"Jadi kamu benar-benar udah tanda tangani kontrak konyol itu Ash ??" A-zzy buru-buru menghampiri Rachie yang baru saja sampai di apartemen mereka. Bahkan Rachie belum sempat duduk.
"Mm..." angguknya tak bersemangat. Ia merebahkan diri disofa besar di depan televisi.
"Ck...ck...ck.., kamu benar-benar udah gila lead,, lalu kenapa di Bali kemaren sok-sok marah sampai banting-banting pintu...? A-zzy mengekor dan mengikuti Rachie kemudian diduduk disofa yang lebih kecil.
"Apa sih zzy..., bisa nggak ga usah nyerocos,, kepalaku sakit tau...!" Rachie menutup matanyanya dengan kedua lengan kirinya.
"Gue, eh aku tu sayang sama kamu Ash, sadar ga sih kalau kontrak itu ngerugiin kalian, makanya aku kayak gini...,"
"Lalu kamu pikir aku mau ? Kamu pikir gadis gadis itu juga mau ? Tapi aku bisa apa....? Ah udahlah, aku mau kekamar.., capek "
"Rachie..., aku belum selesai ngomong,, jangan pergi dulu..!" Rachie rak peduli. Ia melangkah masuk kekamarnya kemudian membanting pintu.
"Udah biarin aja...., biarin dia tenang dulu.." Fay tampak keluar dari kamarnya ketika mendengar suara ribut dari luar.
"Ck...." A-zzy berdecak.
Tak lama kemudian Rachie keluar lagi dari kamarnya. "Kita dapat jatah libur dua hari, aku mau pulang kerumah, kalian gimana ?
"Aku mau ke aprtementku, sudah lama ga kesana..." sahut Fay sambil meminum segelas susu yang diambiknya dari kulkas.
"Kamu zy ?"
"Aku ga kemana-mana, disini aja..., lagian besok ada pameran lukisan, aku mau liat.."
"Ya udah..."
___________Manajemen sengaja memberi izin libur untuk Dream selama dua hari sebelum memulai lagi aktifitas mereka yang cukup padat menjelang akhir tahun tiba. Seperti biasa, Fay akan pulang keapartmen pribadinya yang terletak masih dikawasan pusat kota. Rachie kali ini memilih pulang kerumah keluarganya. Sedangkan A-zzy memutuskan untuk tetap diapartemen mereka. Besok ada pameran lukisan yanv diadakan oleh seorang pelukis ternama dan A-zzy ingin mengunjunginya. Pria paling bungsu di Dream itu memang sangat mencintai lukisan.
Galery dimana tempat pameran diadakan sudah mulai ramai dengan pengunjung. A-zzy menggunakan masker, hat dan kaca mata untuk menyamarkan penampilannya. Celana jeans dipadukan dengan kaos oblong serta jacket yang senada dengan jeans nya, A-zzy nampak seperti laki-laki biasa pada umumnya. Hampir tak ada pengunjung galery yang menyadari kehadirannya.
Ketika sedang melihat-lihat lukisan, pandangannya menangkap seseorang yang lumayan dikenalnya. Gadis itu tengah mengikat rambutnya setengah, dan menyisakan setengahnya untuk digerai. "Evelyn" gumamnya
A-zzy mendekati Eve, kemudian menepuk pelan pundak gadis itu.
Eve kaget dan refleks bergerak mundur. Ia benar-benar tak mengenali A-zzy.
"Ini aku, A-zzy Dream" bisik Azzy pelan ditelinga Eve. Kemudian A-zzy menaruh telunjuk dimulutnya untuk memberikan kode supaya Eve tidak bicara hal-hal yang dapat membuat penyamarannya diketahui orang.
"Emm" Angguk Eve mengerti.
Akhirnya A-zzy dan Eve memutuskan untuk melihat pameran lukisan berdua. A-zzy tetap dengan penyamarannya, sementara Eve terlihat biasa-biasa saja. Ia bukan orang terkenal seperti Dream. Bahkan sejak kejadian dibandara pun orang-orang masih tak mengenalinya. Eve bersyukur akan hal itu.
Puas melihat-lihat lukisan, keduanya memutuskan untuk makan disebuah restoran yang berada satu lantai dibawah ruang pameran. Dua porsi pizza mini dan ice copy serta coklat hangat mereka pesan. A-zzy sengaja memilih meja paling ujung agar privasi mereka tetap terjaga.
"Ternyata kau juga penyuka lukisan Eve.." A-zzy membuka obrolan sambil mengunya pizzanya.
"Iya,, aku suka semua karya Fabiyan, lukisannya unik, abstrak namun punya makna yang dalam bagi orang-orang yang bisa memahaminya.."
"Kalau begitu aku akan membelikanmu salah satu lukisan tadi.."
"Ti..tidak perlu A-zzy, lukisan beliau sangat mahal sekali.." Eve hampir tersedak ketika A-zzy menawarkan akan membelikannya lukisan karya Fabiyan yang sangat terkenal. Semua orang tau kalau harga lukisan tersebut tidak ada yang murah. Semua berada diharga 100juta keatas.
"Kau ragu pada uangku Eve..?" Gurau A-zzy sambil menyeruput ice kopinya.
"Bu...bukan seperti itu A-zzy, aku sudah cukup puas dengan melihat pameran saja.."
"Kau akan lebih lebih puas jika memilikinya,, ok..., habis makan kita balik kelokasi,, tak ada penolakan.."
A-zzy adalah artisnya dan Eve adalah fotografer yang beberapa waktu yang lalu bekerja sama dengannya. Tak ada lagi hubungan selain itu, jadi Eve merasa pemberian A-zzy padanya terlalu berlebihan. Dan tak main-main, harga lukisan yang akan A-zzy belikan untuk Eve bernilai 385juta.
"No..no..A-zzy, aku tidak bisa terima ini,, ini terlalu mahal..." Eve mengangkat kedua tangannya. Suara nya yang keras membuat beberapa orang menoleh padanya.
"Ssstt.." sahut A-zzy
"Oh, ma..maaf.." Eve merutuki dirinya. Hampir saja orang-orang mengenali A-zzy karena ulahnya. Jangan sampai kejadian dibandara terulang lagi. Tidak mungkin kan ia harus jadi pacar kontrak A-zzy juga gara-gara kejadian ini.
Setelah tarik ulur beberapa saat, akhirnya lukisan berukuran 40×50cm, itu berada dikursi belakang mobil milik A-zzy. Ya, akhirnya Evelyn menerima pemberian sibungsu Dream dan ia juga diantar pulang olehnya.
"Apa tidak apa-apa kau mengntar ku pulang Zzy, apa tak ada yang mengenali mobilmu ?" Tanya Eve
"Sejauh ini aman Eve, lagian aku jarang menggunakannya,aku cukup sibuk bahkan untuk sekedar mengendarainya.."
Eve menoleh A-zzy yang fokus menatap jalanan didepan. Dream yang begitu dieluk-elukan banyak orang, memiliki kepopuleran yang diinginkan semua orang, kekayaan yang berlimpah, siapa sangka mereka bahkan tak punya waktu untuk diri mereka sendiri. Bahkan melenggang dengan nyaman tanpa benda-benda penyamaran pun mereka tidak bisa.
Eve sampai didepan gedung apartemen dengan menenteng lukisan ditangannya. A-zzy tidak turun dari mobilnya untuk mengantar. Eve melambaikan tangan kemudian mobil A-zzy pun berlalu.
"Semoga semua baik-baik saja..." gumam Evelyn seraya berlalu.
Bersambung....,,,,

KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Bisnisku
General FictionBerawal dari sebuah insiden di bandara yang membuat Eve harus menjalani pacaran bisnis dengan Rachie salah satu anggota "Dream", boy band begitu populer baik didalam negeri maupun mancanegara....