Gapapa, ya chapter kali ini aku kasik sedikit bumbu enya-enya.
Selamat malam minggu gais.
Siluet wajah luar biasa tampan keluar dari mobil mewahnya sembari melepas kacamata hitam yang menyempurnakan penampilannya. Sungguh, sangat tampan, tsk.
Wei Wuxian semakin panik ketika tahu bahwa pria itu memang benar Lan Wangji. "Mimpi apa aku semalam," ucap Wei Wuxian sambil menutup mukanya yang frustasi.
Tidak ada pilihan lain lagi. Sebelum Wen Qing mengetahui hubungannya dengan Lan Wangji, Wei Wuxian memutuskan untuk beracting seperti di drama-drama.
"Aiyo, pelanggan setiaku. Mari masuk, mari masuk," sambut Wei Wuxian sembari bertepuk tangan ketika Lan Wangji sudah memasuki kedainya.
Lan Wangji menyatukan alis lalu menatap bergantian pada Wen Qing dan juga kekasihnya.
"Wen Qing," sapa Lan Wangji dengan menoleh ke arah Wei Wuxian yang mengigit bibir sambil menggeleng pelan, mencoba memberi isyarat agar tidak mengucapkan apapun.Wen Qing berdiri dengan tegak dan menyilangkan tangan di dada sambil mengetuk-ngetuk kakinya. "Wahh, apakah ini nyata? Bisa bertemu dengan Tuan muda Lan di sini?" tanya Wen Qing tanpa berkedip melihat Lan Wangji, menganggap manusia di sebelahnya yang mati-matian menahan cemburu seolah tidak ada di ruangan itu.
"Aku memang sering makan di sini," jawab Lan Wangji menyelamatkan drama yang dibuat Wei Wuxian.
Dengan merangkul pundak Wei Wuxian, wanita cantik ini berseru dengan semangatnya, "Aku juga mau makan! Wei Wuxian, tolong siapkan makanan untukku dan pria ini. Lan Wangji," ucap Wen Qing dengan menekan kepala Wei Wuxian sebagai bentuk bahwa pria tampan itu adalah objek yang baru saja mereka katakan.
Masih dengan acting pura-puranya, Wei Wuxian menutup mulut dengan kedua tangannya seolah-olah dia sangat kaget. "Woahh, jadi ini, Jie. Baik, baik akan aku siapkan. Tunggu sebentar dan aku akan siapkan makanan terbaikku, kalian berdua tunggulah di sini dulu" ujar Wei Wuxian dengan tersenyum lebar kemudian berlalu untuk menyiapkan makanan.
"Sungguh terkejut aku bertemu denganmu hari ini. Kemarilah, duduk semeja denganku," pinta Wen Qing pada Lan Wangji sambil mendaratkan kembali pantatnya pantatnya pada kursi.
Lan Wangji yang melihat gelagat mencurigakan dari Wei Wuxian segera beralasan pergi ke kamar mandi pada Wen Qing yang menyuruhnya untuk duduk sambil menunggu makanan datang.
"Aku permisi," ucap Lan Wangji tanpa perlu menunggu jawaban Wen Qing.
Wen Qing mengangguk kemudian fokus pada layar ponselnya tanpa menoleh pada Lan Wangji yang sedikit melirik sebentar ke arah Wen Qing karena diam-diam ingin menemui si pujaan hati di dapur.
Tanpa suara Lan Wangji membuka pintu dapur yang memang tidak pernah tertutup rapat dan langsung memperlihatkan si pemilik kedai yang tengah mencuci sayuran dengan mendumel.
"Bisa-bisanya Lan Zhan menolak wanita seperti Wen Qing-jiejie dan lebih memilihku! Memang, sih aku ini tampan dan manis, tapi kalau bersaing dengan wanita macam begitu, ya mungkin aku takut juga kalau sewaktu-waktu Lan Zhan direbut dariku," cerocos Wei Wuxian tidak menyadari sosok kasat mata di belakangnya yang tersenyum geli mendengar ocehan murainya.
"Lan Zhan, Lan Wangji, siapa lagi nama anak itu. Tsk, dasar berandalan tampan yang seenaknya mencuri hatiku tapi masih sok bermain rahasia-rahasian. Cih, memangnya aku perduli kalau banyak yang mengantre untuk mendapatkan hatinya? Aiyo, jelas aku peduli karena aku juga cinta! Aww, kubis ini juga kenapa ikut-ikutan kacau, mana rontok pula," ucap Wei Wuxian pada diri sendiri dan pada sayuran kubis di tangannya.
Dengan perlahan pria berhidung mancung berparas tiada cacat itu memeluk Wei Wuxian dari belakang dan mencium tengkuk sang terkasih. "Aku mendengar nada kecemburuan," kata Lan Wangji dengan suara baritonnya sembari mengembuskan napas di area paling sensitif Wei Wuxian.
Wei Wuxian berjingkat kaget dan langsung memutar badan, seketika sepasang iris abu milik Wei Wuxian bertemu dengan sepasang netra emas yang tengah menatapnya dengan memberikan bonus berupa senyuman maut peluluhlantak hati banyak umat. "Lan Zhan," panggil Wei Wuxian tanpa bisa menyembunyikan rona di wajahnya yang tampan sekaligus manis.
Menaikkan ujung alisnya, Lan Wangji meraih dagu Wei Wuxian dan menjilat lembut bibir seksi nan tipis si pemilik gigi kelinci. "Aku rindu bibir ini," ucap Lan Wangji memulai jurus mautnya sembari menekan tubuhnya agar semakin menempel pada Wei Wuxian.
Wajah Wei Wuxian terasa hangat dengan semburat merah, tangannya menepis dengan pelan pada tubuh Lan Wangji yang mulai aktif menyosor setiap inci leher dan wajahnya. "Lan Zhan, geli," ucap Wei Wuxian manja diiringi tawa kecil.
Agaknya Lan Wangji berhasil untuk mengalihkan perhatian Wei Wuxian pada Wen Qing yang mungkin sekarang sedang menunggu makanan atau bahkan tidak menutup kemungkinan sedang menunggu dirinya juga, biarlah Lan Wangji mana perduli soal itu.
"Wei Ying, ayo" ajak Lan Wangji nakal sembari tangannya mengelus paha Wei Wuxian dan mulai menuju dua gundukan kenyal milik kekasihnya itu.
Wei Wuxian mau tak mau terengah juga diservis di siang hari begini, mana sedang hujan. (kok, ya pintar sekali mas Wangji ini memilih momen. Datang diwaktu hujan, hmmmm.)
"Huh, kau ini datang-datangnya malah minta jatah. Lan Zhan, ini di dapur, yang benar saja? Lagipula ada orang di sini," tunjuk Wei Wuxian ke arah ruang jual menggunakan dagunya.
"Biarkan saja. Kalau mereka ingin, lakukan dengan pasangan masing-masing," jawab Lan Wangji mulai memasukkan lidahnya pada mulut Wei Wuxian yang sedikit terbuka.
Wei Wuxian melenguh ketika tangan nakal Lan Wangji mulai menggerayangi pantatnya, tetapi untungnya pikiran Wei Wuxian cepat tersadar sebelum dapur menjadi berantakan dengan ulah beringas Lan Wangji kalau sudah masuk mode mesum. "Lan Zhan, kubilang hentikan. Ini geli," ucap Wei Wuxian dengan terkikik sambil mencubit puting Lan Wangji yang masih tertutup kain.
"Aiyo, berhentilah dulu tanganmu itu, Lan Zhan. Aku ada pertanyaan untukmu," sergah Wei Wuxian mencoba menjeda kegiatan mereka sebentar dengan memalingkan wajahnya yang terus menjadi incaran Lan Wangji.
Lan Wangji menggeleng cepat dengan tetap meremas pantat Wei Wuxian. "Mn, nanti saja," jawab pria Lan itu karena sudah kelewat enak-enak dengan kekasih manisnya.
Lain dua insan yang ada di dapur, lain pula dengan seorang wanita yang sedang menunggu sendirian sambil celingak-celinguk mencari keberadaan dua manusia yang belum menampakkan batang hidungnya.
"Apa Wei Wuxian sedang mengulek rujak? Lama sekali dia membuat makanannya, Lan Wangji juga. Apa dia diare sampai lama tidak kembali dari kamar mandi," ucap Wen Qing seraya bangkit berdiri untuk menyusul Wei Wuxian karena tidak mau menunggu lebih lama lagi.
Wen Ning yang baru datang karena minta ijin masuk sift siang hari ini langsung menuju dapur tanpa ragu setelah menyimpan tasnya di loker karyawan.Tubuhnya terasa kaku bersama lidah yang terasa kelu menyaksikan pertunjukan dua insan yang tengah asyik masyuk bermesum ria tepat di depan matanya, agaknya Wei Wuxian dan Lan Wangji tidak menyadari kalau ada seorang manusia yang sudah masuk ke dapur karena memang kegiatan cumbu mencumbu mereka sedang berada di puncak-puncaknya.
Mundur secara perlahan, Wen Ning berjalan dengan langkah gontai sambil berjalan menunduk sampai matanya melihat sepasang kaki mulus yang tengah berdiri tepat di depan pintu dapur.
Tepat ketika tangan mulus si wanita hendak menyentuh knop pintu dapur yang tidak tertutup sempurna, pada detik itu juga Wen Ning menahan laju tangan si wanita. "Jangan masuk," ujar Wen Ning.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHILI AND COFFEE ✓ || BOOK 1 ||
RomanceHanya cerita fiktif yang di buat untuk menghibur penggemar wangxian. (Tidak terkecuali aku ^-^) Dan ini imajinasi semata, semua tokoh meminjam karakter dari novel karangan MXTX , bergenre BL, bernuansa Comedy, Romance. Bagi yang anti yaoi bisa tekan...