"Waahhh...meeting yang melelahkan..! Aku benar-benar capek..." Azzy menghempaskan tubuhnya dikursi mobil kemudian menurunkan pedalnya agar kursi tersebut bisa ditiduri. Satu persatu personil Dream memasuki mobil Van berwarna hitam yang menjadi alat transportasi untuk aktifitas mereka sehari-hari. Dulu mobil Van tersebut berwarna putih dan diberi logo DREAM dibelakangnya, namun karera ada beberapa kejadian yang kurang mengenakkan akibat ulah para fans fanatik mereka, yang bahkan rela mengejar kemana mobil itu pergi, akhirnya pihak manajemen mengganti warna cat mobil memjadi hitam dan menghapus logo Dream, Ini semua dilakukan demi kenyamanan dan keselamatan personil Dream itu sendiri.Tak beberapa lama, mobil memasuki basement apartemen Victory, apartement yamg menjadi tempat tinggal Dream beserta manajernya. Apartemen tersebut merupakan salah satu hunian elite yang ada di jantung kota Jakarta, hanya kalangan tertentu saja yang bertempat tinggal di bangunan yang memiliki 30 lantai itu, seperti kalangan selebriti dan konglomerat. Tingkat keamanan di apartement tersebut sangat tinggi, sehingga dua tahun yang lalu pihak manajemen membeli satu unit untuk ditempati Dream.
Boy band Dream sangat beruntung sekali berada dibawah naungan agensi yang profesional dan mengerti akam kebutuhan dan kenyamanan artis mereka, karena itulah mereka bersedia menerima pemberian dari manajemen mereka tersebut. Unit yang ditempati Dream berada dilantai paling tinggi, ini sesuai dengan permintaan A-zzy, si bungsu diantara mereka bertiga yang selalu memimpikan punya rumah ditempat yang tinggi sehingga saat malam datang ia bisa melihat bintang-bintang dari dekat, begitulah impiannya kala masih kecil, dan kini mimpi itu terwujud.
Sampai di apartement, ketiganya tak bersuara dan langsung masuk ke kamar masing-masing. Gilbert hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah ketiganya. Dia tahu artisnya itu sedang dalam mood yang buruk, sejak meeting tadi sore. A-zzy kesal pada Fay, tentu saja... Fay terlalu perfeksionis, dan banyak permintaan dan ini yang membuat meeting berjalan sangat lama. Fay menginginkan untuk pemotretan di Bali nanti, yang menjadi kampung halaman nya, ia ingin tidak hanya dilakukan di rumahnya, disekolah, atau tempat dia menghabiskan masa kecil dulu, tapi juga di tempat-tempat populer di Bali, sebut saja Ulu Watu atau Pantai Kuta,, sedangkan konsep yang di usung Eve bukan seperti ini, sang fotografer hanya akan mengambil lokasi-lokasi yang menjadi jejak masa kecil Fay, sesuai dengan konsep majalah akhir tahun, "Holiday,...back to home", konsep liburan akhir dengan kembali ke rumah, kekampung halaman,menikmati liburan sambil flashback masa-masa silam, dan inilah yang menjadi perdebatan yang membuat diskusi berjalan lambat. Akhirnya dengan drama yang cukup panjang dan melelahkan, Eve merelakan konsepnya dimodifikasi dengan masukan dari Fay, meski menggerutu, kerdipan mata Biyan sang pemimpin majalah membuatnya mengalah.
Gilbert mendatangi kamar Rachie, sang leader group, Pria jangkung itu baru saja selesai mandi dan bersiap untuk tidur, sang manager berdiri didepan pintu kamarnya sambil melipat tangan didada.
"Kau sebaiknya melihat A-zzy kekamarnya, Ash.."
"Bukankah itu tugasmu,, aku lelah sekali..." Rachie masuk kedalam selimut dan mematikan lampu. Gilbert mau tak mau beringsut dari kamar menutup pintu. Beberapa saat, Rachie kembali bangkit dari tidurnya, dan menghidupkan lampu. Ia teringat kata-kata Gil, sebaiknya ia memang harus kekamar A-zzy, melihat sibungsu yang suka ngambek, apa lagi disaat-saat seperti ini. Rachie mengetuk pintu kamar A-zzy, beberapa kali namun tak ada jawaban.
"A-zzy, aku tau kau belum tidur...."
"Mmm, tunggu..."
Rachie tersenyum, ia hapal sekali kalau A-zzy sedang kesal, ia tak kan mau ditemui oleh siapapun kecuali dirinya, ketukan pintu tak kan berhasil tanpa ia mengeluarkan suara. Akhirnya A-zzy membukakan pintu kamarnya untuk Rachie.
"Kenapa kesini, apa kau tidak lelah..? Aku lelah sekali, aku mau tidur..." A-zzy mengehempaskan dirinya di ranjang lebarnya. Rachie tersenyum melihat sahabat yang sudah seperti adik sendiri baginya itu.
"Mau memastikan keadaanmu, apakah masih kesal..? Gantengmu hilang kalau lagi kesal.." goda Rachie mencoba mencairkan suasana hati A-zzy.
"Sudah hilang..., sekarang aku hanya mau tidur.." sahutnya menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.
"Baiklah, besok jangan lupa bangun pagi, kita ada live dengan stasiun TV..." Rachie mematikan lampu kamar A-zzy dan menutup pintunya. Didepan kamar A-zzy, matanya tertuju kepintu kamar Fay, ingin juga rasanya ia kesana untuk melihat rekanya itu, namun niatnya ia urungkan karena melihat Gil baru saja keluar dari sana. Gil tersenyum pada Rachie dan sebaliknya, menandakan kalau semuanya baik-baik saja.
📸📸📸
Menjelang tidur, Eve membuka ponselnya untuk sekedar memantau media sosial atau melihat informasi terbaru. Beberapa berita menjadi trending pada hari ini sebagian besarnya adalah berita kerja sama majalahnya dengan boy band Dream.
" L Magazine X Dream, Kolaborasi akhir tahun"
"Dream terima kontrak eksklusif untuk jadi model di edisi akhir tahun L Magazine"
"L Magazine gandeng Dream untuk edisi akhir tahun mereka"
Eve tersenyum membaca beberapa artikel-artikel itu, team humas benar-benar sangat bagus dalam mengerjakan bagian mereka. Respon positif ditunjukkan pasar dengan terbitnya artikel ini dan tentunya karena kerja sama mereka. Saham L magazine dan L Corp secara umum mengalami kenaikan. Jumlah iklan yang masuk ke majalah mereka membludak sehingga ada yang beberapa ditolak, karena jika semua diterima, maka majalah hanya akan penuh dengan iklan dan tak ada lagi halaman yang terisa.
Eve juga teringat meeting melelahkan yang baru berakhir, baginya ini rapat paling lama selama berkarir di L Magazine, hampir tiga tahun selalu bekerja sama dengan banyak public figure, baru kali ini dia bertemu artis yang terlalu banyak permintaan, meski sebenarnya itu setimpal dengan kepopuleran Dream yang terkenal sampai ke mancanegara. Dream bukan artis biasa, mereka artis fenomenal yang memiliki segudang kegiatan dan jadwal yang begitu sibuk, sehingga bisa bekerja sama dengan mereka merupakan pencapaian yang luar biasa bagi media, terutama bagi L Magazine.
Eve teringat salah satu membernya, Fay..ya dia member yang paling cerewet, banyak permintaan dan banyak memodifikasi konsep yang telah disusun rapi oleh Eve, bahkan gadis itu dibuat kesal olehnya, karena harusnya dia memutuskan dan Dream tinggal melakukan, namun Biyan sang pemimpin majalah lebih mengalah dan menyertakan konsep yang di sarankan oleh Fay. Sedangkan Rachie sang leader lebih banyak diam meski sesekali mencoba meredakan sikap Fay yang berapi-api, dia memang menunjukkan tanggung jawabnya sebagai seorang pemimpin sekaligus member yang paling tua di group itu. Sementara a-zzy si member paling bungsu sering kali menyela kata-kata Fay karena ia juga terlihat kesal melihat rekannya itu terlalu berlebihan. Namun terlepas dari meeting panjang yang melelahkan tadi, Eve dan rekan kerja nya yang lain merasa beruntung bisa bertemu langsung dengan Dream, entah berapa juta orang di luar sana yang ingin bertemu langsung dengan boy band itu, tapi mereka bisa berhadapan langsung dengan wajah-wajah tampan yang penih pesona itu. Bahkan Hanna sudah mengupload foto mereka bersama ke akun instagramnya, dan postingan tersebut banjir like dan komentar. Namun tidak dengan Eve, dia belum ada niatan untuk mengunggah, entah kenapa tapi dia mersa belum saatnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/236214279-288-k948398.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Bisnisku
Fiksi UmumBerawal dari sebuah insiden di bandara yang membuat Eve harus menjalani pacaran bisnis dengan Rachie salah satu anggota "Dream", boy band begitu populer baik didalam negeri maupun mancanegara....