dengan tuntutan. Arimbi kewalahan menghadapi ciuman Johan. Perlahan Arimbi membalas ciuman Johan dengan lembut.

Johan membelai dada Arimbi, memilin dan meremas dadanya. Johan masih terus menciumi bibir Arimbi. Menarikan lidahnya didalam rongga mulut Arimbi. Saling berpagut dan seakan selalu kehausan.

The Last Soulmate (21+) {COMPLETED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang