27 👑

2.9K 352 13
                                    

Mereka mengikuti alur yang telah direncanakan jisoo seolah terjebak kedalam rencana besar mereka,Taehyung duduk didalam tandu sembari mengeratkan pedangnya, Jungkook duduk diatas kudanya sembari memperhatikan lingkungan sekitarnya, matanya mengedar untuk menemukan kejanggalan dan keanehan yang mungkin saja akan terjadi.

Para prajurit istana yang membawa tandu juga ikut ambil bagian dalam menjaga keamanan sang permaisuri agung.

Perjalanan sudah setengah jalan namun belum terlihat akan ada tanda-tanda penyerangan namun kewaspadaan mereka tak sedikitpun berkurang.

Keanehan baru muncul ketika mereka telah sampai ditujuan, terlihat sekelibat pria berpakaian serba hitam berlari bersembunyi menatap mereka. Jungkook menghunus pedangnya bersama beberapa prajuritnya.

"keluar kau!" pekik Jungkook.

"rupanya kau tau aku akan datang" Daniel keluar dari semak-semak menampakan diri dihadapan Jungkook.

"kau tidak akan bisa membawanya pergi" Jungkook memasang badan didepan tandu milik Taehyung.

"kalau hanya aku mungkin tidak akan bisa namun bagaimana kalau ini" Daniel memberi kode agar para prajurit miryang keluar dari persembunyian.

Para prajurit miryang itu mulai menampakkan diri, yang membuat Jungkook tercengang adalah jumlah mereka yang teramat banyak, seolah Daniel membawa seluruh rakyat miryang kesana.

Keringat dingin mulai membasahi dahi Jungkook ia tidak memperhitungkan prajurit yang akan datang sebanyak ini.

"ada apa yang mulia? Anda takut?" ejek Daniel sembari tersenyum remeh.

"bagaimana ini yang mulia?" tanya namjoon.

"jangan takut, tetap bertahan" jawab Jungkook.

"yakk, lawan mereka !" seru daniel.

"baik!" jawab para prajurit miryang.

Jungkook dan para prajuritnya bersiap-siap untuk menyerang, dalam pertempuran ini Jungkook hanya membawa prajurit terbaiknya yang hanya berjumlah 20 orang sedangkan Daniel membawa sekitar 35 orang bukankah ini tidak adil?

Suara gesekan pedang menggema disekitar kaki bukit, menandakan adanya pertempuran sengit yang tak terelakkan.

"serahkan Taehyung padaku dan masalah kita selesai" ujar Daniel.

"aku tidak akan menyerahkan Taehyung padamu, dia permaisuriku dia bahkan sedang mengandung anakku jadi menyerahlah akui kekalahanmu" ujar Jungkook.

"hah...br*ngs*k!!!" Daniel menyerang Jungkook bertubi-tubi.

Pertarungan ini menumpahkan banyak darah, banyak prajurit tewas mengenaskan hanya untuk melindungi permaisuri agung.

"nyawamu ada diujung pedangku sekarang" Daniel berhasil menodongkan pedangnya ke leher Jungkook.

"tidak akan pernah" jawab Jungkook tanpa rasa takut dimatanya.

Taehyung benar-benar takut sekarang ia tak bisa lagi hanya berdiam diri didalam tandu, setelah lama mendengarkan pertarungan sengit diluar sana Taehyung akhirnya memutuskan untuk keluar tak peduli meski ia bisa mati sekalipun.

"hentikan!" pekik Taehyung.

"tae?" Jungkook menatap Taehyung.

"cukup sudah, aku tidak tahan lagi, kau mengingikan aku? Kalau begitu lawan aku" Taehyung memasang kuda-kuda untuk melawan serangan Daniel.

"jika itu maumu baiklah" Daniel mengalihkan perhatiannya dari Jungkook dan bersiap untuk menyerang Taehyung.

Lalu mereka mulai bertarung Daniel melawan Taehyung.

Awalnya Taehyung berhasil melukai Daniel namun sesi berikutnya pedang Taehyung terjatuh dan ia terpojok ditepi jurang.

"menyerahlah aku tidak mau menyakitimu" ujar Daniel.

"aku lebih baik lompat sekarang dari pada kembali bersamamu" ujar Taehyung.

"tae, aku mencintaimu aku tak peduli meski kau mengandung anaknya saat ini" mata Daniel berkaca-kaca.

"aku tidak pernah mencintaimu, kau pria br*ngs*k, cuh" Taehyung meludah didepan Daniel.

"kalau begitu mati saja kau!" Daniel hendak menyerang Taehyung namun Jungkook berhasil menangkisnya dan kini justru ia yang terpojok dibibir jurang.

"matilah kau!!!" seru Daniel sembari menekan pedangnya.

Jungkook sempat bertahan namun pada akhirnya ia terjatuh.

"jungkook-ahh!!!" teriak Taehyung sembari memegangi perutnya yang tiba-tiba terasa sakit.

"dia sudah mati, tak perlu melawan lagi" Daniel menyeret lengan Taehyung membawanya pergi namun tak lama terdengar suara benda menancap.

Ternyata itu berasal dari pisau yang dibawa Jungkook, ternyata kaisar chosun itu berhasil bertahan, pria karismatik itu merangkak bangkit dari balik bebatuan jurang.

"merunduk!" serunya sembari melempar pisau ke arah Daniel.

Taehyung secara refleks merunduk sementara Daniel terpaku.

Jleb

Pisau itu menancap dipunggung Daniel namun pria itu masih bisa bertahan.

"kajja" Daniel masih saja menggandeng Taehyung pergi dan tak lama terdengar suara senapan.

Dorr

Sebuah peluru menembus jantung Daniel disaat yang tepat.

Pelaku penembakan itu tak lain adalah namjoon, namjoon berhasil selamat karena senapan yang ia bawa.

Darah merembes keluar dari dada Daniel, daniel menitihkan air mata, dadanya terasa sesak sekarang, ia bahkan merasa tubuhnya semakin dingin.

"kau harus ikut denganku" Daniel yang hampir mati berusaha menebas leher Taehyung.

Pedang Daniel berhasil menggores leher mulus Taehyung, Taehyung menyeka darah yang meleber keluar dari lehernya.

"hah" Taehyung menitihkan air mata.

Tak lama Jungkook yang berhasil naik keatas, berlari menghampiri Taehyung.

"tae!" Jungkook menopang tubuh Taehyung yang hampir terjatuh.

"yang mulia" wajah Taehyung memucat.

Daniel terkapar tak berdaya, mati setelah terkena timah panas dan berhasil menggorok leher Taehyung.

"tae bertahanlah aku akan membawamu pulang, jangan tertidur" Jungkook membopong Taehyung ke kudanya.

"yang mulia..." Taehyung menitihkan air mata.

"kau akan baik-baik saja, jangan pejamkan matamu" Jungkook menyobek hanboknya.

Menyeka darah yang terus mengalir dileher Taehyung sembari terus melajukan kudanya.

"yang mulia hamba mengantuk" ujarnya lirih.

"kubilang jangan pejamkan matamu!!!" teriak Jungkook sembari meneteskan air mata.

"yang mulia, a...aku...aku...kedinginan" bibir Taehyung memucat.

"bertahanlah kumohon" Jungkook mendekapnya sembari terus melajukan kudanya.

"anak kita" Taehyung mengusap perutnya yang masih datar.

"kau harus bertahan, aku tidak bisa hidup tanpamu, kumohon..." Jungkook mendekap Taehyung erat sembari menitihkan air mata.

Taehyung tersenyum getir dengan bibirnya yang pucat pasih.

"aku akan berusaha" tangan Taehyung yang lemah berusaha menyeka darahnya yang terus keluar dengan kain hanbok milik Jungkook tadi.

Perjalanan mereka cukup jauh, akankah taehyung berhasil selamat?




























To be continued...





PLAYING THE CROWNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang