"jika suatu hari nanti aku jatuh hati, maka jadikanlah aku laki-laki yang pantas untuk seorang perempuan yang berhasil membuatku jatuh hati itu"
-POV :
"Saya menyukaimu, Ridwan," kata salah satu mahasiswi di kampus Ridwan. Ridwan menoleh ke kanan dan kiri, semua mata mahasiswa dan mahasiswi tertuju ke wanita tersebut.
Wanita itu menunduk setelah nekat mengucapkan kalimat tersebut. Ridwan menghela nafas. Ridwan tak habis pikir pada Indah, teman satu prodi yang di anggapnya Sholehah dan pintar dalam menjaga rasa malunya itu kini berada di hadapannya mengungkapkan isi hatinya tanpa ragu ragu.
Ridwan tidak menyangka Indah telah memendam perasaan kepadanya sejak pertama kali bertemu dengannya.
"Terima.. terima," beberapa mahasiswa bertepuk tepuk tangan.
Ridwan menggeleng. Menurutnya, Indah pantas mendapatkan laki laki yang lebih baik dari padanya. Bahkan wanita di depannya itu termasuk sosok yang di idam idamkan oleh teman temannya.
"Mohon maaf, tapi saya tidak berniat menyukai kamu," kata Ridwan membuat semua mahasiswa yang berada disitu terdiam.
Indah menatap Ridwan dengan mata bulat terkejut.
Ridwan tersenyum ramah.
"Kenapa kamu memilih saya, di saat banyak laki laki yang memperebutkanmu?" Tanya Ridwan menjaga agar indah tidak sakit hati menerima penolakannya.
Indah menggeleng.
"Saya mau nya kamu," jawab Indah tegas sambil menunduk. Ridwan menggeleng.
"Tolong jangan menyukai saya, banyak hal buruk dalam diri saya yang Allah tutupi, dan yang kamu lihat itu hanya sedikit kebaikan yang saya punya, jadi berhenti menyukai saya," kata Ridwan tegas lalu berjalan keluar dari kerumunan itu.
Indah menunduk malu karena cintanya bertepuk sebelah tangan.
"Gilaa lu, cewek secantik indah lu tolak," kata Jefri yang tiba tiba merangkul Ridwan dari belakang. Ridwan terkekeh.
"Kamu muslim kan?" Tanya Ridwan yang langsung di jawab anggukan oleh Jefri.
"Apa dalam Islam di anjurkan pacaran?" Tanya Ridwan dengan tatapan tajam pada Jefri.
"Y-ya, e-enggak sih, tapi kasihan bro,kan bisa lu terima dulu,terus lu tolak pas udah sepi," saran Jefri. Ridwan tertawa.
"Kata umi, jangan kasih harapan sama perempuan yang tidak berniat kamu nikahin," tandas Ridwan yang membuat Jefri terdiam. Jefri bertepuk tangan.
"Keren lu bro, jaman sekarang jarang jarang ada cowok yang berpikiran kayak elu," puji Jefri yang membuat Ridwan tersenyum malu.
"Saya juga cuman mengikuti kata Umi, lagian banyak yang lebih baik dari saya, yang pantas Indah sukai," kata Ridwan mengingat kejadian tadi. Kejadian seperti itu bukan kali pertama terjadi dalam hidup Ridwan.
Beberapa perempuan pernah mengungkapkan perasaannya di depan khalayak ramai seperti indah saat Ridwan menginjak bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), namun karena keukeuh dengan prinsipnya, tidak ada satu pun yang membuat hati nya goyah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Bukan Hanya Ustadzku ✓[SUDAH TERBIT]
Fiksi Remaja"Seringkali Takdir mempertemukan dua insan yang tepat, Di waktu yang salah" Itulah kalimat yang tepat untuk Ridwan dan Zahra. Kedua insan yang tepat, namun bertemu di waktu yang salah. Pada akhirnya, mereka harus sama-sama tersakiti untuk mendewasak...