1.11

1.3K 208 40
                                    

"Btw, jangan dibunuh tolol. Yang bersihin mayatnya siapa woy?" kata Scara sambil menggetok kepala Tatang.

Venti mengambil hpnya dan menelpon seseorang. "Hmm. Ya ya, koordinat tempatku. Ok.."

"Nelpon siapa?" tanya Xiao sambil membenarkan posisi belatinya.

"Anak buah ku lah. Lo kira kita bisa beresin mayatnya? Si Tatang sih asal nembak.. Lagian lo bawa pistol ke sini?"

"Kalian juga bawa aja lo. Tuh Venti, Xiao. Tebak an gw Zhongli bawa belati juga kan?" kata Childe sambil menyembunyikan pistol nya di balik coat nya. "Kalo Scara mah musti bawa. Memang sarap.."

"Dah skuy mbalik.. (Y/n) nanti khawatir tuh."

"Mayatnya dibiarin?" tanya Zhongli sambil menunjuk bos treasure hoarder yang sudah tergeletak.

"Iya, anak buah gw dah ke sini kok."

🥀

(Y/n) menunggu mereka berlima di depan gerbang Mondstadt dengan wajah khawatir. "Lo pada gapapa kan?"

"Gapapa tuh. Si Tatang ngasih duitnya, trus kita kabur aowkwk!" kata Scara dengan tawa terbahak-bahak. "Harusnya lo liat mukanya Tatang pas duitnya habis!"

(Y/n) pun jatuh ke dada Xiao dan menangis disana. "Gw takut lo pada kenapa-napa goblok.."

"Gapapa kok. Scara memang suka cari masalah.." kata Venti sambil puk-puk (Y/n). "Ah tolol ah punya temen suka gelud semua.." (Y/n) pun menenangkan dirinya dan mengusap air matanya. "Yud skuy ke tempat nya Diluc."

'JUALANKU!' batin Xiao panik.

🥀

"Ohh Xiao. Gimana kelilingnya?". Mengabaikan perkataan Diluc, Xiao sudah mencari jualannya dia. "Sans, udah abis semua kok. Ini hasil jualannya." kata Diluc sambil memberikan sekantong besar mora. "Itu kira-kira ada 100k mora, lengkapnya tanya mas Charles tuh."

Charles pun menjelaskan total penghasilan dari almond tofunya Xiao. Kira-kira dia dapet 120k dari jualan hari ini.

'Dahlah next time gw ga jualan..'

Hari-hari festival pun berjalan dengan lancar dengan diselingi tugas sosial maupun jalan-jalannya mereka.

H terakhir festival

"Kaeyaaaa! Mana amerku?" kata Venti gembira. "Diluccc, adek lo njanjiin amer 3 botol lo!"

"Iya-iya gw tau. Ambil aja di belakang. Doi masih ngurusin OSIS."

Venti pun membuka dapur dan mengambil 3 botol dandelion wine eksklusif nya. "Eh mas Charles. Boleh minta apelnya nggak?"

"Astaga mas Venti, nanti saya dimarahin mas Diluc lagi.."

"Venn.. Awas lo malak mas Charles."

Venti pun batal malak apel, jadinya pesen pai apel 1. Mending gw keluar uang 5k dari pada buat Diluc marah -Venti

"Eh minum skuy?" kata Venti sambil membuka botol amernya.

".. Ga lo hemat apa?"

Mengabaikan perkataan Zhongli, Venti langsung menuang amer di gelasnya. "1 buat sekarang, 2 lainnya buat kapan-kapan!"

"Lagian lo ga kurang umur apa?" tanya (Y/n) dengan muka batu.

"Hmm.. Gw sama Zhongli 18, Xiao 17."

Kemudian Childe juga menambahkan umurnya dan Scaramouche. "Gw 17, trus Scara 18. Cukup kan?"

"Dahlah, SKUY NGAMER!"

Tak lama kemudian 1 botol sudah Venti habiskan sendiri. "H-hoy nggak ada yang mau mberentin Venti?" tanya Xiao sambil menunjuk Venti yang sudah menyanyi nggak jelas. Untungnya karna Venti maruk, Childe dan Scara hanya agak tipsy. Ga sampe semabuk pas ultahnya Xiao.

"TAR TAR TARGLIA LOVER OF SHEZNAYAN QUEEN. THERE WAS A CAT THAT REALLY WAS GONEE!"

Diluc dah kena mental sejak Venti tipsy.

"TAR TAR TARGLIA SNEZNAYAN'S GREATEST LOVE MACHINE. IT WAS A SHAME HOW HE CARRIED ON!"

Kaeya dan Rosaria cuma nontonin dari belakang. Ga mau ikut ikut kalo Diluc ngamuk. Yang lain cuma nontonin Venti nyanyi Rasputin (to be precise, it's Tartaglia.)

Sudah jam 11 dan Venti udah mulai ketiduran. (Y/n) pulang dulu karna ga boleh pulang malem-malem. Tatang sama Scara ada kerjaan, tinggal Xiao sama Zhongli di sana.

"Untung besok libur... Xiao bantuin bawain tasnya Venti dong.."

Akhirnya mereka mau nggak mau nggotong Venti sampe apartemen.

"Ven.. Kunci lo yang mana?"

Venti tetap tertidur, jadi mau nggak mau Xiao mencoba satu-satu kuncinya. Poor Xiao :" Kemudian Zhongli menaruh Venti di kasurnya.

"Ughh.." Venti mulai bangun dari tipsy beratnya. Tiba-tiba Venti terbatuk-batuk dan melihat darah di tangannya bersama beberapa kelopak bunga Qingxin.

"Qingxin?"

Venti lari ke kamar mandi dan memuntahkan isi perutnya. Xiao memberikan obat pereda sakit kepala dan segelas air.

"Duluan ya Ven.. Next time jangan abisin 1 botol.." kata Zhongli sambil memukul kepala Venti pelan.

Tak lama Zhongli pergi, Xiao pun ikut pamit pulang. "Duluan ya Ven.."

"Bentar."

𝓡𝓮𝓭 𝓢𝓽𝓻𝓲𝓷𝓰 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang