six

853 135 55
                                    

"Bagaimana?" tanya Kanon.

Gadis dihadapannya memalingkan muka. "biasa saja."

Kanon memutar malas bola matanya. "kau ini tak bisa menghargai usaha orang lain ya?"

[name] menggeleng. "bukan begitu. Aku hanya ... tak mau dia melihatku begini."

Penampilan [name] layaknya gadis remaja sma biasa. Tak lebih.

Mungkin karena rambutnya yang diikat dua dan ditata rapi oleh Kanon, jadi dia tidak percaya diri untuk tampilannya yang sekarang.

Rasanya.

Terlalu Childish.

Disisi Kanon, gadis berambut pirang itu membulatkan matanya.

'Dia? Siapa?! [name] punya gebetan!! Langka banget ngab.' batin Kanon heboh sendiri.

•••

Prriit

Peluit tanda pertandingan telah usai. Sorak riang dan sedih bersatu memenuhi gymnasium Sendai.

Ada yang senang karena tim sekolahnya menang, ada yang sedih tim sekolahnya kalah.

Salah satu yang senang yaitu dari sisi Karasuno. Karena baru saja mengalahkan Shiratorizawa.

Setelah melakukan pertandingan dengan waktu yang terbilang tidak sebentar. Mereka melakukan pendinginan.

Begitu selesai dengan pendinginan lalu upacara penutupan, penyerahan piagam, piala dan medali, mereka berjalan keluar memasuki mobil.

"HINATAA-KUN!"

Teriakan seorang perempuan menghentikan sang empu yang akan memasuki mobil. Para senpai yang sudah masuk, melihat dari jendela.

Mata Hinata mengerjap bingung. Tak mengenali siapa kedua gadis dihadapannya.

Tapi mukanya terasa sangat familiar.

Terutama yang diikat dua rapi.

Saat kedua perempuan itu sampai.

Kanon berbisik pada [name].

"Semangat njedor nya. Bye bye." ucapnya lalu pergi meninggalkan sahabatnya.

"KUSO KANON!" teriak [name] tak terima ditinggal begitu saja.

"Are? [name]-san, kan?"

Yamaguchi yang menyadari duluan.

"HEEEEE?!" pekik Hinata terkejut.

Pemuda bersurai jeruk itu menoleh pada Kageyama.

"Apa?" tanya Kageyama.

"I-itu beneran [name]-chan?" Hinata bertanya balik.

"Iya." jawab Kageyama santai lalu menaiki bus. Disusul Yamaguchi dan Tsukishima yang masih diluar.

'Terlalu imut!' batin Hinata.

Muka Hinata perlahan memerah.

Gadis itu berjalan pelan mendekati Hinata.

Tangan kecilnya merogoh kantung tas. Mengeluarkan bungkusan kecil yang entah apa isinya.

"Sh-shoyo. Ini." [name] memberikannya. Mukanya merona hebat. Ragu melanjutkan ucapannya.

"S-selamat. Sudah masuk final. Dan...." [name] menggigit bibir bawahnya. "B-ber-be-be--"

"Hah? Barbeque?"

"Bukan! Ber-ber---"

"Beruang? Tapi disini gak ada beruang."

My Sunshine (Hinata Shoyo x readers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang