•Chapter VIII•

6.9K 798 40
                                    

BxB | Fantasy | Mature-content | Romance
.
Don't Like, Don't Read😊

Jaemin menghirup aroma lembut yang menguar dari rambut Haechan, mencium keningnya berkali-kali hingga suaranya memekak menggema di dalam kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaemin menghirup aroma lembut yang menguar dari rambut Haechan, mencium keningnya berkali-kali hingga suaranya memekak menggema di dalam kamar.

Haechan mengernyit merasa terganggu, sebagian besar tubuhnya yang bertumpu pada dada Jaemin ia gerakkan pelan agar terasa nyaman kembali. Menciptakan seulas senyuman yang terbit dari bibir tipis Jaemin.

Lukanya mulai tertutup kembali, kini tinggal ia fokuskan pada patah kakinya yang untung tak memburuk karena Haechan yang menyangga menggunakan bidai seadanya namun sangat membantu
Terik mentari sinari ruangan kamar mereka yang nampak temaram, membuat Haechan sedikit mengernyit karena silau mentari menyorot tepat pada wajahnya.

Kerjaban matanya terlihat menggemaskan bagi Jaemin, lelaki itu terdiam sembari memasang senyuman lebar ketika Haechan mulai membuka mata. Bibirnya yang sedikit terbuka cepat- cepat Jaemin sambar dan melumatnya hingga Haechan melenguh, menepuk keras punggungnya tanda Haechan masih membutuhkan oksigen.

"Morning kiss." Haechan yang sudah melotot ingin marah kembali menelan bulat-bulat serapahnya, pipinya justru tersipu kecil dengan senyuman manis terpatri indah pada wajah bulatnya

"Kau sudah baik-baik saja?" Haechan bertanya dengan sebelah tangannya yang membelai lembut rahang tegas milik Jaemin, membuat lelaki pucat itu memejam menikmati lantas menganggukamkan.

"Aku sudah baik, darah dan dadamu memang paling sempurna." Jaemin memuji dengan senyuman merekah, membuat si manis tersipu dan membenamkan wajahnya pada dada Jaemin.

"Aku mencintaimu." Jaemin berbisik rendah di telinga Haechan, membuat si lelaki mungil mengangguk dan semakin dalam membenamkan wajahnya.

"Aku juga mencintaimu." Cicitan lirih Haechan mampu menciptakan seulas senyum manis dari Jaemin, lelaki itu menguraikan pelukannya lantas menatap wajah Haechan yang memerah.

Lumatan yang begitu dalam membuat Haechan terbuai, kakinya ia angkat hingga menimpa perut Jaemin, tak ingin menendang sebelah kaki Jaemin yang masih terluka Pagi itu kamar keduanya diisi oleh terik mentari yang memancar serta menyorotkan sinarnya pada kedua lelaki yang tengah saling melumat dan mendecap erotis.

Doyoung terdiam, memandang dengan lamat sosok lelaki yang tengah tersenyum lebar dengan seorang anak lelaki tertawa renyah di atasnya dari balik pohon tinggi yang berada di sebelah kanan.

Tatapannya yang datar berangsur melunak kala anak kecil itu merengek menggapai sang ayah yang tengah jahil meninggalkannya, mata yang biasanya berwarna merah pekat kini berubah warna menjadi cokelat bersinar.

Doyoung tak bergerak, hanya memandangi keduanya dari jarak yang cukup jauh. Namun sesuatu melesak masuk dengan seenaknya ke dalam hatinya yang mana membuat Doyoung berkaca-kaca.

Putranya sudah besar, entahlah Doyoung tak pernah tahu berapa tepatnya usia anak itu.
Pekikannya yang nyaring membuat lelaki yang masih Doyoung cintai tergopoh menyusulnya, tertawa renyah dan segera menggendong tubuh bayi itu dengan kecupan-kecupan lembut ia sebar di sepanjang garis wajahnya.

"Apa kalian baik-baik saja? Kalian benar-benar tidak membutuhkan ku ya?" Pertanyaannya bak semilir angin yang membelai, tak dapat terdengar atau bahkan terjawab.

Doyoung terlalu pengecut, hubungannya tak mungkin lagi membaik setelah apa yang terjadi diantara keduanya.

Kini, yang bisa ia lakukan hanyalah merelakan.

Matanya mengerjab beberapa kali, kembali memandang wajah lelaki itu namun tanpa diduga justru mata keduanya bertemu. Doyoung hampir terjungkal dibuatnya, namun senyuman dari sosok lelaki itu selalu membuat hatinya terasa diremas-remas keras

"Kami masih membutuhkanmu Doyoung-ah."
Haechan merasakan mual yang berlebih ketika pagi hari, tubuhnya yang akan melemas selalu membuat dirinya hanya bisa merebahkan diri di samping Jaemin yang keadaannya kini mulai membaik lagi.

"Kau lelah?" Jaemin bertanya, sedangkan Haechan mengangguk mengiyakan. Makanan apapun tak dapat ia telan dengan nikmat, sifat manjanya yang tidak bisa jauh dari Jaemin semakin membuat Haechan tak nyaman.

Hanya aroma Jaemin yang dapat meredakan mualnya, meski tak selalu. Karena ketika pagi, Haechan akan kembali merasakan perutnya terasa diremas-remas dari dalam yang mana membuat dirinya kembali memuntahkan isi perutnya yang sebenarnya kosong.
Perutnya benar-benar tak dapat menerima apapun kecuali ᅳ darah.

Jaemin yang akan meminumnya dan melesakkan cairan anyir itu pada mulut Haechan, kemudian akan ditelannya dengan senang hati. Rasa jijik pada awalnya kini tak ia rasakan, seakan sirna dan menghilang.
Hingga kemudian Doyoung datang ke dalam kamar keduanya, memeriksa tentang apa yang tengah dialami Haechan dengan bekal ilmu kedokterannya kala ia tinggal bersama manusia.

Wajah Doyoung seketika berubah pucat namun juga terdapat binar bahagia pada matanya, menatap wajah Haechan dengan pandangan lurus namun menenggelamkan.

"Kau ᅳ kau hamil Haechan-ie." Haechan melongo dibuatnya, namun kemudian pekikan yang tentu terdengar bahagia mengalun merdu. Tangannya mengalung pada leher Jaemin yang terduduk di sampingnya yang juga tengah memasang wajah bahagia sekaligus tak percaya.

Setidaknya mereka telah bahagia, kehadiran sosok keturunan vampir bangsawan yang ada di dalam perut Haechan tentu menjadi berita besar.

Ketua clan yang hampir menangis haru, Jaemin yang tidak mau melepaskan Haechan dan Doyoung yang membawa berita bahagia itu untuk ia pamerkan pada manusianya. Atau setidaknya mereka belum ingin memikirkan jika sesuatu yang besar justru tengah menanti mereka di masa depan.

 Atau setidaknya mereka belum ingin memikirkan jika sesuatu yang besar justru tengah menanti mereka di masa depan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Thank you kak Svarargus_ for this wonderful  story💕
_Don't forget to visit another book_

Run or Stay🔞 • JAEMHYUCK✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang