Pagi menjelang!
Seluruh istana di gemparkan dengan menghilangnya pangeran Lee Yeon dan juga tabib Goo Min.
Hanya satu jejak yang mengatakan bahwa mereka pergi bersama ke arah selatan, mengenai kejadian itu membuat putri Aru hanya terdiam dengan mata tak tentu arah.
Bukankah dia yang mendorongnya?
"Apa tidak ada satupun yang melihatnya?" Tanya putra mahkota Lee Hak.
Para menteri dan juga polisi menggeleng saat Raja Sukjong memintanya untuk berkumpul, seperti nya memang secara diam diam pemberontakan telah di mulai.
Ini bukan kali pertamanya pangeran Lee Yeon dan tabib Goo Min menghilang, tapi kenapa harus mereka?
"Cari ke arah selatan, telusuri juga sungai sungai bagian barat! Cari hingga mereka di temukan!" Perintah kepala polisi yang menatap sinis pada putri Aru.
Mereka melaksanakan apa yang atasannya perintahkan, sebagian mungkin memang takkan mau mencarinya hingga seluk beluk. Bukankah ia sendiri sudah mengetahui nya?
"Apa yang anda lakukan?" Tanya kepala polisi pada putri Aru saat berada di sebuah danau.
Mereka tak hanya berdua, tiba-tiba saja Goo Eun Ae datang untuk menguping.
"Jadi anda sudah tahu?" Tanya putri Aru dengan senyuman miringnya.
"Bagaimana bisa anda melakukannya, tuan putri"
"Kepala polisi" panggil putri Aru dengan wajahnya yang menatap tajam, menusuk pada ulu hati yang sedari tadi meminta jawaban pasti.
Bukan itu yang ia maksud dalam arti tatapannya.
Tapi kenapa?
"Ku harap kali ini kau mau bekerja sama lagi denganku" ucap putri Aru.
Bekerja sama?
Apa maksud putri Aru dan kepala polisi?
Goo Eun Ae seperti nya sudah menemukan jawabannya mengenai dalang dari semua ini, sedari awal ia sudah mencurigai nya bukan?
~~
Sepertinya pagi hari tak juga membuat mereka terbangun, bahkan dalam satu sudut ruangan kecil untuk membangunkannya sudah tak mampu lagi bersuara.
Mungkin hanya sebuah takdir hingga bisa membuat mereka terbangun.
"Mungkin, benturan di sungai terlalu keras" ucap sang biksu saat melihat mereka masih saja tertidur.
"Sebaiknya kutinggalkan saja" lanjutnya dengan senyuman mengundang melihat Gi Tak memeluk So Min dalam tidurnya.
Bukannya Gi Tak tak mengetahuinya jika sang biksu melihat ia dengan So Min berpelukan, hanya saja waktu yang tak tepat untuk memberikan Gi Tak bergerak menjauhi So Min.
"Sudah begini, mau bagaimana lagi?" Tanya Gi Tak memandang So Min yang masih terlelap dalam tidurnya.
Ia tak tahu sejak kapan perasaan ini muncul, bahkan sepucuk surat takkan terbaca tanpa tinta-tinta pena bukan?
Sampai saat ini, Gi Tak masih tak mengerti tentang konsep cinta. Ia tahu ini menyakitkan tapi mengapa ia harus mengalaminya untuk kedua kali?
Apakah pangeran Lee Yeon yang asli memiliki perasaan pada tabib Goo Min yang asli?
Pertanyaan demi pertanyaan selalu muncul begitu saja tanpa permisi, dalam satu ruang mungkin takkan muat untuk pertanyaan mengenai cinta.
"Tapi biarlah ini terjadi" gumam Gi Tak tersenyum memandang So Min.
KAMU SEDANG MEMBACA
Coil Time
FantasyKetika ia berjalan pada jalanan terjal, sesekali ia menoleh untuk melihat wanita yg bersamanya. Kala itu hanya sebuah angin yg menerbangkan bayangan hitam tentang mereka. Melakukan perjalanan waktu adalah sebuah sihir terlarang untuk di lakukan, mes...