Xiao pun menghentikan langkahnya dan kembali duduk di samping kasur Venti. "Lo kalo ga istirahat, makin parah.."
"... Temenin gw." kata Venti sambil menahan tangis. "Gw takut.."
Xiao pun menghela nafas dan tiduran di kasur Venti sambil main hp. "Dah gw temenin deh.."
Venti pun kembali tertidur, tetapi di tengah-tengah dia bangun lagi. "Xiao, gw takut.. " "Takut apa Ven?"
"Suara mereka.. Padahal gw sendiri juga kepaksa, tapi sampe sekarang gw dihantui makian ato tangisan mereka." kata Venti sambil kembali menangis. "Gw ga kuat."
".. Lo ada penerus kan? Kayak Zhongli sama Hu Tao?" kata Xiao sambil menaruh hpnya.
"Ada. Kalo Vanessa 12 tahun, gw bebas.." Sesudah membicarakan tentang penerus, Venti mengumpulkan keberanian untuk nembak Xiao.
Venti pun memposisikan badannya dan memegang bahu Xiao. "Xiao. Gw suka sama lo."
".. Hah?"
"Gw suka, sukaaa banget. Dari senyum lo, sikap lo, sampai kebiasaanmu. Aku suka semuanya..."
Xiao menoleh ke tangannya, dan benang di kelingking Xiao mulai pudar. "Ven, gw tau. Tapi gw harus minta maaf, sorry gw udah ngerubah takdir kita."
"Udah gw duga.. Lagian gw bercanda kok. Makasih dah nemenin, byee!" kata Venti sambil kembali mengambil selimutnya. Xiao dengan perasaan bersalah pamit keluar dan kembali ke kamarnya. Setelah keluar dari kamar Venti, benang di kelingkingnya hilang.
'Lah kok ilang?'
🥀
Karena merasa bersalah, Xiao bermaksud membuatkannya pie apel untuk Venti. Sekalian mbangunin Venti. Tapi setelah membuka kamarnya, tidak ada siapa-siapa di sana. Hanya ada Dvalin di sana.
"Ven? Lo di kamar mandi?" kemudian dia membuka pintu kamar mandinya dan tidak ada siapa pun. 'Di kamar Zhongli kali ya..'
"Xiao? Tumben ke sini?" di balik Zhongli, masih ada Childe yang berbalut perban.
"Yo!" Xiao pun bercerita tentang Venti yang hilang dan kejadian sebelumnya. "Venti kena hanahaki?"
"Hanahaki?" tanya Xiao menanggapi jawaban Childe.
Zhongli menjelaskan tentang penyakit hanahaki dan cara menyembuhkannya. Xiao hanya diam mendengarkan penjelasan Zhongli.
".. Trus gw sekarang harus apa?"
"Lo tinggal bales perasaannya Venti, atau lo suruh dia operasi. Gw denger dari xiansheng lo suka Venti kan?"
"Itu dulu.."
"Bentar-bentar, jodohkan cuma 1. Tapi kok lo bisa ganti dari Venti ke (Y/n)?"
Xiao pun mulai story telling✨
Flashback (Xiao POV)
"Xiaoo!" panggil Venti dengan sekuntum bunga qingxin.
Aku menoleh ke arah Venti dan menghentikan larinya. "Nanti jatuh.."
Venti hanya tertawa melihatku. "Nih! Aku ambil Qingxinnya buat kamu!" katanya sambil menyodorkan sekuntum qingxin.
"Um.. Makasih." kemudian benang tersebut tersambung diantara aku dan Venti. Karna aku masih belum mengerti, kutanyakan perihal benang tersebut. "Ven, di kelingkingmu kok ada benangnya sih?" Saat itu juga benang merah itu hilang.
Flashback end
"Bentar bentar, berarti kalo lo ngomong perihal benang itu, yang bisa lihat sama jodoh nya langsung ga berjodoh? Trus sampe sekarang lo bisa liat benangnya Venti?" tanya Childe mulai serius.
"Ga.. Sampe sekarang gw merasa bersalah sama Venti, atau (Y/n).."
"(Y/n)? Kok bisa (Y/n)?"
"Jadi gw liat ada 2 jenis benang, yang pertama yang memang jodoh dari lari, atau benang yang lama-lama kebentuk. Nah waktu SMP gw liat kalo Venti sama (Y/n) itu udah ada benang samar-samar."
"Tapi suatu hari, gw liat benangnya gada. Gw tanya lah ke Venti. Nah kata doi dia putus, tapi gamau ngasih tau alesannya. Trus gw papasan sama Hu Tao di sekolah, katanya Venti suka sama gw."
"Nah gw syok kan, ya seneng, tapi gw juga sedih. Dengan kata lain kan gw udah buat orang sampe g berjodoh.. Nah pas gw ketemu (Y/n) langsung, benang gw sama (Y/n) muncul saat itu."
"Bentar, kata orang jodoh kan ga kemana-mana, nah kok Venti sama (Y/n) bisa berubah?"
"Benang yang samar itu bisa hilang kapan aja.."
Mereka bertiga pun kembali diam dan melanjutkan kegiatannya masing-masing. "Tang, lo g sekolah?"
Childe hanya tertawa monyet. "Gw kemaren habis ada misi di Mondo sama Scara, jadi gw hari ini mbolos. Baru slese jam 5 subuh. Jadi gw mau tidur." "Btw kalian ga sekolah? Kurang 20 menit lagi bel lo.." Zhongli dan Xiao pun ngepot pake seragam dan berangkat secepat kilat.
'SAMPEE!' batin Xiao di depan kelas sambil ngos-ngos an. Scara yang melihatnya tertawa terbahak bahak.
"HAMPIR TELAT YA LO AOWKWKWK!"
"Scara bangsat!" kata Xiao sambil melempar penghapus di pinggir meja. Kemudian Barbara menegur mereka karna ngomong kasar.
"Lo ga mbolos? Kek Tatang tuh.."
"Kagak lah, gw kan anak teladan."
"Haish kak Scara teladan darimana? Kerjaannya cuma pacaran sama kak Mona.." komen Bennet dari meja Fischl.
"LO JUGA PACARAN SAMA FAISAL!"
🥀
KAMU SEDANG MEMBACA
𝓡𝓮𝓭 𝓢𝓽𝓻𝓲𝓷𝓰
Fanfiction-Wherever you are, I will always find you - -I'm willing to protect you- . . . Xiao, salah satu orang yang mendapat kemampuan untuk melihat benang merah yang menunjukkan jodoh pada kelingking orang-orang sekitarnya. Sayangnya, dia tidak bisa mel...