Saka terbangun dari tidur lelapnya. Ia beranjak dari tempat tidurnya lalu berjalan menuju box bayi tempat tidur Dilan.
Saka yang masih mengantuk itu mengucek kedua matanya sebelum menggendong Dilan."Dilan kenapa? Mau minum susu?" Ujar Saka dan mengambil Dilan dari tempat tidurnya. Saka melebarkan kedua matanya karena Dilan malah semakin kencang tangisan nya.
Saka meletakkan Dilan di atas ranjang tidurnya, lalu membuka lilitan bedong bayi berwarna biru. Dan langsung saja aroma wangi yang membuat Saka ingin pingsan itu menguap dari tubuh Dilan.
Saka buru-buru mengambil masker di atas nakas. Lalu langsung di pakainya."Kok ya pup nya nggak besok pagi aja sih bayi? Sengaja ya mau ngerjain aku?" Gumam Saka sembari memebrsihkan pantat Dilan menggunakan tissue basah.
Setelah dirasa bersih, Saka merasakan hal aneh. Pasalnya, Dilan kembali tertidur setelah menangis kencang.
"Dih, tidur lagi? Cepet banget." Ucap Saka dan mulai memsangkan popok kain dan bedong baru pada Dilan.
Saka membersihkan kedua tangan nya pada baju nya. Ia menegakkan tubuh nya lalu menatap Dilan sambil tersenyum. Puas menatap Dilan yang kembali tertidur itu, Saka mengambil bedong popok kain yang telah dijadikan satu. Lalu, ia berjalan menuju kamar mandi guna menaruh bedong serta popok yang kotor di keranjang baju kotornya.
"Wih, perasaan baru kemarin cuci baju. Ini kok cucian numpuk lagi. Padahal kan gue jarang ganti." Ucap Saka bermonolog sendiri setelah melihat pakaian kotor nya yang kembali menumpuk.
"Besok deh sebelum ke kampus gue cuci dulu." Lanjut Saka dan berlalu keluar dari kamar mandi.
Sekembalinya Saka dari kamar mandi, ia merebahkan tubuhnya disamping Dilan. Saka menatap bayi lelaki yang tertidur lelap sembari tersenyum.
"Besok yang jaga kamu disini Safira ya. Aku sekolah dulu. Nanti, pulang dari kampus kita main-main bareng kalau kamu belum tidur." Ujar Saka lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Dilan. Saka mengecup singkat pipi Dilan. Setelah mencium pipi Dilan, ia mengambil selimut kecil berbulu halus lalu menutup tubuh mungil Dilan.
Saka melirik ke arah jam weeker. Jam sudah menunjukkan pukul 01.30 dini hari. Ia pun memutuskan untuk melanjutkan tidurnya.
******
"Haloo, yuhuu. Safira Kadita Putri datang membawa mbak yang akan membantu kita untuk merawat Dilan Aileen Winata." Ujar Safira.
"Kok sepi? Pada kemana sih?" Ujar Safira lagi sembari mengedarkan pandangan nya.
"Mbak Ayu duduk dulu ya. Aku mau panggil Saka dulu. Masih tidur kayaknya mereka." Ucap Safira. Sedangkan mbak yang bernama Ayu itu tersenyum kikuk lalu menuruti perintah Safira.
Safira tersenyum kearah mbak Ayu. Ia pun lalu berjalan menuju kamar Saka.
Sesampainya dikamar Saka, Safira melihat Saka yang masih tertidur sambil memeluk Dilan. Senyum Safira mengembang, ia pun kembali berjalan mendekati Saka."By, bangun. Kamu ada kelas kan hari ini?"
Saka mulai terusik. Ia merentangkan kedua tangan nya dan secara perlahan kedua matanya pun mulai terbuka.
"Ini jam berapa?" Tanya Saka dengan suara serak yang berhasil membuat Safira bergidik geli. Safira suka dengan suara serak Saka yang seperti ini.
"Jam setengah tujuh by."
Saka langsung terbangun dari tidurnya lalu ia menatap jam weeker yang berada di atas nakas di samping kanan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saka and Her Baby [HIATUS]
General Fiction(Follow dulu sebelum membaca. Thank you💕) . . . Wisaka Gandhi Winata. seorang mahasiswa jurusan bisnis tingkat pertama yang tiba-tiba saja menemukan bayi malang tepat di bawah tong sampah di area parkir apartemen nya. Saka bingung, haruskah ia mera...