Aku terpaku lama, tak tahu harus berekspresi seperti apa. Hingga akhirnya aku meletakkan tangan di dada, merasakan degup yang terasa dan terdengar jelas di kulit maupun telinga.
Aku memejamkan mata, merasakan semilir angin yang menerpa, mencoba melemaskan tubuh yang entah kapan telah menegang bersama perasaan marah, senang, takut, serta kecewa yang menyaru menjadi satu, menghasilkan rasa yang tak bisa kuungkapkan dengan kata-kata.
Untuk pertamakalinya aku merasa bangga, karena tidak salah dalam menerka-nerka jawaban dari pertanyaan, 'Akankah rindu ini hanya aku yang rasa?'
Maka kubiarkan sepi menemani diriku di sana, tak kuasa membuka mata kala getaran kembali terdengar oleh telinga.
Aku hanya tak siap jika pria itu malah menghempaskan segala rasaku kini, selayaknya yang sering dia lakukan biasanya.
Aku tak bisa menahan diri saat rasa penasaran semakin menekan, hingga akhirnya aku memilih membuka mata dan menatap layar smartphone. Membaca pesan baru darinya.
Dan apa yang harus aku ketik sebagai balasan?
Aku menggigit bibir kuat, berharap rasa sakit yang ditimbulkan sedikit mengalihkan perasaan lain yang kini bersarang.
Aku mencoba mengetik, tetapi menghapusnya kembali, terus seperti itu hingga belasan menit kemudian.
Akankah aku diharuskan menurunkan gengsiku sedikit saja?
Bisakah untuk kali ini aku mengingkari logikaku?
KAMU SEDANG MEMBACA
You Again (sasusaku)
FanficJika kukatakan lelaki yang tengah berdiri di atas panggung itu adalah mantan kekasihku, akankah ada yang mempercayai itu? ____________________________________________________ Ini tentang hubungan masa lalu, mereka saling melupakan, menghapus k...