Eve mengehempaskan tubuhnya diranjang, tanpa sempat mencuci muka, mengganti pakaian atau sekedar melepas sepatu. Ia sudah terlalu lelah untuk kegiatan panjang dan meeting yang sangat melelahkan ini. Tak butuh waktu lama akhirnya ia benar-benar terlelap, terbukti dengan bebunyian yang keluar dari sela kerongkongan dan mulutnya. Ia mendengkur....!!!
Sehari tadi.....
"Eve, jangan lupa nanti sore meeting kita dengan Dream beserta managernya,..." Suara Hanna menebal dan ada penekanan disana. Eve mengangguk berulang kali, rasanya entah kali keberapa Hanna teman kerja ini mengingatkan hal yang sama.
"Aku masih belum pikun Han,, jam lima sore meeting terakhir sebelum eksekusi, kali ini langsung bersama personil Dream,, begitu kan...." Eve menoleh malas kearah Hanna yang ternyata juga sedang menatapnya, tak lama kemudian keduanya tertawa lepas
"Haaaa,, alih-alih mengingatkanmu, sebenarnya aku mengingatkan diriku sendiri,, aku tidak ingin melewatkan meeting ini, kapan lagi coba, bisa ketemu artis besar, mana ganteng-ganteng lagi...." Hanna tersenyum-senyum.
"Ckckckc..seperti kau tidak pernah bertemu artis saja selama ini..." Eve berdecak
"Please deh Eve,,,ini tu bukan artis sembarangan,, ini Dream Eve,, Dream.... , artis besar, followers mereka aja hampir menembus 50juta, its so fantastic untuk ukuran artis kita, dan mereka satu-satunya, mana mereka ganteng-ganteng lagi....." Hanna tak hentinya tersenyum, Eve yakin pasti dia sedang membayangkan ketiga personel Dream yang memang memiliki paras yang digilai banyak wanita.
Ya....Dream adalah boyband yang beranggotakan tiga orang cowok, yaitu Rachie, Fay dan Azzee ( baca eyzi ). Boy band itu terbentuk sekitar lima tahun lalu, dan sampai saat ini sudah mengeluarkan dua album yang dua-duanya meledak dipasaran lokal maupun dibeberapa negara tetangga. Selain ketiga personalnya memiliki kualitas vokal yang bagus, mereka memiliki kelebihan yang lain yaitu visual mereka yang enak dipandang. Ketiga memiliki tinggi hampir mencapai 1,8 meter, sangat tinggi untuk ukuran pria Indonesia, sorot mata tajam, hidung mancung dengan rahang tegas, membuat ketiganya menjadi idola banyak wanita bahkan pria. Tak salah kalau followers instagaram mereka hampir mendekati angka 50juta.
Dream benar-benar menjadi anak emas di perusahaan yang menauingi mereka. Tawaran manggung, iklan dan akting tak henti-hentinya mengalir, sepanjang tahun ketiganya sibuk shooting, rekaman, foto shoot, wawancara, manggung, meet and greet dan segudang kegiatan lainnya. Perusahaan dan Dream sendiri mendapat keuntungan yang tidak sedikit dari kepopuleran ini. Tidak terhitung lagi pundi-pundi yang mengalir kerekening mereka.
Begitulah secara garis besar tentang boy band Dream yang diketahui Eve, partner kerja majalah tempat Eve bernaung. L Magazine, sudah tiga tahun ia bekerja sebagai fotografer untuk majalah bertema life style ini, untuk edisi bulan Desember bulan depan, L magazine sudah memastikan tema "Holiday, back to home" sebagai tema mereka. Untuk model utama dalam edisi ini, tim L magazine sudah mengajukan permintaan kepada manajemen Dream sejak beberapa bulan sebelumnya, karena memang tak mudah untuk mendapatkan jadwal boy band tersebut. Dan akhirnya setelah beberapa kali meeting dengan manajemen, nanti sore adalah meeting terakhir dengan tim manajemen dan dengan personel Dream sendiri sebelum proses pengambilan gambar dimulai.
Serupa dengan Hanna, sebenarnya Eve juga cukup excited dengan meeting nanti, ia juga tak memungkiri cukup terhipnotis dengan keberadaan Dream, namun ekspresinya tak seheboh Hanna, yang sampai siang ini tak berhenti mengingatkannya tentang meeting, meeting dan meeting.....
Bukan mereka berdua saja, sebenarnya seluruh karyawan L magazine yang berada dilantai delapan gedung "L Corp", perusaahan besar milik ibu Laura yang salah satunya anak perusahaannya adalah L magazine ini, juga menunggu-nunggu kehadiran Dream . Meski sebenarnya sudah banyak artis yang bekerja sama dengan mereka, namun semuanya tidak bisa memungkiri kalau Dream begitu istimewa.📸📸📸
Eve si fotografer, Hanna tim editingnya, editor L magazine, dan pimpinan L magazine, Mr. Biyan sudah berada diruangan meeting. ada satu orang lagi, zyka sebagai notulen dalam meeting tersebut. Diatas meja rapat sudah tersedia botol minuman sesuai dengan jumlah peserta yang akan ikut meeting lengkap dengan makanan kecilnya, juga ada map biru berisi file-file yang akan dipresentasikan Eve nantinya, tentang konsep final seputar pengambilan gambar untuk edisi akhir tahun L magazine. Tepat pukul 5 lebih bebeberapa menit, pintu terbuka, para personil Drream memasuki ruangan rapat kemudian diikuti oleh manager mereka dari belakang. Semua yang ada diruangan tersebut langsung berdiri menyambut tamu kehormatan mereka, Hanna bahkan tak mampu menyembunyikan rona bahagia bisa bertemu dengan artis papan atas tersebut, sebenarnya Eve juga sih, ia bahkan tak berkedip melihat kedatangan pria-pria jangkung berwajah malaikat itu.
"Selamat sore semua...." Sapa sang manager yang diketahui bernama Mr.Gilbert itu. Keempatnya membungkuk dan menebar senyum. Ah....senyuman Dream membuat gadis-gadis dalam ruangan hampir menjerit, jika mereka tak segera sadar kalau sore ini adalah meeting mengenai pekerjaan, bukan meet and greet dengan idola.
"Selamat Sore Mr.Gilbert, selamat sore Dream, selamat datang di L Magazine" Mr Biyan selaku pimpinan menyambut tamu kehormatan mereka. "Baiklah sebelum kita mulai, saya akan memperkenalkan satu persatu anggota tim yang akan menangani project ini, ok yang pertama saya Biyan selaku pimpinan L magazine, mungkin Mr.Gilbert sudah tau karena kita sudah beberapa kali bertemu, kemudian ini Evellyn, fotografer andalan L magazine, bisa dipanggil Eve saja, nantinya Eve yang akan melakukan pengambilan gambar untuk Dream.." Eve segera berdiri membungkuk memberi penghormatan kemudian dibalas senyuman oleh keempatnya, eve tersipu.
Setelah Mr.Gilbert memperkenalkan seluruh anggota tim, segera Eve mengambil alih bagiannya untuk mempresentasikan materi project yang akan ia tangani. Lima belas menit ia cuap-cuap didepan peserta meeting, tangannya bergerak kesana kemari, sesekali menekan layar laptop, sesekali membuka lembaran-lembaran kertas, tanpa henti tangan kanan dan kirinya bergerak, namun meeting tak berjalan mulus seperti yang direncanakan, alih-alih semua ide yang yang diberikan Eve bisa diterima oleh Dream, ternyata mengurus boy band tersebut tidak mudah, mereka terlalu banyak permintaan, dan celakanya lagi Mr.Biyan lebih memilih mengikuti keinginan sang artis.
Meeting berakhir pukul sepuluh malam, meeting terpanjang yang pernah diikuti Eve selama ia bekerja di L magazine. Kesepakatan akhir telah dibuat dan pemotretan akan dimulai minggu depan. Setelah semua peserta rapat meninggalkan ruangan, setelah sempat berfoto bersama, Eve masih tak beranjak dari kursinya, ia memilih merebahkan diri dikursinya itu sambil selonjoran, menandakan kalau meeting barusan sangat melelahkan, menyita waktu dan fikirannya. Mr.Biyan sang pemimpin L magazine menepuk bahu fhotografer kesayangannya itu.
"Semangat Eve, kau andalanku..! Pulanglah, istirahat.., wajahmu kusam" katanya kemudian berlalu keluar ruangan.
"Thank Bi,.." jawab Eve mengganguk lesu. Hingga akhirnya saat sampai di rumahnya, Eve langsung tertidur pulas.
#selamat membaca cerita kedua dari Rini Yusran,, semoga terhibur dengan imajinasiku...😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Bisnisku
Ficción GeneralBerawal dari sebuah insiden di bandara yang membuat Eve harus menjalani pacaran bisnis dengan Rachie salah satu anggota "Dream", boy band begitu populer baik didalam negeri maupun mancanegara....