Siang ini Saka dan ketiga sahabatnya sibuk membersihkan apartemen yang berantakan seperti kapal pecah. Pasalnya mereka berempat semalaman membuat party kecil-kecilan karena Andi yang baru saja diterima oleh perempuan incaran nya sejak pertama kali masuk kuliah.
"Andi geblek! Ini botol mau taruh dimana bodoh?! Minum kok nggak kira-kira sih." Omel Gilang pada Andi. Andi pun hanya menanggapi omelan Gilang dengan tawaan garing nya.
"Sorry, sorry. Botol minuman nya biar gue aja yang buang." Jawab Andi.
Ya, diantara Saka, Yuda, Gilang dan Andi. Yang paling suka dan bisa meminum minuman keras hanya Andi saja. Bahkan, Andi bisa menghabiskan lima belas botol minuman keras dalam waktu tiga puluh menit.
"Guys bapak sama emak gue udah deket dari sini. Ayo-ayo burua di beresin!" Ujar Saka setelah melihat pesan dari mama tercintanya.
Andi, Gilang dan Yuda pun bergegas kembali membersihkan ruang tamu. Sedangkan Saka berjalan menuju dapur, kali ini Saka lah yang bertugas mencuci piring dan Gelas kotor.
"Aduh, bujang-bujang ku makin ganteng aja. Kecuali Andi! Andi, kenapa kumis nya nggak di cukur sih nak?" Ujar mama Vanya yang baru saja tiba di apartemen.
"A-anu ma, belum sempat. Nanti deh Andi cukur kumisnya sekalian mandi." Jawab Andi.
Mama Vanya menggeleng-gelengkan kepalanya. "No, no, no! Sekarang juga kamu ke kamar mandi. Ayo buruan!"
Andi pun beranjak dari duduk nya dan berlari menuju kamar mandi. Setelah kepergian Andi, mama Vanya menatap Saka, Yuda dan juga Gilang secara bergantian.
"Mama kenapa liatin kita bertiga gitu banget? A-abang jadi takut ma." Ucap Saka gugup karena tatapan mengintimidasi dari mama Vanya.
"Kalian berempat selama enam bulan disini nggak ketempat aneh-aneh kan? Misalnya ke diskotik gitu?"
"E-enggak. Kita nggak pernah ke tempat begituan ma. La-lagian juga ngapain kesana," jawab Saka gugup. Sedangkan mama Vanya semakin meyipitkan kedua matanya.
"Nggak bohong kan?"
"Enggak ma. Kita nggak bohong kok!" Balas Yuda.
"Baiklah, mama percaya sama kalian. Tapi awas aja ya, kalau sampai ada yang kasih tau mama kalau kalian pergi ke tempat seperti itu. Liat aja, semua fasilitas yang kalian punya sekaligus uang jajan kalian bakal mama hilangin selama nya!"
Saka, Gilang dan Yuda langsung menggelengkan kepala nya cepat. "Iya ma, kita janji nggak bakalan pergi ke tempat laknat itu." Balas Saka, Yuda dan Gilang secara bersamaan.
"Good boy! Ini baru anak-anak nya mama."
👦👦👦👦
"Abang, ayo ke tempat mbak Safila. Lion kangen banget loh sama mbak Safila ku telsayang."
Saka memutar kedua bola mata nya malas. "Mbak Safira nggak ada dikost nya dek. Lagi sekolah dia. Besok deh abang ajak kesini mbak Safiranya."
Rion menggeleng kepalanya cepat. "Nggak mau tau. Pokok nya Lion mau ketemu mbak Safila sekalang abang Saka jelek!"
Kedua bola mata Saka melebar setelah Rion mengatainya jelek. "Apa Rion bilang? Abang jelek? Oh oke, mulai sekarang abang gak akan pernah mau ajak keluar Rion lagi kalau abang lagi jalan-jalan sama mbak Safira!"
Tubuh Rion menegang di tempatnya. Kedua matanya mulai berkaca-kaca dan tak lama kemudian, tangisan Rion pun pecah.
"HUAAAAA ABANG JAHAT, ABANG NAKAL! LION BENCI ABANG!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Saka and Her Baby [HIATUS]
General Fiction(Follow dulu sebelum membaca. Thank you💕) . . . Wisaka Gandhi Winata. seorang mahasiswa jurusan bisnis tingkat pertama yang tiba-tiba saja menemukan bayi malang tepat di bawah tong sampah di area parkir apartemen nya. Saka bingung, haruskah ia mera...