3 👑

4.1K 486 5
                                    

Hari ini ibu suri ngumpulkan para ahli pedang dipelataran istana, ia akan memilih sendiri calon istri untuk Jungkook. Semua ahli pedang itu berbaris memanjang ibu suri berjalan melewati mereka semua, matanya begitu jeli menatap setiap inci penampilan para ahli pedang itu, ibu suri hanya bisa menduga-duga siapa yang kiranya si peramal itu maksud.

"buka hanbok kalian!" perintah ibu suri tegas.

"ta..tapi yang mulia?" pengawal han merasa perintah ibu suri terlalu fulgar untuk dilakukan didepan umum seperti dipelataran istana pasti dayang lain bisa melihat kejadian menghebohkan itu.

"ku bilang lepaskan hanbok bagian atas kalian" tegas ibu suri.

Meski merasa aneh dan bingung 20 orang pria itu menuruti perintah ibu suri. Mereka semua melepaskan hanbok bagian atas mereka hingga memperlihatkan dada bidang mereka.

Ibu suri kembali berkeliling dari mereka semua yang berkumpul tidak ada satupun yang sekiranya cocok menjadi istri Jungkook, benarkah yang dikatakan peramal itu ataukah dia hanya mempermainkan ibu suri?

Ibu suri merasa marah karena dari 20 orang yang berkumpul diistana tak ada satupun yang cocok menjadi istri Jungkook, ibu suri jadi meragukan ramalan si peramal. Ibu suri yang marah menyuruh si peramal datang ke istana dan memilih sendiri siapakah pemuda yang dimaksudkannya itu.

Beberapa saat kemudian si peramal datang atas perintah ibu suri, si peramal yang tuna netra itu berjalan memegang tongkat dengan lonceng diatasnya dia berjalan melewati setiap ahli pedang yang berdiri tegak dipelataran istana.

Setelah melewati semuanya dibantu oleh pengawal han, peramal itu kemudian berkata.

"dia tidak ada disini" ujarnya.

"jika pemuda yang kau maksud tidak ada disini, lalu dimana dia?" tanya ibu suri kesal.

"maksudku dia ada di kota ini tapi dia bukan salah satu dari mereka" menunjuk kearah 20 orang ahli pedang itu.

"pengawal han kau yakin sudah membawa semua ahli pedang kemari?" tanya ibu suri.

"ha..hamba yakin yang mulia tidak ada ahli pedang lain selain mereka" jawab pengawal han.

"kau salah masih ada satu, dan dia baru tiba" ujar si peramal.

"jika kau tau bisakah kau mencarinya?" tanya ibu suri pada si peramal.

"tentu hamba bisa tapi hamba tidak bisa sendiri"

"baiklah aku akan menunjuk dayang jang untuk membantumu mencari pemuda itu"

"baiklah yang mulia" si peramal tersenyum.

Hari ini juga dayang jang membantu si peramal berkeliling chosun, tapi chosun begitu luas apa bisa mereka mencari pemuda itu dalam satu hari?

***


Dilain tempat Taehyung terlihat sedang mandi air panas seorang diri dipemandian rumah kim. Terlihat beberapa gisaeng diam-diam mengintipnya mandi dari cela-cela jendela dan pintu.

"aigoo, tubuhnya benar-benar mulus aku tak pernah melihat tubuh pria semulus dia" bisik seorang gisaeng berhanbok hitam.

"kau benar, dari mana dia bisa mendapatkan tubuh tanpa bulu seperti itu?" ujar gisaeng lain.

"ne, lihat ketiak dan kakinya bahkan tak berbulu sama sekali" gisaeng berhanbok hitam membenarkan.

"puas kalian mengintipnya?!" tiba-tiba nyonya kim datang mengagetkan para gisaeng yang berdiri dibalik pintu.

"omo, nyonya" ke empat gisaeng itu tertunduk bersalah.

"lancang sekali kalian, mengintip keponakanku hah? Pergi kalian!" nyonya kim benar-benar marah.

"ne" ke empat gisaeng itu pergi dengan wajah tertunduk.

Begitu para gisaeng centil itu pergi nyonya kim masuk ke dalam pemandian itu.

Srekk

"maaf mereka memang suka begitu tae" nyonya kim membuka pintu lalu berjalan mendudukkan diri disamping kolam air panas itu.

"gwenchana, aku sudah terbiasa mendengar hal seperti itu, eoh bibi bolehkan aku pakai kudamu untuk jalan-jalan?" Taehyung yang setengah telanjang itu datang menghampiri bibinya.

"tentu saja boleh, kau mau bibi temani?" nyonya kim mengusap kepala Taehyung lembut.

"ani...aku bisa berkeliling sendiri" jawab Taehyung sembari tersenyum.

"baiklah, jika ada apa-apa kau tinggal bilang saja kau keponakan bibi, ne? Semua bandit di chosun pasti akan lari mendengar itu"

"benarkah? Apa semua bandit itu takut padamu?"

"ani, hanya saja kekasih bibi salah satu pejabat diistana begitu mereka berurusan dengannya dijamin besok pagi nyawa mereka akan terpisah dari jasadnya" jelas nyonya kim.

"eoh ne araseo"

"baiklah lanjutkan mandimu bibi mau keluar menemui tamu" nyonya kim berjalan meninggalkan Taehyung seorang diri.

Taehyung tersenyum sembari membasuh tubuhnya dengan air hangat yang ditaburi kelopak bunga mawar merah.


***


Di istana Jungkook terlihat sedang berjalan-jalan dihalaman belakang istana bersama pengawal dan dayang-dayangnya menikmati suasana disana. Sesekali senyum Jungkook merekah melihat burung-burung berkicau dipepohonan yang tertutup salju.

Dari ke jauhan jisoo menatap Jungkook yang terlihat begitu bahagia, dalam hatinya ia merasa iri dengan burung-burung itu karena burung-burung itu berhasil membuat Jungkook tersenyum meski ditengah kondisi dingin seperti ini.

Dari ke jauhan jisoo menatap Jungkook yang terlihat begitu bahagia, dalam hatinya ia merasa iri dengan burung-burung itu karena burung-burung itu berhasil membuat Jungkook tersenyum meski ditengah kondisi dingin seperti ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Puas memperhatikan Jungkook dari kejauhan jisoo kemudian berjalan pergi bersama rombongan dayangnya. Sementara Jungkook masih asik dengan dunianya sendiri.

"yang mulia diluar sangat dingin sebaiknya anda tidak berlama-lama diluar" saran jimin yang merupakan pengawal Jungkook.

"kau benar, kajja" Jungkook berjalan menuju kediamannya yang hangat dan nyaman.

"yang mulia sepertinya hari ini anda sangat ceria apa yang membuat anda seceria ini?" tanya jimin begitu sampai dikamar Jungkook.

"entahlah, kurasa energiku mulai pulih" jawab Jungkook.

"jika kondisi anda semakin membaik itu adalah berita baik untuk istana ini" puji jimin.

"ne, ah...hari ini aku merasa baik jadi aku ingin berjalan-jalan sebentar keluar, siapkan kudaku" perintah Jungkook.

"ne yang mulia" jawab jimin patuh.

Jimin bergegas pergi untuk menyiapkan kuda sementara Jungkook bersiap-siap menganti pakaiannya untuk pergi keluar. Ia tidak ingin berpakaian formal saat ia pergi keluar istana, akan sangat tidak nyaman baginya jika para rakyat melihatnya berjalan-jalan mengunjungi pasar dan tempat-tempat lain pasti mereka akan memperhatikannya lalu bersujud untuk menghormatinya, Jungkook tidak suka hal protokoler seperti itu, ia hanya ingin berbaur dengan rakyat biasa lainnya.














To be continued...
Yang mau comment jangan lupa klik 🌟 ya chinggu ^o^

PLAYING THE CROWNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang