PESAWAT JET? BAKSO? APALAGI

1.3K 201 55
                                    


Pagi-pagi sekali keluarga Lan benar-benar mengadakan rapat dadakan bersama keluarga Jiang. Hanya Lan Xi Chen yang absen karena ada pekerjaan pembukaan cabang apotek.

Pembicaraan kedua keluarga besar ini bukan hanya omongan ngalor ngidul ngetan ngulon. Rapat kali ini bertema, persiapan pernikahan dadakan.

Ngalor : utara
Ngidul : selatan
Ngetan : timur
Ngulon : barat

Lan Qi Ren sebagai perwakilan dari Lan berkali-kali angkat suara. Menjelaskan ini itu dari hal-hal terkecil sekali pun, tidak boleh ada yang luput dari kesan sempurna.

"Aku tidak perlu menyewa gedung. Bukan apa-apa, rumah kami lumayan cukup mungkin sampai 200 tamu undangan." Lan Qi Ren menawarkan rumahnya sebagai tempat untuk resepsi.

Yu Zi Yuan langsung menggebrak meja sambil menambahkan coretan dalam kertas panjang, mengenai apa-apa saja yang dibutuhkan untuk pesta yang sudah digadang-gadang akan jadi pesta pernikahan spektakuler di Gusu. "Setuju. Lanjutkan."

Mengangguk puas karena idenya diterima dengan lapang dada oleh pihak besan tak urung membuat Lan Qi Ren semakin melebarkan senyuman sembari merentangkan kedua tangan.

"Ideku nyatanya memang selalu bravo," ucap Lan Qi Ren dalam hati.

Jiang Feng Mian tampak berpikir. Jiang Yan Li sibuk menulis hasil rapat mengenai apa-apa saja yang akan disiapkan. Oiya, jangan lupakan juga kalau keluarga Jiang yang mengurusi semua konsumsi untuk tamu undangan.

"Aku mau kue pernikahan A-Xian dan Lan Wang Ji berbentuk angka delapan. Bagaimana?" Jiang Yan Li memberi usulan dengan mengangkat bolpoin.

Lan Qi Ren, Jiang Feng Mian, Jiang Cheng, Yu Zi Yuan hanya saling pandang karena memang belum mengerti.

"Kenapa harus angka delapan, Jie? Kenapa tidak tanggal pernikahan mereka saja? Beri hiasan manisan permen, misis warna-warni, marshmallow pink berbentuk little pony atau unicorn? Bukankah itu imut?" Jiang Cheng memberi usulan dengan mata berbinar sambil menjentikkan jari.

Yu Zi Yuan bergidik ngeri, tangannya refleks memukul kepala Jiang Cheng karena merasa luar biasa geli dengan hasil pemikiran anak bungsunya.

"Kau pikir ini kue untuk anak sekolah paud? Ini kue pernikahan untuk gege-mu!" Yu Zi Yuan mulai murka dengan hampir mencekik leher Jiang Cheng.

Jiang Yan Li tertawa kecil. Begitu pun dengan Jiang Feng Mian dan Lan Qi Ren melihat kemesraan yang dilakukan oleh istri dan putra kandungnya.

"Jiejie-mu pasti punya alasan ada apa dengan angka delapan itu, A-Cheng. Bukankah begitu A-Li?" tanya Jiang Feng Mian bijaksana.

Tersenyum sambil mengangguk. Jiang Yan Li menulis angka delapan dalam kertas yang tengah ia bawa.

"Ayah lihat ini? Ibu, A-Cheng dan paman Qi Ren. Angka delapan adalah angka yang tidak memiliki ujung. Akan selalu bertemu dalam titik yang sama di mana pun," Jiang Yan Li mulai menjelaskan.

Menarik napas sebentar sebelum melanjutkan. Jiang Yan Li segera menoleh pada Jiang Cheng yang sudah angkat tangan bersiap untuk protes. "A-Cheng pasti akan bertanya kenapa harus angka delapan? Kenapa tidak dengan angka 0? Karena kisah cinta mereka menurut jiejie hampir mendekati angka sempurna," jelas wanita cantik nan elegan itu dengan mengelus rambut adik kandungnya.

CHILI AND COFFEE ✓ || BOOK 1 ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang