31 👑

1.9K 226 14
                                    

Taehyung menggeliat bangun ia merasakan sebuah benda mengganjal dibagian selatannya, tak hanya itu ia juga merasakan areolanya dicubit dan dimainkan.

"yang mulia berhentilah mempermainkan hamba" rintihnya sembari mengeliat.

"aku mencintaimu tae chupp " Jungkook mengecup bahu telanjang Taehyung.

Taehyung semakin resah dibuatnya karena Jungkook semakin agresif mempermainkan tubuhnya.

"arkhh!!!....sstthhh....ahh...ahh...yang...eunggg...mulia...eoh...." Taehyung mendesah kala Jungkook melesatkan miliknya hingga ke titik terdalam.

"kau akan hamil lagi tae" bisiknya ke telinga Taehyung.

"hamba tau yang mulia" Taehyung menahan rasa perihnya.

Setelah semalaman menggempur Taehyung habis-habisan Jungkook akhirnya kelelahan dan tertidur pulas dengan tubuh penuh keringat sementara Taehyung tertidur dengan tubuh lengket terkena cairan putih kental milik Jungkook.

Sementara itu semalaman suntuk jisoo terjaga sembari memikirkan cara menyingkirkan Taehyung secepat mungkin dari istana.

"yang mulia anda bisa sakit karena begadang semalaman" ujar kepala dayang.

"aku tidak bisa tidur tenang selama jalang pria itu masih ada diistana ini" jawab jisoo dengan mata sebam dan bibir pucat.

"lalu harus bagaimana lagi yang mulia? Yang mulia raja sangat menyukainya kita bahkan tak bisa menyentuhnya barang sedikitpun" ujar kepala dayang.

"kurasa hanya dengan melenyapkan Taehyung, yang mulia raja baru akan sadar dan memandangku sebagai istrinya" ujar jisoo.

"lalu apa yang akan, yang mulia lakukan sekarang?" tanya kepala dayang.

"belilah racun paling mematikan dipasar gelap, racun yang tidak berbau, berasa dan berwarna" titah jisoo.

"baiklah yang mulia" kepala dayang lekas bergegas pergi.

Jisoo mengepalkan tangan sembari memukul meja tanda pelampiasan kemurkaannya.

⭕⭕⭕

Taehyung sedang menghabiskan waktu bersama kedua anaknya dipaviliun istana saat Jungkook datang berkunjung bersama rombongannya.

"tae" panggil Jungkook.

"yang mulia..." Taehyung tersenyum menyambut kedatangan Jungkook.

"kalian sedang bermain apa, hum?" Jungkook ikut bergabung bermain.

"yang mulia bukankah kau sangat sibuk?" tanya Taehyung.

"lalu?" tanya balik Jungkook.

"lalu kenapa kau kemari yang mulia?" tanya lagi Taehyung.

"aku hanya ingin melihatmu dan anak-anak kita bermain, apa tidak boleh?" jawab Jungkook.

"tentu boleh yang mulia" kata Taehyung.

Mereka tertawa dan bermain bersama kedua anak mereka dipaviliun istana, mereka bahkan tak sadar bahwa dari ke jauhan jisoo menatap penuh dendam dan iri pada keharmonisan mereka.

"kau harus mati ditanganku tae" monolog jisoo sebelum akhirnya pergi dari sana.

Menghabiskan waktu bersama layaknya sebuah keluarga tak pernah Jungkook rasakan sebelumnya karena aturan istana yang begitu ketat belum lagi ayahnya dulu terlalu sibuk dengan urusan istana hingga jarang berkumpul layaknya keluarga yang harmonis.

Kini Jungkook tau bagaimana rasanya berkumpul bersama keluarga, tertawa dan bermain bersama. Bermain bersama kedua anaknya membuat Jungkook bersemangat hingga terkadang lupa waktu sampai sang kasim harus mengingatkannya.

⭕⭕⭕

Taehyung dan Jungkook sedang menikmati makan malam bersama didalam kediaman Taehyung sempat terjadi keheningan disana sebelum akhirnya Taehyung memecah keheningan.

"eoh yang mulia ada noda disudut bibirmu" ujar Taehyung.

"eoh benarkah?" Jungkook hendak mengusapnya dengan tangan namun dicegah oleh Taehyung.

"andwae!" Taehyung lekas berteriak lalu mengambil sapu tangan miliknya dan menghapus noda disudut bibir Jungkook.

Jungkook menatap Taehyung lekat, terkadang Jungkook merasa bingung mengapa darahnya selalu berdesir panas saat memperhatikan Taehyung pada jarak dekat, terkadang ia juga tak mampu mengontrol hasratnya yang menggebu-gebu saat melihat lekuk tubuh Taehyung. Jungkook pun merasa sedikit aneh mengapa ia begitu tertarik pada Taehyung padahal sebelumnya ia adalah pria normal yang menyukai wanita.

Saat Taehyung sedang sibuk mengusap noda dibibir Jungkook tiba-tiba, Jungkook mendekatkan diri lalu mencium pria manis itu tepat dihadapan para dayang, pengawal dan kasim.

Chuppp

Taehyung terkejut namun tidak menolak ciuman Jungkook begitu lembut sampai Taehyung hanya bisa pasrah membuka bibirnya membiarkan bibir Jungkook membelah bibirnya. Suara kecipak terdengar jelas para dayang, pengawal dan kasim berbalik membelakangi mereka karena malu dan merasa adegan itu seharusnya tidak untuk konsumsi publik.

Ciuman itu berlangsung cukup lama sampai akhirnya Jungkook menyudahinya lelehan tali salivah yang panjang meleleh kaluar dari bibirnya.

Taehyung mengusap lelehan salivah di bibir Jungkook dan bibirnya.

"maaf, aku jadi agresif" pipi Jungkook bersemu.

"hamba mengerti yang mulia, mungkin hasrat itu sudah terpendam begitu lama jadi begitu ia muncul anda tidak dapat mengendalikannya" jelas Taehyung tersipu.

"kau benar, terkadang aku merasa seperti orang yang tersihir, aku juga bingung mengapa aku selalu ingin bermesraan denganmu, kau seperti candu bagiku" jelas Jungkook sembari menggenggam jemari Taehyung.

"kau tau orang goreyeo bilang kau seperti dewi kesuburan, tatapanmu dapat membangkitkan gairah para pria" puji Jungkook.

"anda berlebihan yang mulia" Taehyung menunduk malu.

"sungguh tae, setelah ciuman tadi pun aku belum bisa mengendalikan yang dibawah" Jungkook mengarahkan tangan Taehyung untuk menyentuh pusakanya yang menegang.

"setelah makan bisakah kita..." pinta Jungkook.

"ahh tentu yang mulia" pipi Taehyung memanas.

"kalau begitu kita selesaikan ini segera" Jungkook menghabiskan makan malamnya begitu pula dengan Taehyung.














To be continued...

PLAYING THE CROWNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang