Suasana di kantin sekolah saat jam makan siang memanglah sangat ramai dan karena alasan inilah terkadang Jungkook malas untuk sekedar makan siang. Ia benci mengantri saat mengambil menu makan siangnya apalagi kalau harus berdesakan dengan orang lain saat ia sedang makan.
Harusnya orang-orang di sekolah ini cukup tahu diri dan memberikan ruang yang luas bagi Jungkook karena di sekolah ini ia memiliki status yang berbeda dengan murid-murid lainnya. Semua fasilitas yang di dapatkannya di sekolah ini terbilang cukup istimewa, berada di kelas 1 dan semntara yang lainnya di kelas 3. Jadi tentu saja semua fasilitas yang ia dapatkan disini merupakan kualitas terbaik.
"Aku dengar baru- baru ini kau memecat Pak Daniel ya, apa benar begitu?" ucap Namjoon sambil menunjuk wajah Jungkook menggunakan sumpit makannya. Kejadian seperti Ini sebenarnya bukanlah hal yang baru bagi Jungkook mengingat selama pria itu bersekolah disini sudah ada lebih dari 8 orang guru yang terpaksa harus mundur atau bahkan di pecat dari jabatannya. Itupun alasannya kadang tidak masuk akal atau justru hanya karena masalah sepele saja.
Jungkook benci kesalahan, perilaku buruk ataupun tindakan semena-mena guru terhadap murid namun ia sama sekali tidak pernah menyadari jika hal-hal itu pernah ia lakukan baik dalam keadaan sadar maupun tidak. Jungkook menyukai kesempurnaan dan tidak ada satupun yang boleh berada di dekatnya jika itu adalah orang yang cacat dalam hal tindakan atau mental sekalipun.
Jungkook benci melihat kerusakan. Jadi bukan hal yang baru lagi jika seorang Jeon Jungkook merupakan orang yang begitu gemar gonta ganti barang mewah, bahkan tidak jarang barang yang sudah tidak ia gunakan lagi akan ia bagikan ke teman- temannya tapi jika kerusakan barang itu cukup fatal maka tong sampah depan rumahnyalah akan menjadi pilihan terakhirnya. Yah, ini semua berkat kekayaan dan juga kekuasaan yang di miliki oleh ayahnya, Jeon Yunho.
"Asal kau tahu saja, aku tidak mungkin memecat orang sembarangan jika ia tidak membuat sebuah kesalahan. Dan aku rasa kebiasaan jelek yang sering ia lakukan itu akan membawa dampak buruk bagi reputasi sekolah ini. Dia baru saja melecehkan..." ucapan Jungkook terputus kala ia menyadari apa yang baru saja hendak ia katakan. Tidak, mana mungkin ia melakukan semua ini hanya karena siswa miskin itu, lagipula apa keuntungan yang akan ia peroleh jika membantu Jimin, tidak ada bukan?
"Aku sempat beberapa kali mendengar rumor tentangnya tapi aku tidak menyangka jika ia benar-benar melakukannya. Kau tahu bukan jika Pak Daniel memiliki image cukup baik di mata anak-anak. Apa yang di katakan oleh orang bijak memang ada benarnya, jangan menilai orang dari luarnya saja. Seperti halnya barang, kadang kita membelinya karena hanya merasa tertarik pada tampilan luarnya saja tapi setelah melihat isinya maka kekecewaanlah yang akan kita dapatkan. Harga memang tidak selamanya menjamin kepuasan kita terhadap kualitas barang." Namjoon yang merasa bangga dengan ucapannya sendiri lantas membusungkan dadanya ke depan. Semoga saja kali ini Jungkook akan mengakui kebijaksanaan dirinya dalam hal berbicara. Sexy brain adalah julukan yang pantas untuk Namjoon.
Jungkook merasa bersyukur karena setidaknya Namjoon tidak menanyakan hal yang lain padanya. Bisa gawat jika ia sampai tahu hal yang sebenarnya, mau di taruh dimana wajah tampannya ini. Dan juga apa yang baru saja sahabat karibnya itu katakan memanglah benar adanya tapi kenapa di saat Jungkook memikirkan hal itu hanya ada wajah Jimin di dalam kepalanya.
Jungkook rela melakukan kegiatan apa saja agar ingatannya tentang wajah Jimin yang kecewa di hari itu menghilang dari dalam pikirannya. Memangnya seberapa besar efek pria mungil itu sampai membuat Jungkook harus memikirnya selama berhari-hari?
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIRST LOVE
Fanfictionsejak kecil Jimin telah banyak memperoleh perlakuan tidak mengenakkan dari orang- orang di sekitarnya dan karena Hal itulah ia tumbuh dengan penuh kebencian di dalam hatinya. Hanya ada satu orang yang ia percayai di dunia ini, orang yang kemungkina...