Konferensi Pers

12 1 0
                                        

Baru saja A-zzy sampai di apartemen mereka, ia langsung dikejutkan dengan berita yang tersebar di internet. Fotonya yang sedang makan dengan Eve telah diunggah oleh sebuah akun tidak dikenal. Meski gambar tersebut diambil dari jauh dan tidak begitu jelas, tapi itu memang dia. "Ck...." A-zzy berdecak kesal. Mana wajah Eve juga kelihatan di foto itu meski kurang jelas.

"Coba jelaskan apa yang terjadi Zzy ? Benar difoto itu kau ?" Tanya Gilbert keesokan harinya. Fay dan Rachie pun akhirnya kembali ke apartemen dan mengakhiri libur mereka. Kini ketiganya duduk dihadapan A-zzy meminta penjelasan.

"Benar,, itu aku.." jawab A-zzy dengan sedikit menyesal. Menyesali tindakannya yang ceroboh dan menimbulkan skandal baru, sementara masalah Rachie bahkan belum selesai.

"Ck, kau kenapa ceroboh sekali.., kalau boleh kutebak, wanita yang ada difoto itu pasti Evelyn..? Tanya Gilbert.

"Apa...Evelyn ?" Fay kaget mendengar pernyataan Gil. Sementara itu Rachie hanya diam saja namun melontark an tatapan tajam pada A-zzy.

"Mm," angguk nya. "Kami kebetulan bertemu di pameran lukisan dan aku mengajaknya makan siang,, itu saja. Bahkan aku sudah menyamar dengan begitu apik, dengan kostum yang bukan sama sekali style ku.., aku membelikannya lukisan dan setelah itu kami pulang.."

"Kau membelikan dia lukisan..?? Lukisan Fabiyan..?" Tanya ketiganya serentak. Tak percaya dengan yang barusan mereka dengar.

"Iya, memangnya kenapa, dengan pekerjaan sebagai fotografer kurasa ia tak kan mampu membeli lukisan Fabiyan, makanya aku membelikan.."

"Ck, bukan itu pointnya, kau kan tau Evelyn sudah tanda tangan kontrak dengan manajemen untuk jadi pacar kontraknya Rachie, gimana kalau orang-orang mengenali dia,, dan berfikir kau kepergok jalan dengan pacar membermu sendiri.."

"M..maafkan aku,," A-zzy hanya bisa tertunduk.

"Sudahlah,, aku akan membereskan semua ini,, besok siang kita adakan konferensi pers untuk mengumumkan bahwa Rachie memang sedang berkencan dengan seseorang, tapi wajah Evelyn tetap tak akan ditampilkan ke media. Dan kamu Zzy, karena berita ini belum terlalu heboh, dan masih simpang siur, aku akan mengklarifikasi kalau itu bukan kamu.., aku akan bilang kalau kamu belum kembali dari Bangka sehabis kegiatan pemotretan kemarin.., begitu saja! Aku kembali.." Gilbert pergi meninggalkan anak asuhnya dengan wajah masam dan lelah tentunya.

Setelah Gil pergi, Fay langsung mendekati A-zzy, dan bertanya lebih dalam. Mengintrogasi tepatnya.

"Kau benar-benar sudah gila memberikannya lukisan yang sangat mahal Zzy, apa kau menyukai gadis itu..?"

"Apa..." A-zzy terbatuk-batuk mendengar kalimat Fay barusan.

"Ck, kenapa.fikiranmu sejauh itu Fay, aku hanya kebetulan bertemu dia di galery, dia sepertinya sangat menyukai karya Fabiyan namun tidak mampu membeli, makanya aku memberinya, itu saja..."

"Apa di yang meminta padamu ?"

"Dia bahkan menolak mentah-mentah,, aku sampai berdebat, tapi akhirnya dia menerimanya."

"Lain kali kau harus berhati-hati, mata netizen kini ada dimana-mana. Kalau sampai mereka tau gadis yang bersamamu adalah gadis yang sama dengan kejadian di airport kemaren, bisa kacau jadinya. Mereka akan berfikir kau merebut Eve dari Rachie..."

"Pembicaraan kalian melebar kemana-mana..." Sahut Rachie muak dan beranjak pergi kekamar meninggalkan mereka berdua.

"Rachie tunggu.., aku tak bermaksud mengacaukan suasana,, dan aku tak bermaksud merebut Eve darimu.." A-zzy mengejar leadernya itu.

"Hentikan omong kosongmu Zzy, kau berbicara seolah-olah aku benar berpacaran dengan gadis itu..!"

"Ck..maksudku.."

"Ah sudahlah, biar Gil menyelesaikannya esok.." Rachie masuk kekamar dan membanting pintunya. Mood nya terlihat buruk.

"Sudahlah,, sebaiknya kau istirahat.., siapkan tenaga menghadapi media besok.."

📸📸📸📸

Bertempat di lobi utama gedung D Entertaiment, manajemen Dream menggelar konferensi pers terkait berita heboh  yang menghampiri membernya akhir-akhir ini. Terlihat Dream sudah siap sedia memjawab pertanyaan demi pertanyaan yang nantinya
akan disampaikan oleh media yang sudah terlihat hadir si ruangan. Selain Dream, Gilbert dan seorang staf juga turut hadir.

"Terima kasih atas kehadiran teman-teman media semua, terima kasih atas cinta dan dukungan teman-teman semua kepada Dream selama ini. Baiklah, mengenai berita yang beredar akhir-akhir ini di media, baik itu di media sosial, elektronik maupun cetak, ada beberapa hal yang akan kami sampaikan selaku manajemen Dream. Yang pertama mengenai kejadian di Bandara Soekarno Hatta, dimana terlihat Rachie sedang menolong seorang wanita yang terjatuh, disini kami sampaikan bahwa wanita itu benar adalah kekasih Rachie, dan mereka sudah menjalani hubungan selama beberapa waktu."

Deg...

Rachie menarik senyum tipis segaris. Raut yang harus ditampilkan didepan sorot mata kamera. Dalam hati ia ingin mentertawakan diri sendiri. Ia terjun kedunia seperti ini karena kecintaannya pada musik, ia ingin dikenal sebagai penyanyi dan juga musisi. Tapi lihat hari ini, ia duduk didepan puluhan media untuk mengklarifikasi sesuatu hal yang sebenarnya tidak penting.

"Kemudian untuk foto yang diunggah oleh sebuah akun tadi malam, yang menyebutkan kalau pria dalam foto itu afalah A-zzy, kami pastikan itu tidak benar. A-zzy baru saja kembali tadi pagi dari kampung halamannya di Bangka."

Hah...

Kebohongan apalagi ini. Sungguh kebohongan sangat bertentangan dengan hati nurani Rachie. Namun bagaimana lagi, Dream adalah cerminan kesempurnaan yang tidak boleh cacat sedikitpun oleh netizen. Mereka menuntut kesempurnaan tanpa cela, dan tanpa mereka peduli bahwa Dream juga manusi biasa yang punya privasi. Dan Rachie sangat memahami itu. Karena alasan itu jugalah akhirnya ia menyetujui permintaan perusahaan padanya. Dengan dalih "permintaan netizen"

"Mohon maaf sekali teman-teman media semua, kami tidak menyediakan waktu untuk sesi wawancara, semoga dengan penjelasan kami tadi, dapat menjawab rasa penasaran teman-teman, dan sekali lagi terima kasih atas cinta kalian kepada Dream, dan semiga kami selalu mendapat dukungan dari semua pihak, termasuk dari teman-teman media..."

Gil mengakhiri konferensi pers, yang awalnya memang menyediakan sesi tanya jawab. Namun karena berbagai pertimbangan akhirnya dibatalkan. Ke enam pria tersebut berdiri kemudian membungkuk kan badan memberi hormat  dan berlalu meninggalkan ruang konferensi. Dibelakang mereka beberapa orang pengawal siap menjadi pagar besi kalau-kalau ada hal yang diluar dugaan terjadi. Suara awak media  terdengar riuh menampilkan ekspresi kekecewaan karena tidak bisa bertanya lebih jauh.

Siapa wanita itu..

Dari kalangan manakah..

Artis, pebisnis...

Dan banyak hal lagi yang sebenarnya ingin mereka ketahui.

.
.
.

To be continiued

Pacar BisniskuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang