Jam setengah 8 Venti dan Xiao kembali perform lagi. Kali ini mereka memainkan lyre dan flute. Karna Xiao jarang nyanyi, setelah nyanyi 1x suaranya agak serak.
Mereka pun selesai dan kembali ke tempat nongki biasanya. "Jan lupa lunasin utang gua ya luc!" seru Venti sembari duduk di bangkunya.
"Ya. Makasih udah bantu gua, terutama Xiao. Kalo perlu duit ngomong gua aja."
Xiao merasa sungkan untuk ngutang. Bayangin aja si Venti sama Zhongli udah ngutangin Venti, Diluc kagak miskin apa?
"Nggak usah gapapa.. Btw Kak Ganyu sama Qiqi mana? Ketua OSIS sama adiknya juga.."
"Pulang. Kasihan adek-adeknya masih kecil.." jawab Kaeya. "OIYA! Xiao, gw sama Diluc jodoh yekan?!"
"Lo beneran percaya?" tanya Xiao sembari tersenyum. "Gw bercanda."
".....Asu."
flashback
"DILUCC! KITA JODOH LO!"
Diluc yang lagi berduaan sama Jean menatap Kaeya seolah-olah ngomong 'Gw geprek lo di rumah ajg.' dan Kaeya menatap Diluc dengan tatapan 'Ya maap.'
"Aku nyusul Lisa ke perpus ya luc.. Byee..." kata Jean sembari berdiri dari tempatnya.
Diluc langsung menendang Kaeya sampe jatuh. "Lo ngapain gangguin gw pkdt bgst. Mati lo ajg." kata Diluc sembari menapok Kaeya dengan gulungan karton di dekatnya.
flashback end
"Au ah goblok lo key." kata Venti sembari mengangkat dandelion wine nya. "Luc nambah dong!"
"...Itu gelas ke 3. Kita masih SMA gblk, ini aja gw jarang kasih biar lo ga kena masalah. Ga." kata Diluc sambil membersihkan gelas wine.
"Kamu kerja di bar, ga takut ?" tanya Zhongli. "Gw jarang jadi bartender. Cuma pas lowong doang."
"Enak aja! Gw kuat minum ya! Zhongli juga kadang minum kok."
".. Aku minum arak obat, lagian ga sampe mabuk.."
🥀
'Haishh.. Mana harus nugas lagi..' batin Xiao sembari jalan kaki ke apartemen nya. Zhongli menggendong Venti yang mabok.
"Kamu suka di sini?" tanya Zhongli untuk mencairkan suasana.
"Mayan."
" Yaudah, ayo cepet pulang.. Ambilin kunci kamarnya Venti gih, di tas bagian depan."
Xiao pun mencari kunci kamar Venti, tapi dia malah menemukan sesuatu yang lain.
'Amulet? Bukannya kukasih waktu SD ya?'
"Xiao? Kuncinya? Berat nih nggendong Venti.."
"Sorry-sorry." Xiao pun mengeluarkan kunci kamar Venti dan membuka pintunya.
Kamar Venti bernuansa biru tosca, dengan lonceng angin bambu di serambi kamarnya. Ada pengharum ruangan wangi vanilla dan oud wood, berasa seperti di alam. Tidak lupa boneka barbatos mini dan peliharaannya, dvalin.
"Jir Dvalin masih hidup? Bukannya terakhir sakit ga?" tanya Xiao sembari mengajak main Dvalin.
"Iya, sampe Venti mbolos 2 hari buat jagain Dvali.." kata Zhongli sembari tertawa saat mengingat Dvalin sakit.
Xiao hanya termenung, tak lama kemudian dia pamit ke Zhongli kembali ke kamarnya.
🥀
"Hah..." kata Xiao sembari menghela nafas, kemudian berjalan ke stasiun.
"Xiaoo! Tungguin dong!" seru Venti dari belakang. "Jir, mata lo kok sembab anjirt-"
"Lo sendiri? Bau parfumnya nyengat banget. "
"Hehe, biar ga bau amer.. Lo sendiri? Tumben-tumben mata lo sembab. "
Xiao kembali termenung dan Venti langsung mengerti. "Lo nggak salah, pulsek mau dengerin aku main flute?"
"Ya.."
🥀
"Lo habis nangis ngapain lah jir?" tanya Scaramouche sambil mengambil buku pr Xiao.
"Bukan urusan lo. Lagian siapa yang ngizinin lo nyontek pr?"
"Shtt kemaren gua call-an sama Mona sampe subuh, trus gua lupa kerja pr."
Xiao menatap Scaramouche dengan tatapan ngenyek dan alhasil mereka gelud di kelas.
"Woi pinjem pr matnya dong!" seru (y/n) sembari cepat-cepat menaruh tasnya dan membawa buku pnya.
"Ini Xiao minjemin!" seru Scaramouche, patner (y/n) masalah nyontek pr.
"Yoii, sankyuu Xiao! Oiya, bekalnya ambil aja di tas gw."
Xiao pun mengambil kotak bekal di tas (y/n). Bahkan sudah ada note di atas kotak bekalnya yang bertulisan 'Moga lo suka hehe..'
"Makasih.. Lain kali ingetin gw nraktir lo."
"Halah ga usah, lo minjemin pr udah jadi bayaran gua." kata (y/n) nggak enak an.
"Btw, nice voice. Lain kali skuy manggung bareng.."Xiao tersipu malu karna pujian (y/n). "Lo denger gw manggung sama Venti dkk?"
"Hehe iya, waktu itu gw mau belanja ke supermarket, trus ngelewati cafenya Diluc. Mau langsung pulang, tapi gw liat lo manggung, jadi berhenti bentar hehe."
"Lagian gua lebih seneng main flute daripada nyanyi. Lain kali gw yang ngiringin aja."
(Y/n) pun mengiyakan ucapan Xiao dan lanjut menyalin pr Xiao, sedangkan Scaramouche : lah Xiao bisa nyanyi?
🥀
Haii, maap telat uploud hehe. Masi belajar buat tes lisan kimia 😔 Mana kagak paham materinya :". Wish me luck ges.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝓡𝓮𝓭 𝓢𝓽𝓻𝓲𝓷𝓰
Fanfiction-Wherever you are, I will always find you - -I'm willing to protect you- . . . Xiao, salah satu orang yang mendapat kemampuan untuk melihat benang merah yang menunjukkan jodoh pada kelingking orang-orang sekitarnya. Sayangnya, dia tidak bisa mel...