Misson'2

5 1 0
                                    

Matahari menyulut pagi, Bianca mulai bersiap untuk pergi ke sekolah tentunya.
Setelah sarapan, Bianca pergi ke sekolah bersama dengan Barra.

"Ca, lo jangan lupa misi lo hari ini ya" Bianca termenung sejenak, ia bingung apakah memang ia harus meneruskan misi ini atau berhenti saja.

"Hmm, iya bang"

Akhirnya hanya keluar kata seperti itu saja dari mulut Bianca.
Sesampainya disekolah, Bianca terpisah dengan Barra. Ia mulai membuka list misi nya hari ini, ia harus memberi sarapan pagi untuk Fabian.

"Hufft, semangat Ca lo pasti bisa!"
Dengan sedikit gugup, Bianca melangkahkan kakinya menuju kantin sekolah dan ia lupa untuk menaruh tas nya di kelas.

"Bi, aku beli roti coklat sama susu vanilla nya ya bi" pinta Bianca pada seorang penjaga kantin.

Penjaga kantin itupun memberi pesanan yang disebutkan oleh Bianca dan dengan senang hati ia menerima pesanannya yang diberikan oleh penjaga kantin tadi.

Setelah mengambil pesanannya, Bianca berjalan santai di lorong sekolah menuju kelas Fabian. Ia memang sengaja tidak ke kelasnya dulu karena pasti akan memakan waktu.

"Semoga aja gue gak kena tolak lagi"

Bianca terus menguatkan dirinya agar dapat berbicara pada Fabian. Sampai dikelas Fabian, Bianca dengan hati hati meminta izin untuk masuk kedalam kelas itu.

Setelah mendapat izin, Bianca pun masuk lalu menghampiri bangku Fabian.

Disana terdapat Fabian yang sedang asyik berkutat dengan musik dan catatan nya. Entah itu catatan apa tapi dari jauh lebih terlihat seperti gambaran ketimbang dengan catatan.

"Kak, permisi" ucap Bianca dengan hati hati berusaha sesopan mungkin pada targetnya ini. Fabian hanya menoleh lalu menatap Bianca dengan tajam. Sebelumnya Bianca memang sudah memperkirakan hal ini akan terjadi. Fabian memang orang yang hemat dalam berbicara.

Tak mau membuang waktu, Bianca pun langsung menaruh makanan yang tadi ia beli tadi di meja Fabian.

Fabian yang melihat perlakuan Bianca barusan hanya mengerutkan dahinya.

Untuk apa ini? Jangan jangan ada maksud lain.

"Ini buat kakak" Bianca memasang cengiran kudanya agar tak terlihat gugup.

"Hah?" Fabian membuka sebelah headset nya lalu mengalihkan pandangannya pada mata Bianca yang indah itu. Bianca gugup sekali karena tatapan yang dilemparkan Fabian itu tertuju untuk dirinya.

Ia pun menunduk lalu memindahkan beberapa helai rambutnya ke belakang telinga.

"Mal!"

Bianca terkejut lalu menatap Fabian yang masih ditempatnya. Ternyata tatapan itu bukan untuk dirinya. Bianca pun mencari cari siapa yang dipanggil Fabian. Tak lama dari itu datang seorang lelaki tampan, sepertinya lelaki ini yang dipanggil oleh Fabian tadi.

Sungguh Bianca sangat malu karena sudah terlalu percaya diri pada tatapan Fabian tadi.

"Napa, Yan?" Tanya lelaki tersebut yang kini berdiri disamping Bianca.

"Rejeki buat lo" Fabian menunjuk dengan matanya pada makanan yang diberi oleh Bianca tadi.

Bianca membulatkan matanya, tak percaya dengan mudahnya Fabian memberikan makanan yang seharusnya untuknya malah untuk oranglain. Bianca mendengus saat lelaki itu dengan polos menerima makanan tadi lalu pergi dari tempat mereka.

"Loh? Kak!" Bianca sedikit menggertak untuk meluapkan rasa geramnya pada Fabian.

Lelaki itu dengan tenangnya memasang kembali earphone yang ia lepas tadi, lalu mulai memainkan ponselnya tanpa memperdulikan Bianca.

Fabian [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang