Dibuat nyaman oleh pelampiasan
Bukan keseriusan-clara
Let's go!!!
Vote!!!__________
Selesai mandi aku turun untuk makan malam, hari ini hujan turun sedikit deras.
Membuat sebagian wilayah ibu kota terkena banjir."Malam ma," sapa ku lalu duduk di kursi meja makan.
"Malam sayang."
"Ma, kak Gilang mana?" Tanyaku yang linglung mencari batang hidungnya.
"Katanya tadi sore kerja kelompok," jawab mama yang menyiapkan makan malam.
'nggak percaya kalo kak Gilang kerja kelompok, pasti main'
Tin..tin...
Suara klakson mobil terdengar sangat nyaring, petanda jika kak Gilang sudah datang.
"Assalamualaikum ma," kak Gilang memasukinya ruang makan dengan rambut yang di kibas kibaskan.
"Waalaikum salam."
"Sebaiknya mandi dulu sana!" Perintah mama.
"Iya ma," kak Gilang menaiki tangga dengan mengusap hidung nya yang sudah merah akibat hujan.
Aku pun langsung mengambil beberapa menu makanan dan melahapanya, suasana hening terjadi diantara aku dan mama, jika kakak Gilang ikut mungkin sudah seperti pasar malam.
"Hai, Gilang ganteng kambek."
"Hobi sekali sih kak Gilang bikin orang kaget," gerutuku pada kak Gilang seorang.
"Cepat makan Lang" ujar mama.
"Udah ma, tadi mampir ke rumahnya satria." Jelas kak Gilang.
"Katanya tadi kue bikinan mama enak, Gilang mau dong ma." Ujar Kakak Gilang lagi.
"Alhamdulillah deh kalo enak," senang mama.
"Kue nya udah habis tadi di makan Ara semuanya." Tambah mama lagi.
Mata kak Gilang mendarat ke arahku, "eheheheh, Ara ganti cimol deh." Ujarku yang gelagapan.
"Emang ada gitu, malem jam segini?"
"Ada kok, biasanya aku beli di depan komplek kan ada pasar malam yang jualan makanan." Jelasku yang sudah berfikir makan cimol dan cilok saat hujan hujan begini.
Sangat mengiurkan.
"Bawa payung loh ya!" Peringat mama, pasalnya aku dan Kaka Gilang jika ke mana mana yang berhubungan dengan jalan kaki selalu tidak memakai payung apalagi hujan.
"Siap ma," teriak kami seperempak.
Yasudahlah.
💙

"Kak Cica beli cilok dan cimol nya yah," pesan ku pada pasutri uwu ini, satu kak Cica dan satunya kak Gala.
"Hai kak, Ara." Sapa seorang gadis kecil, aku pun memperjelas mataku.
"Hai putri, kamu sama siapa?" Tanyaku yang mengetahui bahwa itu adalah putri, adek dari bang satria dan kak Juna.
"Sama Aba-"
"Kok Abang putri hilang" rengeknya yang mengetahui bahwa abangnya sudah tak ada di tempat.
"Nggak mungkin juga di culik, mana doyan preman culik dua budak kayak dia," ujar kak Gilang sambil memperjelas matanya, dimana keberadaan dua orang itu.
"Eh ada loh Lang," ujar bang Satria menghampiri kita berdua.
"Adek loh kenapa loh tinggalin anjir!!" Sentak kak Gilang.
"Main ucul sendiri sih," ujar bang Satria melirik putri yang tidaj merasa bahwa dirinya meresahkan.
"Seharusnya pakek pengikat tali tampar, biar adek Luh nggak kemana mana."
"Loh pikir adek gua apaan, anjir."
"Mana tau," celetuk kak Gilang.
Sudah seperti kucing dan curut, kucingnya kak Gilang dan curut bang satria.
Besok besok bikin cerita fabel yang berjudul, kucing dan curut jantan.
"Sudahlah," lerai kak Juna.

"Ini kak, cilok dan cimolnya." Kang gendang, eh kang penjualnya mengantar beberapa cimol dan cilok yang nanpak mengirukan.
"Putri mau," ujarnya dengan mata berbinar.
Sayangnya itu cimol dan cilok yang kak Gilang pesan dengan ku rasanya pedas.
Dan mungkin disengaja juga oleh kak Juna dan bang satria agar tidak di minta oleh putri.Dasar dua curut.
Putri hanya melihat kita ber-empat memakan cimol, sedangkan putri hanya memegang balon yang ada lampu itu dengan duduk manis.
Sesekali curut curut itu mengiming-imingi putri yang nampak juga tergiur oleh cimol dan cilok tersebut.

Gimana ceritanya, seru?
Sorry kalo ada typo😭.Terus kata katanya udah glow up blom?
WkwkwkwkkUdh di tambahin di perpustakaan pribadi belom nih?🥺
Terimakasih sudah baca nih, jangan lupa tinggalkan jejak di komentar dan vote.
Share ke teman" kalian🥰
Ig: fitrianielva086