Kemudian Xiao melihat jamnya sebentar dan berpamitan pulang lebih awal. "Ga makan bareng dulu?" tanya Diluc. "Nope. Gw pass dulu, ada latihan."
"Latihan?" "Gw atlet lompat galah. Tahun ini ada kejurnas, gw ikut."
Mereka semua ber-oh ria dan berpisah di sana.
🥀
"So.. Gw perlu pulang ke Inazuma sekitar 3 hari." kata Scara sambil membereskan barang-barangnya. Karna Mona masih handle klub astrologi, Scara dan (Y/n) pun pulang bersama.
"Hee? Bentar lagi ada pts, lo ga keteteran apa?" Scara menghembuskan nafasnya panjang. "Lo lupa kalo gw Harbinger? Gw disuruh ke sana."
"Lo inget Signora, lulusan IPA tahun lalu? Gw bareng dia berangkatnya."
(Y/n) dan Scara berbincang-bincang sampai berpisah di pertigaan. "Bye boncel!"
"Bgst."
Sorenya Xiao datang dan membawakannya makan malam untuk mereka berdua. Tak lupa membawa jajanan favorit (Y/n) di tangannya. Xiao memencet bel kamar 737 itu dan menunggu pemiliknya keluar.
"Xiaoo! Lo udah selesai latihan?" sapa (Y/n) sambil menerima pemberian Xiao.
"Udah. Makan malem?"
Xiao pun masuk dan meletakkan makanannya di meja. "Lo belajar?" katanya sambil melihat kertas dan buku yang berserakan di meja itu. "Iyaa! Cuma gw ga mudeng. Jadi tadi kutinggal mandi dulu, trus lanjut belajar.."
"Sejarah Inazuma?" katanya sambil mengangkat rangkuman milik (Y/n). "Iyaa! Cuma gw gaenak aja minta tolong.." Xiao berinisiatif untuk membantu pacarnya dalam belajar. Karna Zhongli sedang senggang, maka dia datang ke apart (Y/n) sekitar jam 6.
(Y/n) membukakan pintu dan kaget melihat Baal dan Venti ikut di balik Zhongli. Kalau Venti sama Zhongli sih gapapa, tapi auranya Baal yang nyeremin itu lo..
"Nih temen lo yang minta diajarin sejarah Inazuma?" kata Baal sambil melihat (Y/n).
"Makasih kak Raiden Shogun sudah mau ngajarin sejarah ke saya.." Baal melihat bukunya sekilas dan mulai mengajari. Tak disangka penjelasan Baal mudah dipahami dan cepat dimengerti. "Wuihh bisa gitu! Makasih teh.." kata (Y/n) tanpa sadar.
Baal pun tersenyum melihat ulah (Y/n). "Aduhh Sorry-sorry! Kak Raiden maksudnya.." "Panggil teh Ei gaapa." Venti memasang muka smug, Baal pun langsung mengjitak doi. Ngeselin katanya. "Anyway. Kalian udah baikan? Semenjak penyusupan mereka?"
"Gw sadar kalo gw salah.. Cuma gw curiga sama Fatui. Gw denger mereka ngerencanain sesuatu?" "Haish.. Fatui lagi Fatui lagi." kata Venti sambat.
'Mending gw tutup mulut masalah Scara sama Ka Signora..' batin (y/n).
"Gw denger Kuni juga ikut." "Kuni?" tanya semua orang di ruangan itu. "Iya. Kunikuzushi. Temen kalian Scaramouche itu nama aslinya Kunikuzushi."
"Lah anjir si boncel Scara tuh? Beda banget perawakannya sama Teh Makoto atau lo.." "Teh Ei punya kakak?" Akhirnya Baal menceritakan kisah keluarganya.
"Gw sama Makoto itu kembar. Ortu gw kan maunya yang mimpin Inazuma itu laki kan, akhirnya Kuni lahir. Tapi masalah kepemimpinan sama nilai , Kuni masih dibawah gw sama Makoto. Akhirnya Kuni dianggep anak gagal, doi bahkan dicampakan sama ortu kita. Cuma gw sama Makoto yang ngurus Kuni."
"Pas gw pulang sekolah, kayaknya waktu SMA deh.. Kuni sama bapak gw tengkar, sampe Kuni ditampar juga. Makoto udah minta Kuni tetep tinggal, tapi dia tetep pergi dari rumah. Hari itu hari besar waktu kita dikirim ke Khaenriah sama Makoto. Hari itu juga Makoto nggak ada."
(Y/n) terdiam mendengar kisah dibalik Dinginnya Raiden Shogun. Bagi mereka yang sudah masuk di dunia itu, kehilangan seseorang sudah biasa. Xiao, Venti, dan Zhongli hanya mendengarkan sejak tadi. Zhongli pun ikut buka suara. "Kataku Ei sebagai Raiden Shogun yang sifatnya dingin dan ga berperasaan itu bentuk perlindungan diri dan wujud dari Kak Makoto.." "Ya.. Dari awal Makoto yang lebih cocok memerintah Inazuma."
"Teh Ei jangan bilang gitu dong! Teteh cocok kok, kalau memang salah ya normal. Namanya juga manusia salah langkah kan? Teh Makoto pasti bangga Teh Ei bisa majuin Inazuma!" kata (Y/n) sambil memeluk Baal. Sebagai balasannya, Baal mengelus pelan kepala (Y/n) dan berterima kasih atas pujian dan semangatnya.
Melihat jarum jam sudah ada di angka 8, mereka pun pulang dan berpamitan ke tuan rumah.
" Ga makan dulu? Tadi gw beli makan malem kebanyakan." Akhirnya sebelum pulang, mereka menyempatkan makan bersama. (Y/n) memeriksa kulkasnya dan membungkuskan Almond Tofu sebagai ganti jasa Baal. "Nih buat Teh Ei! Katanya Venti teteh suka makanan manis, tadi aku bikin almond tofu kebanyakan!"
"Thank youu! Next time shopping bareng yuk.." kata Baal sambil memeluk (y/n). "Boleh deh!"
🥀
"
Lah katanya Scara sama Signo doang yang ikut, kok lo juga? Mana minta ditemenin lagi!" seru (Y/n) nggak terima. "Ih plis lahh! Gw gada temen di sana, serah lo mau ngajak siapa deh!"
(Y/n) pun menyetujui permintaan childish Childe dan mengajak Xiao, Venti, dan Zhongli. Tapi karna Zhongli ada tugas presentasi, jadi skip dulu.
"Kalian pake baju ini, coat sama bawahannya ganti juga. Topengnya jangan lupa dipake." kata Childe sambil memberikan 3 seragam Fatui ke teman-temannya. "Kenapa ga pake baju biasa aja? Tsaritsa atau Harbingers ada di kapal ini?"
"Lo mau temen lo dicap pengkhianat gara-gara bawa musuh ke kapal sendiri? Bawahan yang lain juga curiga kalo lo pada ikut, dan gw bisa dilaporin." "Bukannya lo bersumpah buat ga mengkhianati Tsaritsa ya?"
Childe pun terduduk dan menghela nafasnya panjang. "Gw ga bakal mengkhianati kalo dia ga ngebuang gw. Awal gw masuk Fatui sebetulnya karna gw ngerasa belum puas sama kemampuan yang gw punya.. Kalo gw dijodohin sama putri nya Abyss Construction, kan gw harus keluar dari Fatui." Childe merebahkan tubuhnya di kursi se pw mungkin." Gw cuma seneng di bagian perjodohan sama Lumi.. "
"Lo tetep di sini? Ga balik Snezhnaya?" tanya Xiao sambil nyomot makanan Childe. "Nggak, ngide sih gw kuliah di bisnis. Di Minlin situ.." Kemudian Xiao tersenyum sedikit dan membalikkan badannya ke arah lain.
"E CIE XIAO SENYUM!" "IH MASA? KANGEN AKU YAA?" seru Venti dan Childut mengganggu Xiao.
"Bacot."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝓡𝓮𝓭 𝓢𝓽𝓻𝓲𝓷𝓰
Fanfiction-Wherever you are, I will always find you - -I'm willing to protect you- . . . Xiao, salah satu orang yang mendapat kemampuan untuk melihat benang merah yang menunjukkan jodoh pada kelingking orang-orang sekitarnya. Sayangnya, dia tidak bisa mel...