1.5

2.4K 349 96
                                    

"Tumben bawa bekal?" tanya Zhongli sambil makan Pile 'em up. Kali ini dia bawa dompetnya, kesambet apa? Mana saya tau.

"Dibuatin (y/n). Kayaknya sih enak.."

"Kak Xiao!" sapa Bennet dengan Razor.

"Hmm.." kata Xiao sambari melambaikan tangannya, kembali menyapa Bennet.

"Jir lo kenal?" tanya Venti binggung.
'Mana mungkin Xiao bisa kenal adkelnya, mana di Mondstadt lagi.'

"Ya kagak lah, emang dia siapa?"

"Kan dah gua bilang.. Yang pake plester di hidung itu bennet, kalau yang ada luka di pipi itu Razor." jelas Kaeya. "Kayaknya mereka tau lo gara-gara kemaren deh. Seinget gua ada Bennet, Razor sama 2 orang lagi di meja pojok."

"Btw katanya kelas 3 ada anak baru ya?"

"Iya, mana dateng-dateng ngelabrak Aether.. Syok anaknya jir."

Kaeya pun bercerita tentang Dainsleif yang tiba-tiba mendatangi Aether saat dia masuk ke kelas 3.

"Padahal aku cuma mau ngasih lembaran surat astagaa.. Ternyata temennya Lumine, mana tiba-tiba ndatengin.."curcol Aether. "Dah gitu Venti sama Kaeya ketawa paling keras. Makasih Zhongli dah nutuk kepala Venti."

Zhongli cuma mengacungkan jempolnya dan lanjut makan.

"Surat apaan dah? Kelas gw belum dikasih.." tanya Xiao.
'Bekalnya (y/n) enak juga..'

"Katanya bentar lagi ada festival Latern Rite. Anak Mondstadt suruh buat laporan buat tugas sejarah, nanti kalian yg dari Liyue pas festival Wind Bloom yang buat laporan."

"Hmm di Mondstadt tugasnya lebih mumet ya.. Kalo di Liyue disuruh ekspedisi ke tempat-tempat bersejarah di Liyue. Yakan Xiao?"

"Iya, mana gua waktu itu gua kebagian gua di Sal Terrae. Dah gelap, curam lagi.." kata Xiao sembari mengingat-ingat pengalamannya di Sal Terrae. "Dah gitu Keqing hampir jatuh, untung ga sampe luka parah."

"Oiya? Aku denger akhirnya guanya ga dijadiin tempat ekspedisi lagi ya?" tanya Zhongli.

"Gatau, gua nggak ngikut beritanya."

Istirahat pun selesai dan mereka kembali ke kelas masing-masing. Saat Xiao kembali, dia sudah mendapati surat tersebut ada di mejanya. Tanpa pikir panjang, dia membuka surat tersebut.

"Ga sabaran banget jir." komen Scaramouche sambil menghabiskan pentol terakhirnya.

"Bacot." Xiao pun membuka suratnya dan membacanya dalam hati.
'Jir berarti gw bebas dari tugas pas Latern Rite? Lumayan lah bisa molor.. Kalo Mondstadt nanti terpaksa gw ikut.'

"Pas Latern Rite, lo balik Liyue atau netep di sini " tanya (y/n) nimbrung dengan mereka.

"Balik Liyue. Jujur aja gua males ke Latern Ritenya." kata Xiao jujur, tapi ekspresi (y/n) berubah dari semangat menjadi lesu. "Kalo lo maksa gapapa sih.."

"Sip, ketemuan di depan Liyue ya! Kenalin juga lah temen-temen lo.." pinta (y/n). "Lo join kagak?"

"Gua juga mau ketemuan sama anak Liyue. Kenal Tartaglia?"

"Jir pala oren sialan itu? Ngeselin bat. "

"Tau tuh, anak sarap. Btw ini laporan nya suruh ngapain jir? Dokumentasi foto atau makalah? Tapi kalo makalah, suruh sejarahnya atau gimana?"

"Kan pernah dijelasin pe'ak."

Tak lama kemudian, mereka pun gelud lagi.

"Udahlah, masa ga bosen tengkar mulu? Kayak gaada kerjaan aja.." komen (y/n) sambil makan kripik kentang. "Emang Tartagila namanya siapa aja sih?"

"Pfft.. Tartagila katanya." kata Scaramouche dan Xiao menahan tawa.

Sedangkan di Liyue..

"Jir gw ngerasa ada yang ngetawain gua.." kata Childe sembari merinding dan merasa kesal.

"Bacot, cepet kerja bagian mu! Enak aja daritadi ngechat sama Zhongli. Kerja!" kata Keqing ngamuk.

Kembali ke Mondstadt..

"Ya jadi, pala oren itu namanya ada Childe, Tartaglia, sama Ajax. Trus yang kita buat-buat ada pala oren sama dompet Zhongli." jelas Xiao.

"Jan lupa gila gelud sama bucin Lumine. Fatui boi juga." tambah Scaramouche.

"Fatui?" tanya (y/n).

Scaramouche sebagai salah satu pentolan Fatui menjelaskan. Fatui adalah salah sagu organisasi yang memberikan beasiswa secara cuma-cuma, asal mereka setelah kuliah akan bekerja untuk Tsaritsa.

"Lah kalau misalnya kabur setelah kuliah bisa?"

"Ya bisa, bisa jadi buron. Lagian Tsaritsa bakal ngelakuin apapun biar aset pentingnya ga ilang. Kalo lo tetep gamau, bisa-bisa ditangkep mafia."

"Mangkanya gua males deket-deket sama pala oren itu.." kata Xiao sembari menyilangkan tangannya. "Btw, ini jamkos atau gimana? Kok gaada gurunya?"

"Nah mangkanya dengerin pe'ak!" balas Scaramouche. "Suruh belajar mandiri, guru kelas 2 sama 3 ada rapat."

Taklama kemudian hp Xiao berbunyi dan dia langsung membaca isi chat tersebut

Taklama kemudian hp Xiao berbunyi dan dia langsung membaca isi chat tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Xiao pun keluar kelas untuk menemui Venti dan yang lainnya. "Ke mana?" tanya Scaramouche.

"Kantin." "Join.. Gw laper." kata Scaramouche bangkit dari duduknya. "(Y/n) ikut kagak?"

"Nggaak. w mau molor." kata (y/n) sembari tidur di gabungan 3 kursi di belakang kelas.

🥀

"Wew.. Moga sekolah gini terus ya!" kata Venti sambil nyemilin sate.

"Iya, cuma kalau gini terus kapan pinternya?"

"Aelah Zhongli kaku amat!"

"Hoii! Ikut pulang dong!" seru (y/n) dari jauh.

"Oiya li, kita kan masih ada kerkel. Xiao kamu temenin (y/n) pulang ya!" kata Venti sembari mengambil jalan lain untuk pulang.

"Wew.. Skuy Xiao!" seru (y/n) sembari menarik tangan Xiao.

𝓡𝓮𝓭 𝓢𝓽𝓻𝓲𝓷𝓰 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang