Deal

26 1 0
                                    


Rachie langsung tersungkur setelah mendapat tamparan dari Eve. Kekuatannya benar² habis karena minum terlalu banyak. Eve yang melihat Rachie rubuh tak tau harus berbuat apa-apa. Disatu sisi ia merasa iba melihat kondisi Rachie yang memprihatinkan, Eve tau Rachie mabuk begini pasti karena memikirkan masalah mereka. Namun disisi lain dia begitu marah karena merasa Rachie benar² telah melecehkannya. Eve begitu kesal karena first kiss nya di rebut laki² yang bukan siapa-siapanya. Akhirnya rasa ibanya datang mendominasi, Eve mencoba membangunkan Rachie dengan mengguncang-guncang tubuh jangkung laki-laki itu. Namun Rachie tak bergerak, ia benar-benar sudah kehabisan kesadaran. Akhirnya Eve mengambil inisiatif untuk menghubungi petugas resort, namun baru akn mulai beranjak meraih gagang telfon, ia tiba-tiba urung melakukannya, diliriknya jam didinding sudah pukul satu lebih, bukan ide yang baik memanggil petugas kesini, entah apa nanti yang mereka fikirkan melihat Eve bersama Rachie. Ah, Eve frustasi, kenapa laki-laki ini mesti mencarinya dalam kondisi seperti ini.

Rachie masih meringkuk dilantai kamar Eve, sementara gadis itu benar² kehilangan ide, memberi tau yang lain saat tengah malam ini rasanya tidak mungkin, semua orang pasti sudah tidur. Eve menggaruk kasar kepalanya, harus ia apakan makhluk tampan dihadapannya ini. "Ahh, aku tidak peduli, akan akan kembali tidur, kau tidur saja disitu Mr. Rachie !" , Eve mencoba tidak peduli dan kembali ke ranjangnya. Duduk beberapa saat sambil menupang dagu dengan kedua lututnya yang berada didalam selimut, ia menatap Rachie nanar, entah kenapa ia merasa tidak tega melihat Rachie meringkuk dilantai. "Ckkk..." Eve berdecak kemudian bangkit dari tempat tidurnya dan menyelimuti Rachie dengan selimut yang tadi dipakainya serta menaruh bantal dibawah kepala laki-laki itu. "Lebih baik begini, dari pada kau harus tidur ditempat tidurku leader....". Setelah menyelimuti Rachie, ia kembali ke ranjang, namun sial, kini gilirannya yang tak memiliki selimut, mana suhu udara malam semakin dingin. Akhirnya Eve mengambil jacketnya beserta kaos kaki dan memasangnya untuk mengurangi rasa dingin. Malam itu sepasang "kekasih" buatan itu tidur didalam kamar yang sama meski yang satu tidak menyadari dan yang satu lagi sadar tapi tak punya pilihan lain.

📸📸📸

Rachie mulai terbangun mendengar suara ketukan pintu. Ia membuka matanya dan mengedarkan pandangan kesekitar, kepalanya terasa begitu berat. Perlahan ia bangkit dan merasakan badannya terasa sakit. Dengan sisa-sia kekuatan pria jangkung itu berdiri dan membuka pintu.

"Ra...Rachie...." Hanna yang berada di depan pintu kamar Eve terkejut ketika mendapati bahwa Rachie yang membuka pintu. Seketika gadis itu menutup mulutnya takut-takut kalau ia bisa lepas kendali dan berteriak.

"Ada apa..?" Tanya Rachie sambil memijit-mijit kepalanya. Sepertinya ia belum begitu sadar dengan apa yang terjadi.

"Ditunggu diruang makan...!" Singkat, lalu Hanna bergegas pergi bahkan sedikit berlari. Ia terlalu terkejut dengan apa yang baru saja dilihatnya. Ia bahkan sangat yakin seribu persen bahwa kamar yang baru saja ia datangi adalah kamar Eve. Tapi kenapa Rachie yang membuka pintu.., hmm apa yang sebenarnya telah terjadi.. bukan kah tadi malam Rachie ngamuk-ngamuk karena perusahaan mereka menyarankan ide gila padanya. Lalu kenapa malah ia berada dikamar Eve bahkan tidur pula...

Sementara itu Rachie yang mulai memahami situasi, mencoba membangunkan Eve yang masih tertidur. Pria itu merasa bersalah karena melihat Eve tidur meringkuk tanpa selimut. Ia melihat selimut berada dilantai. Ia yakin ia yang memakai selimut itu. Diselimuti atau menyelimuti diri sendiri? Ah Rachie lupa. Namun sekarang sudah pukul sembilan, dan kegiatan pengambilan gambar akan segera dimulai.

"Hei...., evelyn....,, " Rachie menepuk pelan kaki eve. Dengan beberapa kali percobaan, akhirnya Eve menggeliat dan perlahan terbangun. Melihat Rachie berada dihadapannya refleks gadis itu beringsut kebelakang.

"Ka..kau.., masih disini ?? Kembalilah kekamarmu..!"

"Of course aku akn kembali kekamarku,, sekarang bangunlah, sudah jam sembilan pagi, tadi asistenmu datang untung mengingatkan sarapan..."

Pacar BisniskuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang